"Chik, yuk naik!" Dengan takut-takut Zee mengajak Chika naik ke mobil yang kini ada dihadapan mereka. Chika hanya diam tanpa kata, sepertinya dia marah. Tapi walau begitu, Chika tetap bersedia masuk ke dalam mobil yang kemungkinan adalah mobil baru milik Zee
Zee dan Chika duduk bersebelahan di dalam mobil, dengan suasana yang hening. Zee belum menjalankan mobilnya dia justru menatap Chika yang kini tak balik menatapnya. Tatapan Chika tampak kosong, lurus ke depan, aura dingin, kesal, dan kemarahan terpancar disana.
"Maaf.....!" Ucap Zee memecah keheningan
Chika menghela nafas
"Maaf mulu, tapi terus diulangin!. Biar apa sih Zee, biar apa nyembunyiin semuanya dari aku. Kamu mau liat ketulusan aku?, kamu pikir aku bakal ninggalin kamu karena profesi kamu?. Segitunya kamu gak percaya sama aku?"
"Gak gitu Chik"
"Halah udahlah, selalu aja kamu tuh diem-diem nutup-nutupin banyak hal dari aku. Apa lagi Zee, apa lagi yang masih kamu sembunyiin ke aku?"
"Chik, aku gak bermaksud bohong. Bahkan hari ini aku udah niat mau jujur soal kerjaan aku"
"Stop Zee, stop!. Aku udah gak tau cara percaya sama kata-kata kamu lagi. Aku cape dibohongin, aku ngerasa kamu kurang ngehargain aku"
"Chika aku...."
"Let's take a break"
"Chik, please dengerin dulu"
Zee ingin memegang tangan Chika, namun dengan cepat Chika menepis, "enggak Zee, aku udah gak bisa. Aku mau pulang sekarang!"
"Dengerin aku dulu ya, sebentar"
"Enggak, kayaknya kita harus masing-masing dulu. Biar bisa saling introspeksi"
"Chik apa sih kok jadi gini, ini masalah kecil doang"
"Iya kecil buat kamu. Kebohongan kecil yang terus-terusan. Kamu itu gak bisa langsung jujur ke aku tuh kenapa sih, dari mulai perasaan kamu ke aku dulu, masalah masa lalu kamu, Lala, dan Arman,laporan Arman ke polisi, masalah Fiony dan Naomi, sampe sekarang masalah kerjaan kamu aja kamu gak langsung jujur. Kamu jujurnya nunggu kalo aku udah tau sendiri dulu Zee. Selalu gitu. Aku mau kita break dulu Zee. Tolong renungin apa yang jadi kesalahan kamu!"
"Tolong kasih kesempatan aku jelasin ya"
"Enggak sekarang Zee, aku perlu waktu sendiri. Aku mau pulang sekarang"
Chika hendak membuka pintu mobil namun tangan Zee menahannya, "pulangnya aku anter ya, please!"
Chika menatap lelah pada Zee, "ya udah, tapi cukup anter aja. Gak perlu ngomong apa-apa lagi, aku gak mau denger!"
Zee mengangguk setuju. Sepanjang perjalanan keduanya benar-benar diam seribu bahasa, 30 menit berlalu dengan hening hingga sampai dimana keduanya tiba di pekarangan rumah Chika
"Inget pesan aku, tolong renungin apa yang jadi kesalahan kamu. Jangan hubungi aku dulu sekarang"
"Sampe kapan?" Tanya Zee
"Sampe aku nemu solusi untuk kelanjutan hubungan kita. Kita masing-masing dulu sekarang"
Zee sebenarnya tak paham apa yang Chika maksud dengan masing-masing dulu itu,hanya sementara atau putus selamanya???. Tapi melihat Chika yang tampak emosi dan menahan tangis sudahlah Zee mengalah saja. Ia menyetujui, mungkin Chika ada benarnya. Zee harus merenung dan intropeksi diri. Dan membiarkan Chika memiliki waktu untuk dirinya sendiri.
Usai mengantar Chika pulang Zee memilih untuk langsung pulang juga ke apartemen miliknya.
Di malam hari usai bersih-bersih, Zee mendengar ada yang memencet bel apartemennya. Zee tampak bingung siapakah yang malam begini datang bertamu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Diam Suka (ChikZee) END ✔
FanfictionKetika 2 orang pendiam dipertemukan apakah yang akan terjadi? Diam? ya Diam Tapi dicerita ini Diam bukan sekedar Diam alias Diam Diam Suka ????❤️ Chikzee area 18+