Jaemin baru saja tiba di rumah sakit setelah 3 hari dia absen. Lelaki itu berjalan perlahan di lorong dan sempat berhenti beberapa kali untuk melihat sekumpulan pasien anak-anak yang sedang bermain di taman rumah sakit.
Lelaki itu tersenyum sendiri. Melihat tingkah anak-anak membuatnya jadi sedikit terhibur.
"Kemarin cuti?"
Jaemin menoleh kebelakang dan menemukan Chenle yang berjalan ke arahnya.
"Iya. Ada yang harus dilakukan di rumah." Jawab Jaemin.
Chenle tersenyum dan entah kenapa Jaemin merasa tersinggung dengan senyuman Chenle yang terkesan meremehkan.
"Enak ya, habis nidurin kakak gue terus ngilang gitu aja sama cewek lain."
Dahi Jaemin langsung membentuk kerutan vertikal. Lelaki itu memutar tubuhnya untuk menatap Chenle.
"Cewek lain?"
"Dr. Karina. "Chenle memperjelas itu.
"Aahh.. itu, gue pergi sama Karina karena dia dokter anak, kemarin anak gue sakit."
Chenle menatap intens mata Jaemin seolah ingin memastikan jika lelaki itu tidak berbohong.
"Apa hubungan Lo sama dr. Karina?"
Jaemin kembali menatap lurus kedepan. Memperhatikan taman dan segala hal yang ada di dalamnya. Lelaki itu menarik nafasnya dengan tenang dan menjawab,
"Ga ada."
Chenle memutar tubuhnya ikut menatap ke arah taman. Keduanya sama-sama diam selama beberapa saat sampai Chenle kembali berujar.
"Kakak gue hamil." Katanya.
Jaemin langsung menoleh dengan wajah terkejut.
"Apa??"
"Gue yakin dia ga suka tidur sama sembarang cowok. " Chenle kembali menatapnya. Chenle terkesan menuduh Jaemin meski tanpa ungkapan tersirat namun tatapan lelaki itu menjelaskan semuanya.
"Tolong jangan bikin kakak gue trauma lagi. Dia udah cukup menderita karena perasaannya sendiri."
Jia berdiri lemas di depan wastafel. Gadis itu baik-baik saja sebelumnya tapi semuanya berubah ketika dia sadar kalau dia hamil. Seolah tubuhnya baru saja menerima sugesti-sugesti aneh tentang segala hal yang berhubungan dengan kehamilan.Jia mual, hidungnya sangat sensitif bahkan ketika mencium bau sabun mandi. Gadis itu juga kesulitan makan karena semua makanan baunya berubah menjadi menjijikkan.
Sudah 30 menit Jia di toilet, dia muntah hanya karena sepotong biskuit.
'kalau begini terus gimana mau kerja.' batinnya.
Jangankan merawat orang sakit, merawat dirinya sendiri saja Jia kuwalahan.
"Jia.."
Jia menoleh pada suara berat yang memanggilnya dari luar. Jia yakin dia masuk ke toilet wanita, namun Na Jaemin dengan seenaknya menerobos ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor's Order | NA JAEMIN
FanfictionChenjia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan jatuh cinta lagi, dan dia tidak akan menangis karena laki-laki lagi. Dia akan menjadi wanita independen yang tidak butuh laki-laki. Tapi sialnya takdir tak pernah berada sejalan denga...