20. Pulanglah

18 9 1
                                    

•Swastamita•

BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN  BERKOMENTAR LAH...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN  BERKOMENTAR LAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan terus melindunginya walau nyawaku taruhannya"

~Liam Aldevaro

Jovan kembali menarik nafasnya perlahan. "Ada yang lebih penting dari pada itu"
—————————————————

Lagi-lagi dia mengeram marah. "Apa ada yang lebih penting dari pada mencari pengecut itu hah!?" Bentak orang itu.

Jovan maju satu langkah dari tempatnya berdiri. "Zeline diculik" ucap Jovan.

Brakk

Orang itu menggebrak meja dengan keras. "Apa kau bilang, putriku diculik?".

Jovan mengangguk. "Iya. Dia diculik saat berada dipesantren" ucap Jovan lirih, dia sudah pasrah kalau akan kembali mendapatkan hukuman dari orang di depannya ini.

Jovan menjatuhkan dirinya didepan orang itu dengan sebuah permohonan. "Tolong izinkan saya pulang" pinta Jovan memohon.

Orang itu adalah Liam Aldevaro, ayah kandung Zeline yang sebenarnya. Wajahnya nampak memerah padam menahan amarah. "Siapa yang berani menculik putri kecilku?" Tanyanya lirih.

Jovan mendongak. "Saya tidak tau, tapi saya mohon, izinkan saya pulang, saya berjanji akan kembali kesini, saya akan selesaikan semua tugas saya" ucap Jovan yang berharap Beas kasihan dari laki-laki didepannya ini.

Liam menunduk meraih pundak Jovan. "Apa menurutmu saya seburuk itu hah?" Tanya Liam sembari menatap tajam Jovan.

"Dion" panggil Liam.

Tak butuh waktu lama orang yang dipanggilnya sudah berdiri didepannya. "Saya akan kembali ke Indonesia, tolong siapkan semuanya hari ini juga" ucap Liam yang diangguki oleh Dion.

"Bangun lah, kita kan kembali ke Indonesia" ucap Liam sembari tersenyum tipis.

Jovan mendongak, menatap tidak percaya kearah Liam. "Saya tidak membohongi mu"

Jovan lantas berdiri lalu tersenyum lebar. "Terimakasih. Terimakasih banyak" ucap Jovan.

Liam mengangguk. "Keluar lah, saya ingin sendiri" pinta Liam. Jovan pun keluar dengan perasaan yang amat sangat senang.

SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang