•Swastamita•
BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...
JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH...
"Ya Allah. Kuatkan hambamu ini untuk menjalani semua cobaan ini"
~Almaira Zeline Jovanka
Zeline memejamkan matanya lalu membukanya kembali "Iya. Aku adiknya, tapi ada banyak alasan kenapa aku disembunyikan"
——————————————————"Selamat malam. Jovan Aditya Mahardika" laki-laki itu menyeringai tipis sang empu yang disapa hanya diam tak ada niatan untuk menjawab.
Jovan tersenyum tipis sambil menatap laki-laki itu. "Tetap sama"
Plak
Tamparan dengan suara nyaring itu mendarat mulus dipipi sebelah kanan Jovan karena tidak ada perlawanan, tangan Jovan diikat dengan rantai besi tangannya menjulur keatas, dia digantung dan kakinya juga dirantai.
Laki-laki itu duduk dikursi kebesaranya sambil menatap lekat kondisi Jovan yang sangat indah menurutnya. "Kau tidak berubah"
Mereka hanya berdua diruang pembantaian ini, banyak alat-alat berbahaya yang kapan saja bisa menghilangkan nyawa Jovan, tak lupa dengan bau anyir yang menyeruak kemana-mana. "Kau masih bodoh, kamu itu hanya boneka Jovan" ujar nya sambil berteriak didepan Jovan. Jovan hanya menatap datar orang itu.
Jovan mendongakkan kepalanya. "Apa salahnya menjadi boneka?" ujarnya santai tanpa menunjukkan rasa takut sedikit pun.
"Kamu bertanya apa salahnya hah! Kamu bodoh Jovan. Melindungi putriku saja kamu tidak bisa, apa menurutmu saya tidak tau apa yang terjadi kepadanya?" ujar laki-laki itu tanpa getar sedikit pun lalu mengambil cambung yang berada disampingnya, Jovan menatap datar cambuk itu.
Tar
Tar
Tar
Tiga cambukan mendarat mulus ditubuh Jovan, perih dan panas itu yang dia rasakan. Baju kemeja putihnya tak lagi berwarna putih bersih baju itu terkena darah akibat tiga cambukan keras yang telah dia dapat. "Mana janjimu akan menjaga putriku hah! Dia dianiaya oleh orang seperti iblis tanpa ampun" ucap laki-laki itu sambil mencengkram rahang tegas Jovan.
"Kamu hanya boneka laki-laki iblis itu, kamu hanya menuruti dia dan tidak menepati janjimu untuk menjaga putriku!" ucap laki-laki itu menggebu.
Mata laki-laki itu menatap nyalang kearah Jovan. "Saya kecewa sama kamu Jovan" sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita
RandomMemperjuangkan senyuman orang-orang di detik-detik terakhir hidupnya adalah kebahagiaan yang seakan dibalut lara yang amat menyiksa, mempersatukan orang yang dicintai dengan orang lain karena hidupnya yang sudah sekarat. Disaat orang lain ingin men...