12. Taruhan

466 88 40
                                    

Tokyo. 18.00
.
.
.

(Name) melepas perban matanya di kamar mandi. Tepat saat membuka mata, pandangannya berkunang - kunang dan berangsur jelas.

Hanya saja...

''Yappari... aku buta sebelah'' ucap (Name) menggunakan mata kanannya. Hanya kegelapan yang ada. Kini, ia hanya bisa menggunakan mata kirinya.

Ia beralih bercermin. (Name) terkejut kala mata sebelahnya bukan berwarna hitam kabut seperti orang buta pada umumnya, tetapi putih semi biru.

(Name) menyipitkan matanya. Ia heran mengapa warna matanya bisa berubah.''Kok bisa begini, ya?'' Heran (Name).

'Namanya aja buta' jawab Akane. ''Tapi- argh! Sudahlah'' keluh (Name) bingung sendiri. Kebingungannya tak bisa di jelaskan dengan kata - kata.

(Name) memakai eyepacthnya lalu melangkah keluar kamar mandi. Ia membuang perban dan kapas di tempat sampah lalu melangkah ke lantai atas untuk ikut berunding pasal hari esok.

Srak!

(Name) menggeser pintu ruangan, mengatensi para gagak dan putrinya yang ada di dalam.

''Wah... sudah bisa melihat, ya?'' Basa - basi Sugawara. ''Aku belum buta sepenuhnya, Suga- san'' ujar (Name) datar. Padahal udah buta sebelah.

Parahnya mereka belum tahu jika (Name) buta sebelah.

''Souda. Ukai-san dan Sensei dimana?'' Tanya (Name) memasuki ruangan dan duduk di antara Shimizu dan Yachi yang tengah memangku Aria.

''Mereka masih mencari video pertandingan Inarizaki'' jawab Shimizu. (Name) hanya ber'oh' saja.

''Mama. Papa dimana?'' Tanya Aria.

''Disini, nak'' jawab Chuuya tiba - tiba datang. Membuat semua kaget karena tak sadar. Chuuya sudah siap dengan pakaian yang selalu ia pakai.

Kemeja putih, celana hitam, tuxedo kelabu tak lupa coat hitam dan topi fedoranya.

''Mau berangkat sekarang?'' Tanya (Name) mendekat kepada Chuuya dan di angguki oleh sang kekasih. Aria langsung berdiri dan memeluk sang ayah.

''Papa. Kapan - kapan ajak aku ke Yokohama'' ucap Aria. ''Ya. Jika Papa senggang, Papa akan mengajak Aria jalan - jalan ke Yokohama'' ucap Chuuya lalu mencium kening putrinya.

''Kiotsukete. Jangan balapan sama mobil lain'' tutur (Name). ''Ha'i - Ha'i'' ucap Chuuya lalu mencium kening (Name). Tentu para gagak kaget.

'Yabai! Wasureta... masih ada mereka di sini' batin Chuuya ingat lalu segera mengakhiri ciuman di kening. Netra safirnya melihat (Name) tertunduk suram walau telinganya memerah.

''J-Jaa... ittekimasu'' ucap Chuuya tergagap lalu pergi. ''Itterashai, Papa'' ucap Aria. (Name) tak membalas dan hanya langsung duduk diam di antara dua manajer Karasuno.

''Ciee~ di cium tunangannya'' goda Tanaka. ''Ekhem! Ekhem!... keseleq scene roman'' julid Sugawara pura - pura berdehem. ''Fiuit! Scene romantis gratis'' siul Nishinoya.

''Huruse...'' ucap (Name) menutup wajahnya dengan nada suram. Aria yang duduk di pangkuan (Name) langsung bertanya.

''Kenapa harus malu, Mama? Bukannya Papa selalu begitu pada Mama?'' Tanya Aria polos, membuat (Name) tersentak kaget.

''Hee... memangnya Papamu selalu bagaimana, Aria?'' Tanya Tsukishima memicu Aria untuk bercerita. Sebelum Aria bercerita, (Name) langsung membekap pelan mulut anaknya.

''Nandemonai. Dia hanya selalu menggodaku'' sahut (Name). Aria mengangguk saja karena memang itu yang di maksud bocah bersurai coklat.

Hanya saja ingin di jelaskan secara rinci oleh Aria.

I'm Life With A Monster 2 (BSD x Readers x Haikyuu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang