24. Pengkhianat

372 61 14
                                    

Yokohama. 12.00
.
.
.
(Name) sudah kembali dari rumah sakit. Dirinya yang baru sampai markas langsung di suguhi oleh kedatangan teman hewannya, Taka.

''Sebentar, Taka. Aku akan mengambilnya'' ucap (Name) lalu menaruh Taka di ambang jendela.

(Name) yang tengah sibuk mengambil berkas yang ia tulis, flashdisk, memori ponselnya dan bom koin yang sudah ia bedahi di dalam lokernya. Mengabaikan kedatangan 2 seniornya.

''Wah!! Ada elang disini!'' Pekik kagum Teruko lalu menghampiri Taka. Elang paria itu merasa terganggu langsung mematuk tangan Teruko yang ingin menyentuhnya.

''Itte! Hiih!! Akan kujadikan kau burung goreng, dasar elang nakal!'' Kesal Teruko layaknya bocah.

''Maafkan dia, Teru- san. Dia pengantar pesan dari Divisi Biro yang ingin minta laporan pasal Sigma kemarin'' ucap (Name) seraya membawa semua bendanya dan memasukkan ke dalam tas yang di rangkul oleh Taka.

''Ho... jadi dia miliknya Divisi Operasional Khusus, ya'' tebak Jouno dan diangguki oleh (Name).

'Semoga Ango- san bisa memahami dengan semua bukti ini' batin (Name) berharap. Kemudian (Name) mengelus dagu Taka dan menyatukan keningnya sekejap dengan teman hewannya.

''Onegai ne, Taka'' ucap (Name).

''Kiik!!'' Pekik Taka lalu terbang pergi ke langit yang biru. (Name) berbalik dan menghadap kedua seniornya.

''Jou- san. Teru- san. Dimana Taicho?'' Tanya (Name). ''Taicho ada di ruangannya. Ada apa?'' Ucap Jouno lalu bertanya balik.

''Hanya ingin membahas sesuatu'' ucap (Name) lalu melangkah menuju ruangan Fukuchi. Derap langkahnya menginterupsi lorong markas yang sepi.

Sesampainya di depan pintu kantor Fukuchi, (Name) mengambil nafas tenang lalu mengetuk pintu pemimpinnya.

Tok! Tok! Tok!

''Masuklah'' jawab orang yang ada di balik pintu. (Name) memutar 180° kenop pintu dan mendorongnya. Terlihat, seorang pria baya tengah membaca berkas - berkasnya. (Name) langsung melengang masuk dan menutup pintu.

'Aku harus pastikan tidak ada yang menguntit pembicaraanku dengannya' batin (Name) lalu menyebarkan gelombangnya, menyusuri sudut ruangan sampai di luar ruangan agar tak ada yang menguntin pembicaraan mereka.

''Sepertinya kau waspada sekali. Ada apa?'' Celetuk Fukuchi menyadari kewaspadaan (Name).

''Aku tak suka penguntit, terutama Jou- san yang selalu nguping diam - diam'' ucap (Name) datar lalu mendekati Fukuchi dan berhadapan dengan sang pemimpin.

''Taicho. Anda punya waktu nanti sore?'' Tanya (Name). ''Ada apa? Kenapa tidak sekarang saja? Lusa aku akan berangkat ke pertemuan internasional'' jawab Fukuchi enteng dan masih sibuk dengan berkasnya.

''Kamui''

Sepatah kata dari (Name) membuat Fukuchi menatap langsung wajah dingin bawahannya.

''Setelah kejadian Skyfall lusa kemarin. Dan setelah aku menguras semua ingatan Sigma. Aku tahu siapa dan apa tujuanmu'' ucap (Name) dingin.

Fukuchi spontan berdiri dari duduknya dan menatap tajam (Name). Namun hal tersebut tak membuat (Name) gentar dengan sebuah tatapan dari pria baya yang sepadan dengan ancaman hidup dan matinya.

''Tatapanmu tak membuatku takut lagi. temui aku pukul 5 sore di dekat tebing block 6'' ucap (Name) lalu berbalik badan dan memutar kenop pintu.

''Miya (Name)''

Satu panggilan Fukuchi membuat (Name) mengurungkan niatnya sejenak untuk keluar. Ia menunggu ucapan selanjutnya dari mulut Fukuchi.

''Jika kau terus melanjutkan, tak hanya Agensi yang hancur. Temanmu, keluargamu, kekasihmu, bahkan putrimu juga begitu'' ancam Fukuchi.

I'm Life With A Monster 2 (BSD x Readers x Haikyuu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang