Jia baru menyadari dampak dari perbuatannya kemarin di kantin rumah sakit. Gadis itu malu setengah mati saat seluruh staff bergunjing ketika dia lewat.
Gosip pun mulai berhembus dengan kencang, bahkan aroma kebusukan dari berita simpang siur itu sudah tercium sampai ke sudut terpencil rumah sakit.
Ada yang bilang Jia merebut Jaemin dari Karina hingga Karina melabraknya kemarin, ada juga yang bilang Jaemin selingkuh dengan Jia.
Aahhhh... Ini tidak adil, kenapa hanya dia yang mendapat rumor buruk sementara Karina tidak. Padahal jelas-jelas gadis itulah antagonisnya disini.
Jia berjalan menunduk dengan satu tangan menutupi wajahnya. Gadis itu menempelkan id card pada mesin scanner sebagai absensinya hari ini lalu buru-buru berlari menyusuri lorong.
Jia terus mengumpat di sepanjang lorong karena jarak departemen IA dan lobby begitu jauh. Rasanya sangat tidak nyaman berjalan di tengah orang-orang Yang menatap penuh intimidasi.
"Hey... Duel yang bagus kemarin nona Zhong. Lain kali kalau mau duel ajak gue ya, gua bakal jadi suporter nomor satu Lo." Ten merangkul pundak Jia lalu menarik turunkan alisnya.
Jia yang moodnya sudah hancur sejak pagi menepis tangan Ten dengan kasar.
"Ga usah sok akrab sama gue. "
"Oh.. ayolah Jia kita kan teman... Mm.. tapi ngomong-ngomong...." Ten merangkul Jia lagi dan mendekatkan gadis itu padanya. Laki-laki berwajah cantik itu sempat melirik kekanan dan kekiri untuk memastikan lorong yang mereka lewati sepi.
"..... Lo beneran jadi selingkuhan dr.Na? "
Jia mendorong tubuh Ten dengan kasar lalu memukul lengannya hingga Ten meringis.
"Enak aja, Karina tuh yang pelakor. "
Jia berjalan pergi dengan langkah menghemtak, meninggalkan Ten yang masih berdiri di tempatnya.
Pos perawat terlihat lengang hari ini. Yuqi belum datang sementara Yeri tertidur dengan kepala di atas meja.
"Pagi Yeri." Sapa Jia. Gadis itu mengangkat kepalanya dan Jia bisa melihat kantung mata Yeri yang berlapis-lapis.
"Oh God, what happen?" Tanya Jia. Yeri menghela nafas berat.
"Seorang odgj melahirkan semalam, dia kesakitan dan marah-marah tanpa henti sampai dini hari. "
"Poor you." Jia menepuk kepala Yeri.
Jennie datang tidak lama kemudian. Wanita itu menatap Jia sebentar lalu kembali melihat ponselnya.
"Yuqi ga masuk hari ini. " katanya.
"Kenapa?" Jia dan Yeri bertanya bersamaan.
" Lagi diare katanya. Jadi nanti ada anak koas yang bantuin Jia disini tapi dia datang siang."
Sift Yeri akan berakhir 10 menit lagi. Okey, selama tidak ada pasien yang akan melahirkan Jia pikir semua akan baik-baik saja.
Jennie kembali ke UGD karena ada panggilan darurat lalu Jaemin datang ketika Yeri meninggalkan tempat. Lelaki itu awalnya tidak bicara apapun, dia duduk di kursi milik Yeri dan membaca jadwal operasinya di komputer.
Jia juga tidak berniat menyapanya lebih dulu. Tidak ada maksud lain, Jia hanya merasa enggan.
"Aku denger kemarin kamu bertengkar sama Karina di kantin." Jaemin bicara tanpa mengalihkan tatapannya dari layar monitor.
Jia tau cepat atau lambat Jaemin pasti mendengar berita ini. Gadis itu menghela nafas, malas sekali rasanya untuk menjawab.
"Hmm..."
"Kamu tau setiap pekerja disini harus memiliki etika?"
Jia langsung melirik Jaemin dengan wajah kesal.
"Maksudmu aku ga ber-etika?"
Jaemin akhirnya menghentikan kegiatannya di komputer lalu sedikit memutar tubuhnya menghadap Jia.
"Semua orang yang ga bisa mengendalikan emosinya dan bersikap ga profesional di tempat kerja itu ga ber-etika."
Okey.. Jia benar-benar kesal sekarang. Alis gadis itu sudah menyatu dengan rahangnya yang mengeras.
"Jadi maksudmu aku harus diam saja saat Karina menyerang ku? "
"Bukan begitu."
"Iya okey, dokter punya nama yang lebih tinggi di atas perawat. Bahkan saat hal seperti ini terjadi perawat yang di sebut ga ber-etika sementara dokter disebut korban. Oke aku paham. " Jia berdiri dengan mata berkaca-kaca. Ucapan Na Jaemin benar-benar melukai perasaannya.
Gadis itu melepaskan nametagnya lalu membantingnya dengan kasar di meja.
"Aku pikir mama benar, lebih baik aku pulang ke China karena ga ada yang menghargai profesiku disini. Aku akan urus surat pengunduran dirinya besok."
Yuhuu~ lama ga up 😅👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Order | NA JAEMIN
FanfictionChenjia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan jatuh cinta lagi, dan dia tidak akan menangis karena laki-laki lagi. Dia akan menjadi wanita independen yang tidak butuh laki-laki. Tapi sialnya takdir tak pernah berada sejalan denga...