2.Pertemuan

49 14 1
                                    

Swastamita•

BUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM MEMBACA...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH...

JANGAN MAGER BUAT PENCET LOGO BINTANG DIBAWAH DAN BERKOMENTAR LAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampai jumpa dititik terbaik menurut takdir"

~M.Shaka Abizar Al Ghifari


"Lo tau dari mana? Bukannya Jovan gak punya adik ya? Kan adiknya udah wafat pas dilahirin" jawab Shaka.

"Em ya iya ya,aneh masak hidup lagi"
————————————————————

Hari ini di SMA MERDEKA tempat Zeline dan para sahabatnya menuntut ilmu di sekolah yang bisa dibilang sekolah sangat favorit dikalangan remaja. Banyak siswa siswi yang berlomba-lomba ingin masuk ke SMA ini karena segudang prestasi yang telah diraih.

"Gue ngantuk banget sumpah agghhh" gerutu Allisya sambil menatap papan tulis yang penuh rumus kimia yang rasanya sudah seperti rumus kematian untuk Allisya setiap mata pelajaran kimia dia selalu ngantuk berat.

Reyna yang duduk disampingnya sudah merasa muak menengarkan Allisya yang terus menggerutu tanpa henti. "Lo bisa diem gak? Gue enggak bisa fokus gara-gara lu bangkek" ujarnya tanpa menatap Allisya sedikitpun.

Allisya menghela nafasnya gusar. "Ya maaf kalik. Enggak usah ngegas" Reyna yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas.

Berbeda dengan Zeline dan Zura keduanya sama-sama fokus dan tenang menghadap papan tulis full rumus itu.

Tak lama setelah itu bel istirahat berbunyi dan disitulah segala rasa kantuk akan hilang seperti ditelan bumi "Ngantin yuk guys" ajak Reyna ajakan itu diangguki oleh ke tiga sahabatnya.

Banyak pasang mata menatap ke empat perempun itu dengan tatapan memuja baik laki-laki maupun perempuan mereka berempat bisa dibilang sebagai idola sekolah dengan parasnya yang cantik dan segala kecerdasannya. Apa lagi yang tak jarang menjadi pusat perhatian adalah Zura, dia selalu berdiri ditengah-tengah para sahabatnya itu dengan penampilan yang jauh berbeda dengan ke tiga sahabatnya. Dia memakai kerudung untuk menutup sempurna auratnya tanpa menunjukkan sedikit pun lekuk tubuhnya.

Mereka bertiga masuk kedalam kantin bersama-sama dengan senyum yang seperti tak akan pernah luntur. "Duduk disana yuk" tunjuk Zura pada bangku dipojok barat.

"Oke"

"Kalian duduk aja gue pesenin ya, kalian mau apa?" tanya Alliya.

SwastamitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang