•Swastamita•
BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...
JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH...
"Jika hidup adalah sebuah buku, maka bersamamu denganmu untuk menuju jalan Allah adalah bab FAVORITKU"
~M.Shaka Abizar Al Ghifari
Zeline kembali mengembangkan senyum "Tapi sandykala adalah sebuah bukti bahwa akhir juga bisa adiwarna"
—————————————————"Iya. Kamu benar, tidak semua perpisahan itu menyedihkan tapi pasti ada banyak kesedihan dalam perpisahan" tutur Shaka sambil sesekali melirik Zeline disampingnya.
"Ingat ini Zeline" ucap Shaka dengan wajah serius.
Mendengar namanya disebut Zeline pun menoleh kearah Shaka "Apa?"
"Jangan selalau mencari kebahagiaan dari orang lain, tapi ciptakan itu dalam dirimu sendiri" ujarnya sambil tersenyum tipis.
Zeline mengeryitkan dahi. "Tapi manusia selalau bergantung pada orang lain kak?"
"Boleh saja bergantung, tapi jangan salahkan siapapun jika dia pergi karena bahagiamu juga akan hilang bersamanya"
"Ibarat sekarang dokter memberi kita obat saat kita sakit, maka kita harus memiliki obat yang sama agar jika sakit itu datang lagi, kita tidak perlu dokter untuk mengobatinya" jawab Shaka.
"Dan obat itu tidak selalu tentang siapa yang bersama kita. Tidak selalu tentang keluarga, teman sahabat ataupun pasangan." sambungnya.
"Lalu tentang apa?"
"Kebiasaan, hobi, sesuatu yang dianggap sepele tapi tanpa disadari itu malah menjadi obat untuk diri kita sendiri" tutur Shaka lalu menjeda ucapannya.
"Semua manusia memiliki penyembuh dalam diri mereka, hanya saja terkadang mereka tidak sadar lalu memilih mencari orang lain" sambung Shaka.
Zeline tersenyum hambar mendengar itu. "Apa itu bahagia? Apa tentang papa, ataukah takdir? Hmm mustahil" batin Zeline.
flasback on.
Diruangan bernuansah putih ini Zeline mulai mengerjap-erjapkan matanya dan yang pertama ia lihat adalah ruangan putih yang sama seperti sebelumnya rumah sakit itu lah tempatnya berada saat ini beserta alat-alat penunjang kehidupan yang melekat pada dirinya dan seorang dokter laki-laki yang tengah memegang stetoskop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita
RandomMemperjuangkan senyuman orang-orang di detik-detik terakhir hidupnya adalah kebahagiaan yang seakan dibalut lara yang amat menyiksa, mempersatukan orang yang dicintai dengan orang lain karena hidupnya yang sudah sekarat. Disaat orang lain ingin men...