Hingga pagi datang, Yeonjun belum sempat memejamkan mata untuk mengistirahatkan tubuhnya semenjak kejadian semalam.
Ratusan kali melakukan panggilan pada Hyein namun tak satupun mendapat jawaban.
Bahkan ia tidak bisa lagi menghitung berapa deretan bubble pesan yang telah dikirimkan ke Hyein, yang tentunya juga tidak mendapat balasan.
Pintu kamarnya yang menjulang tinggi terbuka.
Yeonjun melirik sebentar lalu menumpukan lengannya di atas dahi. Ia sangat lelah tapi tubuhnya enggan bekerjasama untuk istirahat.
Ibunya masuk ke kamar bersama dokter pribadi keluarga yang didampingi dua perawat. Di belakang muncul beberapa pelayan yang membawa nampan berbagai sarapan ke dalam kamarnya.
Yeonjun tidak memiliki hal untuk protes atas sikap berlebihan yang Ibunya lakukan.
"Yeonjun-ah.. dokter Han hanya memeriksa sebentar lalu pergi. Bersikap baik sebentar, okay..?". Suara nyonya besar di rumah megah itu selalu lembut nan ramah jika pada Yeonjun.
"Suruh keluar semua, Ma. Aku hanya kelelahan tidak butuh diperiska..". Jawab Yeonjun tanpa menurunkan lengannya yang tertumpu di atas dahi.
"Tidak bisa, Yeonjun tadi malam mabuk dan mengalami sedikit benturan, jadi hari ini harus diperiksa agar___".
"Suruh mereka keluar, atau aku yang keluar dari sini..!". Memotong ucapan Ibunya dengan ancaman.
Sang Ibu segera memberj gesture tubuhnya untuk menyuruh semua orang keluar, termasuk dokter yang telah sudi meluangkan waktu sibuknya.
Setelah semua orang keluar, Ibu Yeonjun mengambil lengan yang bertumpu di dahi sang anak untuk merebut atensi putera kesayangannya.
"Yeonjun putera Mama satu-satunya. Bisa tidak menurut sekali saja kalau Mama bilang Yeonjun harus diperiksa..?". Bujuknya lagi-lagi lembut. Berbeda ketika ia berbicara dengan orang lain.
"Aku ngerti, tapi aku lagi gak butuh dokter, Ma..".
"Sekali saja, okay..?".
"Aku bilang gak butuh berarti enggak, Ma..".
Ibunya diam lalu netranya tanpa sengaja melihat ponsel Yeonjun yang tergelatak di lantai dengan kondisi pecah.
"Putera Mama sedang marah..? Lagi bertengkar dengan Hyein..?".
"Hyein gak angkat telfonku, pesan juga gak dibaca..".
"Mama udah tau cerita tadi malam. Tapi bisa gak Mama minta satu hal..?".
Yeonjun memberi tatap pada Ibunya.
"Yeonjun boleh melakukan apa saja.. lalukan apapun yang putera Mama inginkan karna Mama akan selalu jadi pelindung untuk Yeonjun. Tapi satu hal, jangan mencelakakan diri sendiri yaa, jagoan..?".
"Aku bukannya sengaja, tapi tadi malem Hyein kabur karna marah sama aku, Ma..".
"Iya Mama ngerti, tapi lain kali jangan yaa..?".
"Aku gak janji, kalau Hyein kabur ya aku kejar lagi meskipun kebut-kebutan kayak tadi malem..".
"Hyein mutusin hubungan..?".
"Iya, makanya aku jadi ikut marah..".
"Terima aja, Mama akan cari___".
"Mending Mama diem daripada gak bisa ngasik solusi ke aku..! Aku gak mau putus dari Hyein. Apapun alasannya Hyein gak boleh putus dari aku, dan gak boleh sama cowok lain..".
Sang Ibu diam sebentar. Karakter puteranya begitu mirip dengannya.
"Okay, sekarang putera Mama pengennya gimana..?".
"Aku cuma mau Hyein, Ma..".
"Mama telfon Hyein sekarang yaa..". Menawarkan diri untuk memperbaiki suasana hati puteranya.
"Suruh Hyein kesini..!".
"Hyein sekarang pasti lagi kuliah, jagoan. Nanti kalau sudah___".
"Aku maunya sekarang, Ma. Mama gak paham omongan aku..?".
"Kalau Hyein datang sekarang, putera Mama bisa janji untuk mau diperiksa dan menghabiskan sarapan..?".
Yeonjun mengangguk. "Aku mau diperiksa asal ditemenin Hyein disini, aku juga bakal ngabisin makanannya kalau Hyein nyuapin..".
Sang Ibu kemudian mengurai senyum sembari memberi elusan pada kepala Yeonjun.
"Tunggu yaa, Mama hubungin orang-orang Mama di kampus untuk izin Hyein..".
Ibunya hendak bangkit namun Yeonjun memegang tangannya.
"Satu lagi, Ma..".
"Iya apalagi yang putera Mama butuhin..?".
"Bisa buat Hyein nginep disini malam ini..?".
Ibunya mengangguk dengan senyum pada Yeonjun.
"Apapun untuk putera Mama..".
"Thanks, Mom..". Ujarnya kemudian menyingsingkan senyum, membuat sang Ibu yang sudah rapi dengan setelan mahal menghela lega.
To be continue
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK OF (Yeonjun X Hyein)
Teen FictionHyein tidak mengerti jika kata putus yang ia ucapkan berdampak buruk pada apa yang ada di sekitar