36. Keputusan [S4 - S5 End]

424 66 19
                                    

Yokohama. 09.00
.
.
.
Keesokan harinya.

Poft!

Suara letupan dari alat pesta(?) tertuju pada (Name) yang baru datang di Tantei-sha. Dengan tatapan biasa, ia tak terkejut dengan kejutan selamat datang oleh para Anggota Tantei- sha.

''(NAME)! OKAERI!!'' Ucap semuanya berseru. (Name) menghela nafas dan tersenyum kecil dengan sambutan teman - temannya.

''Tadaima'' sapa (Name). Semua tersenyum cerah dengan kembalinya ingatan (Name).

''Saa!! Ayo kita berpesta!!'' Seru Dazai seraya merangkul Atsushi. Semua ikut berseru senang.

Pesta kecil - kecilan terjadi di kantor Agensi. (Name) selalu di jejali makanan oleh Naomi, Kyouka dan Yosano. Akane tak protes dan hanya mengamati saudarinya yang bersenang - senang (aslinya tidak) dari sofa bersama Fukuzawa.

''Akane- kun. Perasaan tadi kalian bersama Nakahara'' heran Fukuzawa. Akane meminum ocha yang di hidangkan oleh presdir dan menghela nafas lelah.

''Chuuya kembali bekerja karena tugas mendadak. Walau masalah utamanya kami yang menyelesaikan, tapi Chuuya tetap menelusuri pelaku sampai ke akar - akarnya'' jelas Akane.

Fukuzawa mengangguk paham lalu menyesap lagi ocha-nya. Dirinya menatap damai dengan suasana Agensi yang kembali seperti sedia kala.

''Arigatou'' celetuk Fukuzawa berterima kasih. ''Untuk?'' Tanya Akane. ''Berkat saudarimu, kami bisa hidup lagi. Dan saat kau dan Oda Sakunosuke ikut di bangkitkan, salah satu dari kami tak jadi masuk ke Port Mafia karena gantinya adalah Oda'' ucap Fukuzawa.

Akane mendengus ringan, netra gelapnya menatap suasana meriah pesta kecil yang ada di ruang kerja detektif swasta ini.

''Jangan berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada (Name) dan Oda-san'' ujar Akane.

''Tapi berkatmu, (Name) tahu apa yang harus dia lakukan untuk membangkitkan kami, kan? Untuk itulah aku berterima kasih'' timpal Fukuchi.

Akane tertegun sejenak lalu tersenyum tipis. Dia kembali menyesap ocha-nya dengan tenang. Fukuzawa menatap, menelusuri semua sudut tubuh dan sikap Akane yang ada di hadapannya.

'Dia lumayan dewasa. Walaupun sikap protective-nya mengerikan' batin Fukuzawa mengomentari Akane dalam batin.

''Ngomong - ngomong, (Name) sudah tahu pasal Aria?'' Tanya Fukuzawa membuat Akane hampir tersedak ocha-nya. Saudara kembar (Name) itu langsung menggeleng pelan seraya meletakkan gelasnya di meja.

''Belum. Aku ragu memberitahunya. Aku tak tega melihat wajah sedihnya. Untuk sekarang, jangan di tanya sebelum dia bertanya duluan'' jawab Akane seraya memandang (Name) yang asyik makan kue tart dengan Ranpo.

''Lebih baik begitu. Aku juga takut dia terkena shock attack'' sahut Dazai ikut - ikutan. Akane mendecak kesal karena Dazai tiba - tiba nyelonong duduk di sebelah dirinya. Dia merasa risih.

''Apa? Kau terganggu?'' Tanya Dazai songong. ''Tentu saja. Siapa yang tidak terganggu dengan kelakuan sablengmu'' sahut Kunikida ikut nimbrung.

''Tak ada yang tanya padamu. Wlee'' ledek Dazai seraya menjulurkan lidahnya. Tercetak perempatan urat kesal di pelipis Kunikida.

Namun dia harus sabar karena ada Fukuzawa di depannya. Dia harus bersikap profesional menghadapi orang gila bundir di depannya.

''Jelas - jelas aku terganggu, Osamu'' ucap Akane dingin membuat bulu kuduk Dazai merinding berdiri.

'Bagus, Akane-kun' batin Kunikida puas.

''Akane. Kau tahu di mana Aria?'' Tanya (Name) menghampiri saudara kembarnya. Suasana hening memenuhi seisi pesta. (Name) terheran dengan apa yang terjadi.

I'm Life With A Monster 2 (BSD x Readers x Haikyuu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang