4.Cerita

40 13 0
                                    

•Swastamita•

BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu adalah doaku yang hanya
diketahui olehku dan Rabbku"

~M.Shaka Abizar Al Ghifari


"Tolong jaga dia sampai gue balik, nanti jam 10 pagi gue sampai situ"

"Oky kalo gitu"
—————————————————

Ditempat ini masih ada sosok yang masih terus berjuang atas hidupnya yang telah berada diantara hidup dan mati. "Kamu kapan sadarnya? Enggak capek tidur dari semalem hm? Ini sudah jam 9 pagi, kenapa belum bangun?" tanyanya sambil terus menatap tubuh ringkih yang terbaring itu.

"Sebentar lagi Abang kamu datang, kenapa kamu enggak bangun?" tanya Shaka sambil tersenyum miris menatap Zeline. Apa lagi mengingat apa kata dokter kemarin, ingatan Zeline akan hilang?.

"Apa kamu terlalu capek sama dunia ini sampai-sampai kamu tidak mau bangun?" ujarnya sambil terus menatap sendu kearah Zeline.

"Assalamualaikum" salam seseorang yang mampu membuyarkan lamunan Shaka.

Shaka menolehkan kepalanya ke arah suara itu. Disana terdapat dua orang wanita yang amat sangat berharga dalam hidupnya. "Waalaikumsalam. Umi, dek"

Kedua perempaun itu mendekat kearah brangkar. "Dia temen kamu?" tanya umi.

Shaka mengalihkan etensinya dari Zeline. "Iya umi"

"Bagaimana ceritanya bisa sampai kayak gini bang?" tanya adik Shaka namanya Zahira Alfira.

Shaka menghembuskan nafasnya gusar. "Panjang ceritanya Hira"

"Ya mangkannya diceritaiin biar pendek" ujar Hira sambil berdecak sebal abangnya ini memang sulit kalau disuruh cerita.

Shaka menarik nafas dalam-dalam lalu perlahan menjelaskan kepada kedua orang yang paling berharga dalam hidupnya itu. "Kasian dia, pasti hidupnya sengsara" ujar Hira sambil menatap sendu ke arah Zeline.

Ceklek

"Assalamualaikum" etensi semua orang menatap kearah suara terdapat laki-laki bertubuh atletis dan tinggi yang memakai jas rapi yang tengah terengah-engah didepan pintu, sambil memegangi pegangan pintu.

"Waalaikumsalam"

Laki-laki itu mengeryitkan dahinya. "Umi sama Hira kok disini?"

Umi tersenyum sama halnya dengan Hira. "Jenguk adek kamu" ujar umi yang diangguki olehnya.

SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang