23. Allisya

4 0 0
                                    

•Swastamita•

BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN  BERKOMENTAR LAH...

"Perjalanan terpanjang dalam hidup adalah menjadi manusia paling ikhlas dalam menerima takdir"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perjalanan terpanjang dalam hidup adalah menjadi manusia paling ikhlas dalam menerima takdir"

~M. Shaka Abizar Al Ghifari

Suara tembakan itu begitu nyaring diikuti teriakan Naira yang sangat memilukan. Peluru itu tepat bersarang didada Liam, Liam tersenyum kecil sembari menatap Naira yang tangannya tengah digenggam erat oleh Arsenio.
———————————————————

Naira berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Arsenio. "Liam bertahanlah , AGGHHH LEPASKAN AKU BAJINGAN" teriak Naira lalu menggigit tangan Arsenio sampai genggaman tangannya terlepas.

Naira berlari kearah Liam dengan berderai air mata, Pengorbanannya sia-sia itulah yang terjadi sekarang. Naira memeluk erat raga Liam yang sudah berlumuran darah. "Bertahanlah kumohon. A—aku tidak bisa tanpa dirimu, a—ayo kita lari. Ki—kita pergi dari sini, menjauh dari monster tak punya hati itu" ucap Naira sembari terus memeluk Liam erat.

Dari kejauhan Arsenio hanya diam, disisi lain dia bahagia Liam tersiksa tapi tangis Naira bagaimana peluru yang menembus jantungnya.

Naira memeluk Liam, tangisnya semakin tak tertahan. "Ke—kenapa menangis hm? Saya tidak apa-apa" ucap Liam sembari tersenyum tipis menatap lekat wajah Naira sedangkan tangan Liam memeremas dadanya menahan sakit yang menghujam jantungnya.

"Kau berbohong, ka—kamu berdarah" ucap Naira.

Liam tersenyum kecil. "Pergilah. Pergilah dengan Arsenio, dia sangat mencintaimu Naira dan biarkan saya tetap disini" ucap Liam lirih.

"Saya tidak apa-apa. Pergilah" sambung Liam diikuti dengan senyumannya.

"Kamu berbohong, apakah sudah tidak mencintaiku? Kenapa kamu membiarkan aku bersama dengan dirinya" teriak Naira frustasi, mulutnya memenangkan berteriak tapi ia tetap berderai air mata.

"Maaf" ucap Liam lirih. Perlahan Liam memejamkan matanya menahan sakit yang terus menjalar ditubuhnya sampai dirinya benar-benar kehilangan kesadarannya.

"LIAM. KAMU JAHAT" teriak Naira histeris. Perlahan pandangan Naira mulai memburam tapi dirinya tetap berusaha untuk tetap bertahan tapi nihil dirinya tumbang tepat disamping Liam.

Arsenio tersentak ketika Naira tergeletak tak sadarkan diri. "NAIRA" teriak Arsenio.

Arsenio berlari kearah Naira lalu memeluknya erat." Hey sadarlah, Naira. Sadarlah" ucap Arsenio sembari menepuk pipi Naira pelan.

Dari kejauhan ada seseorang yang tengah berdiri menatap semua kejadian didepannya, kejadian yang telah menimpa sahabatnya. "Dia tidak akan mati karena peluru, karena peluru itu tidak mengenai jantung nya, perhitungan ku tidak mungkin salah" ucapnya lirih.

SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang