CHAPTER 27. CONFESSION 2

839 103 3
                                    

Esok paginya.

"Huammm" 

Karina terbangun dengan seluruh badannya yang terasa sakit. "Bertyyy" panggil karina. Namun tidak ada sautan dari berty. Lalu karina teringat kalau berty tiba-tiba di cutikan oleh heeseung. Dengan terpaksa karina berjalan kekamar mandi sambil memegang pinggangnya yang sakit. Sebelum masuk kekamar mandi, karina ingin membuka gorden jendelanya dulu.

Begitu gorden telah dibuka, karina kaget dengan kaca jendela yang sudah habis hancur. Lalu karina mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Sangat berantakan

Perlahan karina mengingat kejadian semalam. Kemudian tiba-tiba karina menyentuh bibirnya setelah mengingat ada kejadian dirinya yang tiba-tiba menyatakan perasaannya, bahkan dirinya mencium heeseung. "AKhh! Karina bodoh!" pekik karina sambil memukul pelan bibirnya. 

Tapi dalam seperkian detik karina kembali tersenyum. Entah kenapa jantungnya sangat berdebar sekarang. 'dirinya benar-benar telah cinta jatuh pada sosok heeseung' 

                        ><><><

Setelah mandi karina merasa lapar. Tapi tidak ada berty sekarang. Perlahan karina mengembangkan senyumnya lalu berjalan keluar kamar, baru beberapa langkah karina langsung berlari dengan rambutnya yang masih basah serta dress yang diangkat tinggi. Karena tidak ada berty, karina malas mengeringkan rambutnya sendiri. Dan juga karina jadi bisa berlari-lari sambil mengangkat ujung dress tanpa di ceramahi oleh berty.

Setelah berlari lumayan jauh, karina berhenti di depan sebuah ruangan. Mengetuk beberapa kali pintu, namun tidak ada sahutan dari si pemilik ruangan. Karena sangat lapar karina yang tidak mau menunggu lama langsung membuka pintu yang tidak terkunci itu.

"Heeseung-a" panggil karina. Tapi tidak ada sahutan dan ruangannya pun kosong. Karina berjalan-jalan ke setiap sudut ruangan seraya memanggil heeseung. Hingga pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan sosok heeseung yang baru saja selesai mandi dengan masih memakai bathrobenya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Tak hanya karina yang terkejut melihat heeseung. Bahkan heeseung sempat membelalakkan matanya terkejut dengan kehadiran karina lalu dengan segera kembali ke ekspresi biasanya. Berjalan mendekati karina yang sedang mematung dengan mata membelalak menatap dirinya. 

Ketika sudah di hadapan karina, heeseung menjentikkan jarinya di depan wajah karina hingga membuat karina mengerjapkan matanya lalu tersadar. Dengan cepat karina langsung menutup wajah malunya dengan telapak tangannya.

Tiba-tiba karina merasa ada sesuatu yang menggoyangkan kepalanya. Karina pun menilik melalui celah jarinya lalu mendapati heeseung sedang menggosok pelan rambutnya menggunakan handuk.

"Keringkan rambutmu dengan benar jika tidak ingin sakit." Ucap heeseung.

Karina semakin dibuat berdebar dengan sikap heeseung ini. Dibalik telapak tangannya wajah karina sudah sangat merah. 

"Kenapa kamu kesini?" tanya heeseung setelah selesai mengeringkan rambut karina. "A-aku lapar. Tapi, berty sedang cuti." jawab karina setengah gugup. Lalu heeseung mundur beberapa langkah. "Bahan makananmu ada di dapur. Jadi, kamu tinggal masak apapun yang ingin kamu makan." Ujar heeseung seraya berjalan ke lemari, mengambil pakaiannya. 

"Bisakah kamu menemaniku masak?" tanya karina dengan puppy eyesnya. Melihat itu heeseung menatap heran karina. "Masak saja sendiri." jawab heeseung.

Karina pun menghela nafas kecewa mendapat penolakan dari heeseung. Kemudian karina berbalik, 'berpikir sebentar.' Kemudian berbalik lagi menatap heeseung, Lalu berlari kearah heeseung. Kemudian berhenti tepat dihadapan heeseung. Karina menjinjitkan kakinya lalu mendaratkan sebuah kecupan di pipi heeseung. 

Setelah melakukan itu karina berlari keluar dengan menahan malunya. Sedangkan heeseung mematung dengan tangannya menyentuh pipi yang dikecup karina.

 "Aku akan menunggumu di dapur." Ujar karina yang kembali muncul dari balik pintu, kemudian pergi.

Seketika muncul senyuman kecil dari bibir heeseung. 

Plakk

Heeseung menampar dirinya sendiri. 'Sadarlah heeseung.' batinnya. Kemudian heeseung kembali memilih pakaiannya dilemari. Saat itu juga heeseung menghela nafas, 'ini tidak benar.' Batin heeseung kembali seraya merasakan jantungnya yang berdebar dengan tidak normal.

The Blood [HeeRina] END S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang