Gelombang Takdir
_________________________________________
''Nyonya Nakahara. Terima kasih telah berpartisipasi dalam acara Talk Show ini'' ucap host acara. (Name) hanya mengembangkan senyuman ramah, baik untuk si host maupun kameramen yang tengah merekam mereka.''Menurut yang saya dengar, banyak prestasi yang anda dapatkan. Mulai dari usia 7 tahun sampai sekarang, anda memiliki catatan gemilang yang berpengaruh pada negara'' ucap si host.
''Ya... begitulah. Saya melakukan ini awalnya untuk membanggakan keluarga saya. Namun seiring berjalannya waktu, saya melakukan ini untuk semua orang di negeri ini'' jawab (Name) ramah.
''Maa~ anda memang hebat. Di masa kejayaan anda, Jepang menjadi negara dengan kekuatan militer terbaik dari tahun - tahun sebelumnya. Sayang sekali anda cepat pensiun'' puji si host.
''Ahaha... memang sangat di sayangkan. Tapi saya memiliki cara lain untuk menghibur negeri ini'' ucap (Name) seraya mengeluarkan buku bersampul kulit kuni yang ia tulis dan hendak di terbitkan.
''Wah... apakah itu buku yang akan anda terbitkan? Apakah kami semua bisa mengetahui sinopsi dan latar belakang buku ini?'' Tanya si host. (Name) mengangguk dengan senyuman.
''Seorang gadis yang kehilangan segalanya. Harapan, kasih sayang, sanak saudara, keluarga dan segalanya. Tak ada yang peduli dan tak ada yang mengulurkan tangan untuknya. Ia terombamg - ambing dalam gelombang kehidupan.
Di dunia yang kejam ini, hal yang tak terduga terus mengikutinya. Secercah harapan perlahan menggandengnya. Kehangatan yang muncul dari kegelapan membawa ketenangan. Kisah ini berdasarkan kehidupan nyata walau mustahil di anggap realita''- (Name).
(Name) membaca sinopsis cerita miliknya yang menurut orang - orang yang mendengarnya, seperti kisah yang fantasi.
''Sugoi. Sinopsis yang bagus. Saya yakin cerita ini akan laku di pasaran. Apa nama judulnya?'' Tanya si host. (Name) merenung sekejap. Kemudian mulutnya terbuka seraya berkata.
''Judulnya, I'm Life With A Monster''
***
Pasutri paruh baya berjalan di jalanan Yokohama yang kian meramai. Tangan keriput mereka bergandengan, seakan mereka adalah tali ikat yang tak bisa di putuskan. Mereka menggambarkan suasana romansa di hari tua.
''Haah... kita kesepian di rumah'' keluh Chuuya membuat istrinya terkekeh mendengar hal tersebut.
''Mau bagaimana lagi. Anak - anak kita sudah sukses semua dan sibuk dengan urusan masing - masing'' timpal (Name).
''Hanako menjadi atlet anggar sampai di juluki 'Samurai Muda'. Hanabi menjadi penulis terlaris dan pelatih Judo di Kanagawa. Akita menjadi pemain voli Divisi 1. Mereka sudah sukses semua, ya...'' ucap Chuuya seraya memandang langit.
''Kalau begitu, mintalah cucu pada mereka. Bukankah sudah waktunya mereka menikah?'' Tanya (Name).
''Jika Akita dan Hanako boleh - boleh saja. Tapi Hanabi, tidak akan kuperbolehkan dia berjalan dengan seorang pria yang tak kukenal'' ujar Chuuya posesif. (Name) menghela nafas lelah dengan sikap suaminya yang terlalu protective pada anak gadisnya.
Hingga atensi (Name) tertuju lada sebuah gang yang pernah ia masuki. Gang yang menjadi tempat pertama (Name) bertemu dengan Chuuya dan Dazai di gelapnya malam Yohokama.
Chuuya yang merasakan istrinya berhenti akhirnya ikut berhenti dan menengok kepada (Name).
