Chapter 48

3.9K 440 23
                                    

Mobil milik Zee terus melaju entah kemana tujuannya. Chika juga makin bingung kemana Zee akan membawanya. Dari tadi Zee masih diam tanpa melihat kearahnya

"Mau kemana sih mas?" Chika memberanikan diri untuk bertanya karena ini bukan arah pulang ke tempat tinggal mereka

"Katanya mau punya anak, mau buat dimana? hotel mana? Sebut aja!" Ucap Zee dingin tanpa melihat ke arah Chika

"Kamu marah? Kalo emang terpaksa ya udah gak usah!" Kesal Chika menangis

Cittt.......

Zee menginjak rem secara mendadak. Untung saja kawasan ini sepi.

Zee menghadap Chika

"Aku gak pernah suka denger kata-kata terpaksa. Aku pikir, kamu adalah orang yang paling ngerti aku. Ternyata salah, kamu justru orang yang paling sering berprasangka buruk sama aku" Ucap Zee terlihat marah dengan mata yang berkaca-kaca

Chika masih menangis, melihat Zee yang marah dengan wajah memerah begini membuat Chika makin meneteskan air matanya

"Chika aku sampe bela-belain nyekap papa supaya gak ngancurin acara pernikahan kita. Aku sampe berantem sama papa karena pertahanin hubungan kita. Aku sampe ribut sama Arman demi belain kamu. Walau waktunya mepet aku usahain pernikahan kita tetep bisa mewah biar gak ngecewain kamu. Aku yang tiba-tiba persiapin pernikahan kita supaya bisa bawa kamu sama mama kamu ke Lebanon. Sesayang itu aku sama kamu. Tapi kamu dengan entengnya nuduh aku terpaksa nikahin kamu?. Sakit banget rasanya dituduh gitu Chik"

Chika tak menyangka kali ini Zee sampai meneteskan air matanya

"Jelasin makanya biar aku gak mikir kemana-mana!" Ucap Chika dengan nada yang mulai melunak

"Kamu kan tau masalah aku itu banyak banget. Waktu itu aku mutusin kamu dan kamu gak mau. Padahal aku cuma mau fokus perbaiki hidup aku dulu. Biar kamu gak cape ikut dalam permasalahan aku. Tapi karena kamu gak mau ya udah aku usahain tetap pertahanin hubungan kita. Liat sekarang kamu nangis lagi karena aku. Chik liat kamu nangis aja aku ngerasa bersalah. Gimana kalo kita punya anak disaat aku belum selesai dengan permasalahan-permasalahan aku. Aku gak mau perhatian aku kurang buat anak kita nantinya. Aku mau punya anak saat masalah aku bener-bener beres. Ngelibatin kamu dan mama kamu dalam masalah aku aja itu udah beban buat aku Chika. Aku pikir setelah masalah om Candra kelar ya udah beres. Tapi sekarang malah ada lagi masalah papa. Maaf banget kalo aku belum bisa jadi suami yang ngasih kamu kebahagiaan" Zee tertunduk menangis sesenggukan

Baru kali ini Chika melihat Zee menangis sebegininya. Chika baru sadar selama ini Zee rapuh dengan permasalahannya dan Chika harusnya memberi support bukan malah menuntut ini itu yang tambah membebani Zee

"Aku kan selalu bilang jangan sekarang ya Chik, aku belum siap. Maaf karena aku sepengecut itu" Lanjut Zee

Zee membuka handphonenya dan mengutak-atiknya. Sampai dia menunjukkan sebuah gambar pada Chika

"Aku udah punya rencana honeymoon ke Lombok buat kita kok"

Chika melihat reservasi hotel di Lombok yang ditunjukkan Zee

"Tadinya abis masalah om Candra selesai. Aku mau ajak kamu honeymoon ke Lombok. Aku kosongin jadwal selama 2 bulan full tanpa kerjaan. Kita berdua bisa fokus honeymoon. Tapi muncul masalah papa lagi, aku ubah rencana honeymoon setelah masalah papa. Maaf ya Chik kalo buat kamu itu terlalu lama"

"Mas maaf aku udah suudzon sama kamu. Aku cuma bingung karena kamu gak ada jelasin ini ke aku. Seandainya kamu mau jujur aku juga gak akan segininya nuntut punya anak. Ya aku juga salah karena harusnya tanpa kamu jelasin pun aku udah tau kalo masalah kamu itu banyak" Chika tertunduk merasa bersalah

Diam Diam Suka (ChikZee) END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang