Karina tetap saja takjub setelah melihat betapa luasnya kamar Yeonjun meski baru ia lihat dari daun pintu yang dibuka oleh si pemilik kamar.
Namun, hidung mancungnya mengendus aroma berbeda dari bayangan yang tersarang di otaknya.
"Wangi kamar sepertinya tidak menggambarkanmu sama sekali..".
Yeonjun mempersilahkan masuk.
Karina berjalan mendahului Yeonjun untuk mencari alasan tepat atas ingin tahunya terhadap aroma yang dipilih Yeonjun.
"Kamu bener, aroma yang jauh menggambarkan seorang lelaki..".
"Lantas..?". Tanya Karina, netranya meliar ke seluruh ruangan kamar yang begitu luas, lalu berhenti saat menangkap potret sepasang anak Adam dan Hawa dengan busana putih berlatar pantai dimana matahari baru saja muncul.
"Ini aroma seseorang yang bikin aku candu dan rindu terus..".
Karina memicingkan mata sembari mendekati figura besar yang terletak tak jauh dari ranjang king size milik Yeonjun.
Potret dalam figura itu adalah Yeonjun yang mengamit mesra pinggang seorang gadis, dan bibir Yeonjun berlabuh di pipi gadis tersebut dengan senyum mengembang.
Kemudian Karina memalingkan tubuh, netra yang awalnya berbinar cantik kini berubah sedikit marah.
"Kamu punya pacar..?". Suaranya jelas menunjukkan tidak suka.
Yeonjun mengedikkan bahu. Lalu berjalan menuju sofa panjang dan menjatuhkan tubuhnya disana.
"Hmm.. Udah punya, namanya Hyein. Dia tetep gadisku meskipun udah berkali-kali bilang putus..".
"Dia yang mutusin..?". Karina semakin tidak suka dengan gadisnya Yeonjun.
"Hmm..".
Karina mendekat.
"Atas alasan apa..?".
"Bukan apa-apa, cuma salah paham aja..".
Lalu duduk di dekat Yeonjun menyandar lelah di sofa.
"Yaudah lepasin, udah diputusin. Gak usah kejar lagi, ada harga diri kan..?". Tukasnya memerintah.
Yeonjun memberi tatap sebentar kemudian menyeringai kecil.
"Gak semudah itu..".
"Apa yang bikin sulit..?".
Karina semakin penasaran dengan sosok Hyein. Sesempurna apa gadis itu hingga membuat Yeonjun terlihat bertekuk hingga mengabaikan harga diri.
"Hubungan kita udah lama..".
"Itu gak bisa dijadikan alasan, kalian hanya sepasang kekasih yang saat ini menjadi mantan, bukan suami isteri yang perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum memilih berpisah..".
"Tapi banyak hal yang udah kita lakuin bersama..".
"Apa aja yang dilakuin..?".
"Banyak, sampek gak bisa aku sebutin satu-satu..".
"Kamu udah seks sama dia..?". Tembak Karina, benar-benar ingin tahu satu hal tersebut.
"Gak terhitung..". Jawab Yeonjun santai.
Karina sangat ingin marah, merasa tidak rela.
"Bohong kan..?".
"Buat apa bohong..?".
"Oke, tapi seks gak bisa dijadiin alasan juga buat kamu ngejar dia kalau dianya udah lepasin kamu..".
"Emang bukan seks alasan aku tetep ngejar Hyein..".
"Terus apa..?".
Yeonjun mengangkat tangannya kemudian diusapkan pada rambut hitam bergelombang milik Karina.
"Anak kecil gak akan paham..".
Karina mengubah raut wajahnya menjadi cemberut lalu mengambil tangan Yeonjun kemudian menggenggam dan meletakkannya di atas paha.
"Kita seumuran. Bukan anak kecil lagi. Nih liat aku udah tinggi..". Ucapnya sedikit manja.
"Tetep aja buat aku tuh kamu masih bayi..".
"Pokoknya aku mau tau..".
"Ya apalagi kalau bukan karena cinta..".
"Itu bukan cinta..".
"Iyadeh terserah kamu..".
"Udah pokoknya jangan kejar gadis itu lagi..".
"Aku lahir bukan untuk diperintah, Rin..". Ucap Yeonjun tenang tapi cukup mengintimidasi pada Karina.
"Aku gak suka sama gadis yang bikin kamu kayak gini..".
"Kayak gini gimana..?".
"Ngemis-ngemis cinta..".
"Kenalan dulu sama Hyein, nanti pasti suka. Anaknya gemesin, cantik, bi____".
"Stop..! Aku gak suka denger kamu muji gadis lain. Dulu kamu bilangnya cuma aku yang cantik..".
Yeonjun menarik tangan dari genggaman tangan Karina, kemudian mengusakkannya lagi pada rambut gadis cantik di depannya.
"Udah sana mandi, ganti baju terus istirahat..". Titah Yeonjun.
"Kamu temenin aku nan___".
Ucapan Karina terdistrak oleh getaran ponsel yang berasal dari saku celana Yeonjun.
Yeonjun menarik ponselnya lalu melihat layar untuk mengetahui siapa yang menghubunginya.
Bola mata Yeonjun membulat seolah tidak percaya, membuat Karina penasaran siapa gerangan yang menelpon Yeonjun.
Dapat ia lihat nama "Angel" dengan emoticon love terpampang. Dapat Karina tebak bahwa itu adalah Hyein.
Angel? Baginya gak ada gadis cantik hingga layak disebut malaikat selain dirinya.
Yeonjun segera menggeser fitur accept. "Hallo, Angel. Akhirnya kamu ngubungin aku. Malam ini aku udah mau nekat bu___ hallo Angel__ hallo Baby masih disana gak..? Baby..?".
Panggilan terputus membuat Yeonjun sedikit panik. Hingga keluar kamar tanpa berpamitan pada Karina yang berteriak meminta Yeonjun untuk kembali.
To be continue
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK OF (Yeonjun X Hyein)
Teen FictionHyein tidak mengerti jika kata putus yang ia ucapkan berdampak buruk pada apa yang ada di sekitar