''Doushita, (Name)?'' Tanya Chuuya. (Name) tersenyum hangat sampai kerutan pipinya yang keriput terlihat.
''Kau ingat gang ini, Chuuya- san?'' Tanya (Name) memberi teka - teki. Chuuya menengok ke arah mata (Name) tertuju. Ia teringat. Chuuya langsung mendekap tubuh istrinya dan menatap ke arah gang tersebut.
''Natsukashi, na...'' ujar Chuuya dan di angguki oleh (Name). ''Aku dan kau pertama kali bertemu di sini. Dan saat itulah aku tertarik padamu'' ucap (Name).
''Cintaku padamu takkan pernah pupus. Walau terhalang maut sekalipun, aku selalu, selalu dan selalu mencintaimu'' ucap Chuuya romantis.
''Boku mo, Chuuya- san. Aishiteru yo'' ucap (Name). Chuuya mengecup sayang kening istrinya. Elang paria memekik di udara, menemani dua insan yang berusia senja itu tetap saling mencintai walau apapun yang terjadi.
Mereka adalah bukti cinta sejati.
_________________________________________Beberapa generasi kemudian
Seorang gadis kecil bersurai coklat dengan netra gelap berlarian di trotoar kota seraya memeluk sebuah buku tua dan alat tulisnya. Ia sangat takut karena di kejar anjing galak yang tak sengaja terganggu oleh kehadirannya.
Gadis itu belok ke sebuah gang gelap. Ternyata gang itu buntu. Sementara anjing galak itu terus menggonggong keras, membuat ia terjatuh duduk dan bukunya terbuang di lantai.
''Dareka... tasukete...'' mohon gadis itu bergetar. Ia membutuhkan bantuan. Hingga doa itu terkabulkan.
''Oi, Inu!! Pergilah!'' Usir seorang anak laki - laki dengan wajah garang. Anjing itu takut lalu pergi dari gang. Raut wajah anak laki - laki itu kembali menjadi nomal.
Kepalanya menengok ke arah gadis yang terduduk ketakutan tadinya. Tangannya terulur membantu gadis kecil itu.
''Daijobu ka?'' Tanya bocah laki - laki itu. ''Um... arigatou'' ucap gadis cilik itu seraya mengambil barang - barangnya yang sempat jatuh.
Bocah laki - laki itu turut membantu. Hingga matanya tertuju tertarik pada buku tua milik si gadis.
''Whoa! Kau juga punya buku ini?!'' Tanya girang bocah tersebut seraya memberikan buku tua itu. ''Um... aku juga punya dua seriesnya'' ucap gadis itu.
''Wah... buku ini jarang di temukan karena sudah tak di terbitkan. Padahal ceritanya bagus'' celoteh bocah laki - laki itu. Sang gadis tertarik dengan anak itu.
''A-Ano... kimi no nawa?'' Tanya sang gadis gugup dengan pipi sedikit bersemu. Bocah tadi melengkungkan bibirnya keatas, memamerkan deretan gigi putihnya seraya mengulurkan tangan untuk meminta berjabat tangan.
''Chuuya dayo. Omae wa?'' Ucap bocah itu ramah. Sang gadis dengan gugup membalas jabatan tangan bocah itu.
''(Name). Ore wa (Name)- desu. Hajimemashite, Chuuya- kun'' ucap sang gadis seraya tersenyum lembut, membuat sang bocah laki - laki tadi terpana.
Dalam kesunyian gang itu, terdapat lagi kisah cinta yang mulai bersemi.
~Story is End~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Life With A Monster 2 (BSD x Readers x Haikyuu)
Fiksi PenggemarPerang Perjuangan mencapai kemenangan. Perang bukan berati harus mengangkat senjata, bertarung sampai meregang nyawa. Perang bisa di lakukan dengan pertandingan olahraga. Termasuk pertandingan Voli Nasional. (Name). Gadis yang telah menumpas traum...