Chapter 18

3.8K 418 40
                                    

"Chika, please kita perlu ngomong"

Karena mobil taksi yang membawa Chika tak kunjung berhenti membuat Zee meminta sang ojek memepet pada posisi sang supir taksi

Zee mengetuk kaca mobil tepat pada posisi supir taksi, "pak berhenti pak"

Supir taksi tampak bingung dan meminta persetujuan Chika yang duduk dikursi belakang, "gimana mbak?"

"lanjut aja pak jangan berhenti" sebenarnya Zee tidak salah apa-apa tapi Chika rasanya belum bisa mengobrol dengan Zee sekarang

Zee tidak menyerah masih berusaha, "pak ayolah pak berhenti"

Supir taksi yang merasa tak enak menurunkan kaca mobilnya, "maaf mas, mbaknya nyuruh lanjut"

"itu istri saya pak, saya perlu ngomong sama dia"

Chika seketika menengok ke arah Zee yang baru saja menyebutnya sebagai istri

"tapi mbaknya gak mau mas"

"ayolah pak, bantu saya. Berhenti dulu, saya perlu ngomong sama istri saya"

"tapi mas"

"saya bisa laporin bapak loh, udah bawa kabur istri saya"

"ih jangan dong mas"

"ya makanya berhenti dulu pak"

"gimana nih mbak?"

Chika menghela nafasnya pasrah, "Ya udah berhenti aja pak"

Zee bisa bernafas lega ketika supir taksi menepikan mobilnya, ia pun meminta ojek yang dinaikinya untuk berhenti. Zee segera membayar ongkos ojek dan segera menghampiri taksi yang membawa Chika

Zee masuk ke dalam taksi, "pak, anter kita ke Jl. Atlas ya" ucap Zee

"gimana mbaknya?" tanya supir taksi kepada Chika

"iya pak"

Zee menengok Chika yang tertunduk disebelahnya

Tanpa kata, Zee mendekati Chika dan merangkulnya. Tak lupa pula mengelus rambutnya.

Zee dan Chika sampai di kawasan apartemen

"kita ngobrol di dalem ya" ucap Zee

Chika diam menatap Zee, "kamu percaya kan sama saya?" tanya Zee lagi dan Chika hanya mengangguk

Zee dan Chika duduk bersebelahan di sofa yang terdapat di apartemen milik Zee

"apa yang kamu pikirin Chik?, kenapa tadi malah pergi, kenapa gak bantah ucapan lala sama sekali?" tanya Zee lembut pada Chika

"kata-kata dia udah terlanjur bikin aku sakit hati, kayaknya mulut aku gk akan sanggup buat debat sama dia. Aku emang terlalu cengeng buat hal kayak gitu"

"tadi seharusnya kamu lawan aja dia, gak perlu khawatir ada saya yang pasti siap bantu kamu"

Chika menatap Zee sejenak dengan mata yang berkaca-kaca, "apa semua orang di kantor mikir yang sama kayak Lala, Zee?"tanya Chika

"maksud kamu?"

"Lala tadi kan bilang dia udah denger semua tentang aku?, artinya ada karyawan lain yang gosipin aku?. Apa semua orang berpikir kalau aku itu cewek murahan,cewek gak bener, Jalang kamu dan papa kamu?" bibir dan suara Chika bergetar, air matanya pun jatuh tidak mampu tertahan lagi

Zee menghela nafas sejenak sebelum menjawab perkataan Chika,"omongan Lala gak usah terlalu kamu pikirin. Dia itu licik. Bisa aja dia cuma mengada-ngada. Aku yakin kok orang kantor gak ada yang nganggep kamu kayak gitu"

Diam Diam Suka (ChikZee) END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang