22. Liam Aldevaro

9 2 1
                                    

•Swastamita•

BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN  BERKOMENTAR LAH...

Berkorban demi cinta adalah hal yang paling menyakitkan, karena keduanya hanya akan mendapatkan kehancuran tanpa ujung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berkorban demi cinta adalah hal yang paling menyakitkan, karena keduanya hanya akan mendapatkan kehancuran tanpa ujung. Saling berkorban untuk satu sama lain, tapi tak akan pernah ada takdir untuk bersama.

~Naira Arsita

"Sebegitu berharganya Shaka dihidupmu Zeline, sampai-sampai aku tidak bisa menggeser posisinya"
—————————————————

"Assalamualaikum" salam seorang gadis cantik lengkap dengan cadarnya.

"Waalaikumsalam" salam semuanya

Reyna tersenyum lebar menatap kedatangan Zura. Zura tersenyum melihat Reyna yang terlihat kurusan sekarang apalagi mata yang terlihat lelah itu.

Zura berlari kecil lalu memeluk Reyna erat. Tanpa diduga Reyna meloloskan air matanya begitu saja. Zura yang merasa isakan kecil keluar dari Reyna mengerutkan keningnya. "Ciee nangis, tumben?" Tanya zura tanpa beban.

Zura tersenyum tipis. "Jangan nangis terus, nanti ingus kamu jatuh" ucap Zura sembari terkekeh kecil.

Interaksi Zura dan Reyna tak luput dari pandangan keluarga ndalem dan Liam, yang ikut senang tapi juga sedikit ada kesedihan disana. "Zura sudah kembali Zeline, kamu kapan?" Batin Shaka sembari menatap lurus kedepan.

Zahira menepuk pundak Shaka pelan. "Sudah bang Shaka, jangan terpuruk terus" ucap Zahira lirih. Shaka tersenyum tipis menanggapi ucapan adiknya itu lalu mengangguk.

Reyna melepaskan pelukannya dari Zura. "Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Reyna lirih yang masih bisa didengar oleh Zura.

Zura mengangguk sebagai jawaban. "Kamu sendiri?" Tanya Zura. Reyna hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Zura.

"Kalian enggak mau duduk?" Tanya Abi sembari tersenyum tipis.

Zura dan Reyna duduk berdampingan disebelah umi. "Sudah sehat nduk?" Tanya umi pada Zura.

Zura mengangguk sembari tersenyum. "Alhamdulillah, sudah umi"

Entah mendapat perintah dari mana sepontan Shaka melontarkan pertanyaannya. "Apa kamu tau keberadaan Aira?" Tanya Shaka.

Zura mengernyitkan keningnya. "Bukannya Aira disini?" Tanya Zura sembari menatap heran Shaka dan yang lainnya.

Mendengar pertanyaan itu keluarga dalem dan semua hanya menunduk pasrah. "Aira hilang" jawab Reyna lirih.

Zura membelalakkan matanya. "Candaan kalian nggak lucu" ucap Zura tak percaya.

"Itu memang benar adanya" jawab Devan.

SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang