Assalamualaikum. Hay guys
ketemu aku lagi nih ')*Welcome to prolog*
Hay aku balik lagi nih. Ada cerita baru dikisah baru, mari membuka buku baru jangan terlalu larut dengan buku lama itu. Wkwkwk
BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...
JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH...
Ikan paus makan apel
ya kalik, mana mungkin ada paus vegetarian.Selamat menikmati alurnya and
"Happy Reading everyone""Semua ini gara-gara kamu anak sialan!!"
"Diam kamu anak sialan! Karena kamu kesialan selalu terjadi dirumah ini"
"Ibumu meninggal juga karenamu, dasar kau pembawa sial, mati saja kau"
"Andai bunda masih disini, pasti papa enggak akan kayak gini kan bunda?"
"Andai gue enggak lahir kedunia ini. Pasti gue enggak akan dapat julukan anak pembawa sial"
"Saya bukan papa kamu!"
"Sampai kamu mati!"
"Saya benci kamu! Dan selamanya akan tetap begitu"
Zeline menangis meratapi nasibnya ini bukan apa yang ia harapkan, apa itu rumah? Ini bukan rumah, ini neraka "Bunuh Aira pah! bunuh"
.
.
."Terusin pah, rasa sakit ini enggak sesakit hati Zeline pah" ujarnya sambil menerima semua cambukan dari papanya itu. Laki-laki paruh baya itu tidak pantas disebut papa dia iblis.
.
.
."Terima kasih Pah. Atas semua luka yang papa berikan ke Zeline" ujarnya sambil mengukir sedikit senyuman diruangan gelap itu.
.
.
."Bunda, bang Jovan. Zel sakit" ujarnya sebelum dia benar-benar kehilangan kesadarannya.
"Enggak papa lah, demi bunda gue rela badan gue remuk dihajar papa"
"Yang kuat Zel. Kalau kamu kenapa-napa saya enggak bisa maafin diri saya sendiri"
"Maaf. Saya terlambat Zeline"
"Kamu harus kuat Zeline"
"Ya Allah sembuhkanlah dia. Kasihan dia, walaupun dia perempuan yang kuwat tapi bukankah ini terlalu berat untuknya.
Ya Allah, permudahlah jalan hidupnya hamba mohon, hamba tidak tega melihat dia seperti ini""Kamu kuat. Pasti kamu akan sembuh"
Hay guys.
Prolognya gini aja, aku bingung mau nulis apa lagi wkwkwk
Thanks udah mampir and see you next part bay bay.
Follow, like & komen
Tolong tulis tanggapan kalian tentang awalan ini oky
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita
RandomMemperjuangkan senyuman orang-orang di detik-detik terakhir hidupnya adalah kebahagiaan yang seakan dibalut lara yang amat menyiksa, mempersatukan orang yang dicintai dengan orang lain karena hidupnya yang sudah sekarat. Disaat orang lain ingin men...