Jia tidak bisa tidur semalaman karena mengkhawatirkan Jaemin. Seperti pesan Yuta sebelumnya, gadis itu benar-benar ada di kamar Jaemin dan menjaganya semalam suntuk. Jia duduk di kursi dengan wajah mengantuk sambil menatap Jaemin yang tertidur.
Kedua kelopak mata indah itu tiba-tiba saja terbuka. Menampakkan mata sayunya yang membuat Jia ingin menangis saat menatapnya.
"Kenapa tidur disitu ? " Suara Jaemin terdengar sangat rendah, khas orang bangun tidur.Lelaki itu menepuk sisi kosong di ranjangnya lalu menarik tangan Jia mendekat.
"Badanmu pasti sakit kalau tidur sambil duduk."
Jia tidak membantah, gadis itu mengikuti kemauan Jaemin dan berbaring membelakangi Jaemin di atas kasur single yang sempit ini.
"Kenapa kamu ga bilang kalau sakit?" Suara Jia bergetar. Jaemin tau gadis itu pasti menangis semalaman karenanya.
"Maaf. Aku cuma ga mau kamu merasa kehilangan seandainya aku mati di meja operasi."
Jaemin menarik tubuh Jia semakin mendekat ke arahnya lalu menyelimuti tubuh mereka berdua. Tangan Jaemin memeluk Jia dari belakang dan menyalurkan hawa hangat dari tubuhnya.
"Jeno yang kasih tau kamu?"
Jia mengangguk pelan. Meskipun dia kesal dengan keputusan Jaemin yang memilih mencampakkannya, tapi Jia tidak akan menyalahkan lelaki itu sekarang. Jia tidak ingin berdebat dengan Jaemin dan ingin fokus merawat lelaki itu.
"Maaf." Suara Jaemin yang lirih terdengar menggelitik di telinga Jia. Gadis itu kembali mengangguk.
"Iya."
Ini masih jam 3 dini hari. Tidak ada percakapan lain di antara mereka setelah itu. Jia pikir Jaemin kembali tertidur karena nafas lelaki itu terdengar teratur. Tapi tampaknya Jia salah. Lelaki itu bukan sedang tidur. Dia hanya mencoba menenangkan gejolak aneh dalam dirinya.
Dan Jia baru merasakan keanehan itu ketika ada sesuatu yang keras menusuk bokongnya di bawah sana.
"Jaemin!!"
Ahh.. iya, Jia lupa. Jia tadi hanya membungkus Jaemin dengan handuk saat dia pingsan. Karena panik Jia langsung berlari mencari bantuan tanpa memakaikan apapun di tubuh Jaemin.
"Hmm..? "
"I-itu..."
"Dia merindukanmu."
Nafas Jia tercekat dan seluruh bulu-bulu di tubuhnya meremang seketika. Jaemin menciumi tengkuk Jia dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Hey.. jangan aneh-aneh, kamu lagi sakit."
"Iya aku tau. Makanya jangan banyak bergerak."
"Aku ambilin baju ya? " Tawar Jia. Dia sama sekali tidak berani menoleh ke arah Jaemin. Tapi Jia bisa merasakan kepala lelaki itu menggeleng di belakang tengkuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Order | NA JAEMIN
FanfictionChenjia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan jatuh cinta lagi, dan dia tidak akan menangis karena laki-laki lagi. Dia akan menjadi wanita independen yang tidak butuh laki-laki. Tapi sialnya takdir tak pernah berada sejalan denga...