''Omedetou, (Name). Kau hamil''
_________________________________________
Bushou Tantei-Sha. 12.00
.
.
.
Ruang perawatan medis Tantei- sha di landa keheningan. (Name) terdiam dan masih tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh dokter cantik itu.''...Yosano- san... aku... hamil?'' Tanya (Name) sekali lagi dengan nada lirih. Netranya beralih melihat perutnya yang rata lalu mengelusnya.
''Souda. Mulai sekarang jaga kandunganmu baik - baik, ya. Jika butuh apa - apa telepon kemari saja. Aku sudah tahu situasimu sekarang. Pasti sangat sulit jika tak ada suamimu jika kau lagi ngidam'' jawab Yosano panjang lebar.
Tes...
Air mata (Name) tumpah, mengalir begitu saja keluar dari pelupuknya. Wajahnya masih menggambarkan rasa ketidakpercayaannya. Yosano bahkan bingung dengan ekspresi (Name), antara senang atau sedih.
''(Name)... daijoubu?'' Tanya Yosano lembut seraya memeluk tubuh (Name). Sang empu membalas pelukan Yosano dan terisak kecil. Yosano hanya bisa menjadi sandaran sementara bagi (Name).
''Yokatta... hiks... yokatta... hiks... selama lima tahun... hiks... kami menanti... hiks... akhirnya... hiks...'' rancau (Name).
''Ha'i - ha'i'' ucap Yosano menenangkan sang empu. (Name) melepas pelukan Yosano dan mengusap kasar air matanya.
''Ayo kita beri tahu yang lainnya di kafe bawah. Ini sudah jam istirahat kedua'' ajak Yosano seraya menarik tangan (Name). (Name) hanya menngangguk dalam diam dengan pipi sedikit bersemu.
Mereka berdua berjalan menuju lantai dasar, yaitu ke Kafe Uzumaki. Sebelum pintu di buka saja sudah terdengar keramaian di balik sana. Yosano membuka pintu, mengatensi semua pengunjung cafe yaitu para detektif dan pegawai negeri.
''Oh! Akiko! Bagaimana?'' Tanya Ranpo. Yosano tersenyum misteri lalu merangkul pundak (Name) seraya berseru.
''Minna! (Name) hamil!!'' Seru (Name) membuat keheningan melanda sekejap.
Kunikida yang melongo sampai kacamatamya melorot. Kyouka yang tengah makan dessert sampai tak jadi makan karena garpunya tiba - tiba melorot dari tangan. Semua memandang (Name) yang tertunduk bersemu karena terlalu malu.
''Omedetou!!!'' Seru mereka semua bersuka ria. Naomi langsung memeluk sahabatnya dengan erat.
''Waa!! Aku akan menjadi tante lagi!'' Sorak Naomi senang. Kemudian Dazai memeluk (Name) di sisi lainnya.
''Omedetou, (Name). Aku turut senang'' ucap Dazai seraya menepuk kepala (Name) pelan. (Name) hanya mengangguk dan mereka berdua melepas pelukannya.
''Saa... waktunya memberitahu Odasaku tentang hal ini'' ucap Dazai seraya mengeluarkan ponselnya. ''Aku akan memberi tahu Wakatoshi juga'' sahut Semi ikut - ikutan.
''D-Demo.... tolong jangan memberi tahu tentang Chuuya- san, ya'' ucap (Name) meminta. Dazai dan Semi mengacungkan jempolnya sebagai jawaban.
''Konoyaro! Kau sudah hamil duluan sementara aku bahkan belum dapat jodoh! Awas saja kau! Huee!!'' Rengek Shino seraya mengguncang bahu (Name). Namun kepalanya langsung di sepak dengan kertas dokumen yang di gulung oleh Maeda.
Plak!!
''Huruse AhoShino! Tak hanya kau yang jomblo! Jangan merengek karena salah satu dari kita sudah mau punya anak'' hardik Maeda.
''Maeda! Ittai yo!'' Pekik Shino meringis seraya memegangi kepalanya yang si sepak. ''Berhenti merengek, goblok!'' Ngegas Maeda naik pitam.
(Name) tertawa melihat perdebatan dua temannya, di iringi oleh tawa yang lainnya. Hati mereka begitu damai memandang (Name) yang tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster 2 (BSD x Readers x Haikyuu)
FanficPerang Perjuangan mencapai kemenangan. Perang bukan berati harus mengangkat senjata, bertarung sampai meregang nyawa. Perang bisa di lakukan dengan pertandingan olahraga. Termasuk pertandingan Voli Nasional. (Name). Gadis yang telah menumpas traum...