Sekeluarnya dari rumah sakit Yeonjun menendang badan mobil mahalnya berkali-kali sembari mengucapkan sumlah serapah.
Mendongakkan kepala sembari menyisir kasar rambutnya yang mulai panjang ke belakang.
"Sialan..". Umpatnya sekali lagi sebelum memasuki mobil.
Kemudian ia kemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju suatu tempat untuk menghilangkan amarah sebab sikap Hyein yang drastis berubah pasca mereka putus.
Ia sudah tidak minat untuk kembali ke kampus, ia harus menenangkan emosi agar tidak kehilangan kendali dan berakhir menuju kampus untuk menculik Hyein lalu menyekap gadis itu dalam kamarnya.
Cukup lama melampiaskan amarah, kemudian ia kembali pulang ke rumah sembari terus menghubungi Hyein namun tentu saja gadis kesayangannya tersebut mengabaikan.
Hari sudah malam, sumpah serapah dari mulutnya masih terus mengaum. Kesabaran dalam diri Yeonjun mungkin secara total sudah menghilang pasca kandasnya hubungan dengan Hyein.
Dari dalam rumahnya yang sangat luas dan megah dapat ia lihat Ibunya sedikit berlari dengan senyum mengembang menyambutnya pulang.
Di belakang Ibunya, netranya juga menangkap sosok Ayah serta satu gadis cantik dengan busana yang tersampir elegan.
Gadis dengan hidung mancung sempurna, kulit putih, serta rambut panjang setengah gelombang.
"Jagoan Mama pasti lelah..". Ibu Yeonjun tidak mempersalahkan apapun perbuatan sang putera yang hari ini absen dari jadwal perkuliahan.
Yeonjun memberi kecup di pipi sang Ibu sebagai balasan, kebiasaan yang dari dulu sudah dilakukan.
"Jagoan Mama masih ingat tidak sama Nana..?".
"Nana..?". Yeonjun mengernyit bingung, matanya tertuju pada gadis cantik di sebelah Ayahnya yang kini mulai mendekat ke arahnya.
"Sahabat kecil jagoan Mama, yang dulu jagoan Mama selalu nangis kalau dipisahin, maunya nempel terus..".
"Oh.. jadi udah lupa..?". Gadis itu menimpali dengan raut wajah yang direka pura-pura kesal.
"Sahabat kecil..? Nana..? Karina maksudnya..? Dia Karina, Ma..?". Yeonjun menunjuk gadis di hadapannya.
Sang Ibu mengangguk dengan senyum lebar, ditimpali dengan Karina yang juga melebarkan kedua sudut bibir seakan mempertegas bahwa itu kebenarannya.
"Kamu gak seneng aku balik..?". Tanya Karina.
"Enggak, bukan gitu..". Netra Yeonjun menelisik fisik Karina dari atas ke bawah.
Dan Karina sadar akan hal itu. "Kenapa..? Aku cantik banget sampek kamu ngeliatinnya gitu..?".
Yeonjun terkekeh. Dan suasana hatinya secepat itu berubah.
"Kau melakukan operasi..?".
Kemudian bahu Yeonjun menjadi sasaran kepalan tangan mungil Karina.
"Enak aja, aku gak suka yang gak alami yaa..".
Kemudian Karina merentangkan kedua lengan. "Kamu gak mau nyambut aku..?".
Yeonjun kembali terkekeh. Membuat sang Ibu juga ikut tersenyum melihat puteranya yang tengah senang. Sedangkan sang Ayah hanya tersenyum tipsi karena mungkin isi kepalanya dibebani dengan urusan yang berkaitan dengan pekerjaan.
"Mama sama Papa ke kamar yaa..". Kemudian netranya tertuju pada Karina. "Cantik, nanti Mama sediakan kamar kalau Karina mau menginap..".
"Gak usah tante, Karin mau bobok di kamar Yeonjun aja. Kan dulu juga gitu..".
Ibu Yeonjun menanggapinya dengan tawa kecil, lalu mengecup pipi Karina dan melangkahkan kaki menuju kamar.
"Jadi..?". Karina kembali merentangkan kedua lengan.
Yeonjun menarik tubuh gadis ramping itu ke dalam pelukan hangatnya. Sedikit lama, kemudian melepasnya.
Di detik berikutnya, Yeonjun sedikit terkejut karena Karina memberi kecupan basah pada bibirnya.
"Aku kangen banget sama kamu..". Ujar Karina dengan nada yang cukup manja.
Yeonjun berusaha mengendalikan keterkejutannya.
"Kamu kapan nyampek..?". Jawabnya sedikit mengalihkan suasana.
"Baru aja..".
"Langsung kesini..?".
Karina mengangguk.
"Mama Papa kamu gak protes kamu langsung kesini..?".
"Enggak, mereka masih di luar negeri. Aku balik duluan..".
"Kamu liburan..?".
" Enggak, aku balik pulang. Ini kan negara kelahiran aku, gimana bisa disebut liburan..".
"Balik pulang..? Mau netap disini maksud kamu..?".
Karina kembali mengangguk dengan yakin.
"Yeonjun-ah..".
"Hmm..?".
"Aku gak bisa berhenti senyum..".
"Kenapa..?".
"Seneng banget ngeliat kamu lagi, mana ganteng banget lagi..".
Yeonjun terbahak mendengar pujian itu keluar dari belah bibir Karina yang berdiri sangat cantik di depannya saat ini.
Sebenarnya Yeonjun sudah sangat sering mendengar pujian tampan tertuju padanya. Tapi mendengarnya dari Karina, sahabat kecilnya, jadi cukup aneh.
"Gen Mama Papa emang bagus banget..". Jawabnya.
"Aku mau nginep sini yaa. Pengen denger cerita dari kamu selama aku gak ada di negara ini..".
"Iya, Mama tadi kan udah bilang kalau mau nyiapin kamar buat kamu..".
Karina menggeleng.
"Gak mau, maunya tidur di kamar kamu..".
"Udah gede, mana boleh..".
"Pokoknya mau tidur di kamar kamu..". Memaksa kehendaknya sendiri.
"Iya terserah, lakuin aja apa yang kamu pengenin..".
"Tapi sama kamu..".
Yeonjun lagi-lagi terkejut.
"Kita udah sama-sama gede, mana boleh tidur bareng..".
"Gak ada aturan tuh yang melarang orang dewasa tidur bareng..".
Yeonjun menggaruk alisnya. Jika Hyein tahu ia mebiarkan gadis lain menempati kamarnya, pasti amarah gadis itu gak akan padam.
"Terserah, yaudah ayo ke kamar. Mandi terus ganti baju. Bentar lagi udah masuk makan malam..".
Karina berjingkrak senang, lalu menggelanyut di lengan Yeonjun selama perjalanan menuju kamar pewaris tunggal tersebut.
To be continue
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK OF (Yeonjun X Hyein)
أدب المراهقينHyein tidak mengerti jika kata putus yang ia ucapkan berdampak buruk pada apa yang ada di sekitar