Hari masih sore, dan Hyein pengap karena Yeonjun tidak memperbolehkannya keluar kamar. Katanya kalau lagi sakit lebih baik istirahat.
Tapi, siapa yang lagi sakit?
Kaki Hyein cuma lecet sedikit karna kejadian di kolam renang tadi pagi.
Dan lagi, ia bukan pasien sekarat.
Mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya, sembari mengawasi Yeonjun yang mengeluarkan buah-buahan dari pack. Takut tuan muda itu gak ngerti perkara buah-buahan, Yeonjun taunya kan cuma siap makan aja selama ini.
Bener-bener ini kostnya penuh dengan barang belanjaan baru dari orang-orangnya Yeonjun.
"Kamu pulang deh, aku gak lagi sekarat yang harus dijaga penuh..".
Yeonjun menoleh pada Hyein yang bersuara setelah beberapa menit diisi keheningan.
Kemudian berjalan mendekati Hyein dengan piring berisi buah-buahan. Ia juga mengenakan kaos hitam lengan pendek, dan celana pendek di atas lutut.
"Mana bisa pulang kalau pikirannya aku disini terus..".
"Kamu mau aku bisa istirahat, kan..?".
Yeonjun mengangguk.
"Yaudah makanya pulang..".
" Ya gak gitu konsepnya, cantik. Lagian aku gak berisik disini..".
"Ponsel kamu bunyi tuh dari tadi..".
Yeonjun meraih ponselnya yang ada di nakas, lalu men-settingnya ke mode getar.
"Udah, ponselnya udah aku lakban mulutnya..". Ujarnya bercanda.
Merespon candaan Yeonjun dengan decakan. Lagi, ia mengeratkan selimutnya.
"Kenapa sampek dibungkus gitu sih badannya..?". Tertawa ringan dengan tatapan yang penuh pada tubuh Hyein yang terbungkus selimut. "Gak bakal aku apa-apain kok, yaa kecuali kamu ngizinin..".
"Ck.. mulut kamu entar yang aku bungkus pake lakban..".
Yeonjun tertawa keras mendengarnya.
Setidaknya hubungan mereka ada kemajuan semenjak kejadian di club, Hyein sudi merespon candaannya lagi.
Ponsel Yeonjun bergetar lagi, karena ada di nakas membuat getarannya lebih keras.
"Angkat sana. Ganggu tau dari tadi..". Mengeluhkan ponsel Yeonjun yang terus bergetar karena ada panggilan masuk.
Meraih ponselnya dari tempatnya duduk di pinggiran ranjang Hyein.
Setelah melihat nama pemanggil di layar ponsel, Yeonjun hendak menaruhnya lagi di nakas tanpa ada niat untuk menjawab.
"Jawab dulu..!". Hyein menahan tangan Yeonjun.
"Bukan panggilan darurat juga, cantik..".
"Emang siapa yang nelfon..?".
Yeonjun menunjukkan layar ponselnya pada Hyein. Disana tertera nama Karina.
"Ya jawab..! Punya pacar itu jangan diabaikan. Entar kalau putus baru nyesel..".
"Itu nasehat buat diri kamu sendiri, kan?". Sahut Yeonjun.
"Maksudnya..?".
"Ya, kamu kan sering diemin aku. Telfon gak diangkat, pesan gak dibales. Apa namanya kalau bukan diabaikan..?".
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK OF (Yeonjun X Hyein)
Teen FictionHyein tidak mengerti jika kata putus yang ia ucapkan berdampak buruk pada apa yang ada di sekitar