31. Last War : Fight(2)

297 61 5
                                    

Yokohama. 23.30
.
.
.

Di bawah rembulan, di terpa angin dingin. Kota yang damai kini seperti terbengkalai. Api menyala di mana - mana, bangunan tinggi kini rubuh, puluhan mayat tak berdosa bergelimangan di mana - mana.

Di sinilah mereka berada.

Para iblis yang terbalut raga manusia, kini mereka melakukan pertarungan. Tak peduli kehancuran di sekitarnya.

Crang!!

Fukuchi mengibas pedangnya menyerang (Name). Sementara lawannya menerima serangan Fukuchi dengan beradu kekuatan.

Tanah yang mereka pijak menjadi retak radikal. Para penonton(Fyodor, Nikolai, Sigma & Dazai) mengambil jarak aman untuk melihat pertarungan.

Mereka lebih baik menghindar daripada terlibat pertarungan. Sudah nggak mau bantu, malah nonton. Sampah emang.

''Pedang kaku ini ternyata ringan juga, ya'' komentar (Name) terhadap pedangnya yang termasuk pedang milik Bram.

''Karena pedangnya kutemukan pada zaman gelap. Kitsune-kun yang sebenarnya membelah Bram, bukan diriku'' timpal Fukuchi.

Clank!

Mereka sama - sama menepis pedangnya dan meloncat ke belakang. (Name) menghembuskan nafas dinginya, netra hitamnya tertutupi oleh anak rambutnya. Hanya netra putihnya yag terlihat.

''Bahkan mata putihmu itu, aku merasa deja vu melihatnya. Sangat tajam bagai rubah yang agresif'' ucap Fukuchi.

''Akupun merasa deja vu saat melihatmu, Kamui. Melihatmu mati di di dalam mimpiku'' sahut (Name) datar.

''Tapi itu di dalam mimpi. Ini kenyataan'' ujar Fukuchi seraya memasang kuda - kudanya. (Name) menyunggingkan senyuman iblis.

''Akulah yang akan membuat mimpiku menjadi kenyataan!!'' Timpal (Name) lalu merengsek maju dengan secepat kilat.

Crang!!

(Name) langsung mengibas pedangnya dari sisi kanan. Fukuchi dapat menahan serangan, tapi itu hanya pengalihan. (Name) langsung menekan pedangnya dan menepis pertahanan Fukuchi.

Kakinya dengan cepat menjigal kaki Fukuchi. Pria baya itu segera menyadari, tapi refleknya lambat. Kaki kanannya bisa menghindar, tapi kaki kirinya terjigal.

Alhasil Fukuchi hampir terjungkal ke belakang karena kurang seimbang.

(Name) yang tak melewatkan kesempatan langsung memposisikan pedang untuk menikam Fukuchi.

''Shine!!''- (Name).

Stab!!

Fukuchi terjatuh di tanah dengan pelipisnya tergores pedang suci (Name). Seringai licik terpatri di balik kumis putihnya.

''Doushita? Kenapa kau tak menusukku?'' Tanya Fukuchi. (Name) menggertakkan giginya, menahan perih karena sesuatu menembus perutnya.

''Bagaimana aku menusukmu jika akulah yang di tusuk duluan, pak tua'' jawab (Name).

Ya. (Name) di tusuk dari belakang dengan pedang 'Barongsai' Fukuchi yang bisa pindah ruang dan waktu. Bilah biru tersebut terhiasi oleh darah (Name) dan menetes di baju maroon Fukuchi.

''Darahmu indah sekali, ya. Pedangku menjadi berwarna ungu'' tanggap Fukuchi. Dengan mulut yang telah bermuntahkan darah, (Name) terkekeh lemah.

''Ahaha... karena darah berwarna merah, sementara pedangmu biru. Percampuran warna primer itu akan menjadi ungu. Tapi...''- (Name)

I'm Life With A Monster 2 (BSD x Readers x Haikyuu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang