Terjadi sedikit aksi saling tarik menarik, Hyein yang berusaha melepas tangannya dari genggaman tangan Yeonjun, dan Yeonjun yang bersikeras ingin meraih Hyein ke dalam dekapannya.
"Lepasin, aku mau muntah lagi..". Hyein segera menutup mulut.
Beberapa orang yang ditugaskan menjaga Yeonjun ikut sibuk memberikan air mineral, tissue kering dan basah, serta wadah agar gadis yang masih dicintai tuan muda mereka muntah dengan tenang.
Yeonjun beralih untuk memijit tengkuk Hyein, gadis kesayangannya tersebut benar-benar memuntahkan isi perut di pagi hari ini.
Banyak mahasiswa menyaksikan hal tersebut. Yang awalnya sedikit, lama-lama kian memenuhi lorong menuju taman tempat Yeonjun dan Hyein berada.
Step terakhir Hyein mengelap mulutnya sendiri dengan tissue, menepak bantuan yang diulurkan Yeonjun untuk mengurusnya.
Dahinya berkeringat, dan Yeonjun sigap mengusapnya dengan lembut.
"Hyein-ah..". Seru Yeonjun lembut, kembali berjongkok di depan Hyein yang duduk di bangku taman.
Hyein memberi tatap.
"Aku tau kamu mungkin gak suka ini, angel. Tapi kita harus ke dokter..".
"Aku gak butuh dokter..".
"Kamu habis muntah, cantik..".
"Cuma muntah, dan udah selesai. Liat aku baik-baik aja..". Hyein merentangkan kedua lengan untuk memberi tau Yeonjun kalau dirinya tidak sedang berada dalam masalah kesehatan.
"Muntah di pagi hari itu tanda kehamilan, dan kita harus memastikannya di rumah sakit. Aku gak mau bayi kita kenapa-kenapa..".
"YEONjun__". Hyein menekan suaranya agar tidak lepas berteriak pada pewaris tunggal kaya raya tersebut.
Kepalanya menoleh kanan kiri pada berbagai kumpulan mahasiswa yang menonton mereka.
Astaga. Kepalanya kembali pening. Memangnya dia artis yang harus menjadi pusat perhatian?
Hyein sepertinya telah melakukan kesalahan dulu karena menyambut hangat tawaran cinta Yeonjun.
" Kamu tau kan aku gak suka dibantah..?".
Hyein memicingkan matanya tidak suka pada pernyataan Yeonjun.
"Kamu juga bukan siapa-siapa yang berhak untuk memerintah aku..". Balas Hyein sedikit sengit dalam intonasi suaranya.
"Kata siapa gak berhak..? Kamu emang udah mutusin aku, tapi kamu jangan lupa kalau aku adalah Ayah dari bayi dalam kandungan kamu..".
Hyein menarik nafas, lalu dihembuskannya.
"Choi Yeonjun, aku gak hamil..". Tegasnya.
"Gak boleh ngelak, cantik. Bayi kita sedih entar dengernya..".
"Choi Yeonjun..". Hyein memperbaiki ritme nafas agar mampu mengontrol emosinya menghadapi Yeonjun yang bebal. "Kamu gak ngeliat banyak orang merhatiin kita..?".
"Aku liat. Terus kenapa..?".
"Aku gak mau mereka menciptakan rumor gak bener kalau kamu ngomongnya ngelantur gini..".
" Aku ngomongin fakta, cantik. Kamu mual dan muntah di pagi hari, kita ngelakuin seks terakhir sekitar 3 pekan lalu. Jadi gak salah asumsiku kalau bilang kamu itu____".
"DIEM..!".
Yeonjun mengangkat tangan seolah Hyein menodongkan senjata padanya. Ia tidak ingin memperburuk suasana hati gadisnya.
"Oke aku gak akan bicara panjang lebar lagi. Tapi satu hal, kamu harus mau diperiksa..".
"Gak mau..". Hyein bersikukuh menolak ajakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK OF (Yeonjun X Hyein)
Teen FictionHyein tidak mengerti jika kata putus yang ia ucapkan berdampak buruk pada apa yang ada di sekitar