24. kejujuran

8 0 0
                                    

•Swastamita•

BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Teruslah berkat jujur walaupun itu menyakitkan"

~Allisya

"Kamu tenang aja, kita semua ada buat kamu" sambungnya.
—————————————————

Mendengar itu Allisya hanya mampu menahan tangisannya bagaimana dengan Zeline, apakah dia akan ada untuk dirinya setelah tau semua yang telah dirinya lakukan?

"Dimana Aira?" Tanya Allisya sedikit gugup.

Zura dan Reyna saling pandang. "Dia hilang" ucap Zura lirih.

Reyna tersenyum tipis menatap wajah Allisya, terbesit ingatan waktu itu dimana Allisya bilang semua ini karena Zeline, dia sampai ketempat ini karena Zeline. "Dia enggak akan menyusahkan kamu lagi kok, buktinya dia sudah benar-benar pergi" ucap Reyna sembari tersenyum tipis menatap lekat wajah Allisya.

Mendengar itu Allisya menelan ludahnya kasar, tapi dia sadar ini semua adalah resiko yang harus dirinya tanggung karena perbuatannya. Entah apakah Zeline akan memaafkannya karena telah menyakiti Zura dan telah mengecewakannya. "Ma-maaf" ucap Allisya sambil melepas pelukannya.

Mendengar itu Zura hanya diam karena yang diucapkan oleh Reyna benar adanya, jujur dirinya juga merasa sangat kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh Allisya dan kenapa tidak terbuka kepada semuanya, kalau dia mau cerita pasti masalah ini akan cepat selesai bukan malah seperti ini.

"Apa keuntungan kamu melakukan ini semua hah!? kenapa kamu enggak cerita dari awal Allisya" tanya Reyna menggebu, banyak pertanyaan yang ada dikepalanya.

Allisya menunduk dalam mendengar pertanyaan itu. Sementara diluar Jovan hanya mampu menghela nafasnya pelan, nasih sudah menjadi bubur mau bagaimana lagi, rasa kecewa itu terlampau besar setiap dirinya melihat Allisya rasa kecewa itu selalu muncul, ia tidak membenci Allisya tapi hanya kecewa yang teramat sangat.

Allisya menelan ludahnya kasar. Bagaimana dirinya menjawab pertanyaan itu? Ia tidak tau caranya, mulutnya terasa bungkam tapi sampai kapan.

Kejujuran ini terlalu menyakitkan dan mengecewakan. Bahkan semua orang hanya tau dirinya dipaksa oleh seseorang untuk menyakiti sahabatnya dengan ancaman orang tuanya akan dibunuh, itu memang benar tapi kurang tepat. Bagaimana kalau dia jujur pasti akan kehilangan semua orang yang sangat berharga dalam hidupnya termasuk para sahabatnya dan Jovan.

"Kenapa kamu enggak pernah cerita atau kamu memang sudah tidak menganggap kita sebagai sahabat kamu lagi hah? Kau anggap kita apa Allisya?" Cerca Reyna dengan menatap tajam kedua mata Allisya, Allisya yang ditatap seperti itu hanya mempunyai menundukkan kepalanya menahan air matanya yang akan mengalir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang