CHAPTER 28. WHAT HAPPEN?

742 104 5
                                    

Haii Guyss... I'm back!!! Aku baru aja ngerefresh otak dari yang namanya ulangan jadi baru bisa mikir lagi. TT TT TT

Kelamaan gak ya soalnya janji bakal back dalam beberapa minggu. Udah lewat berapa minggu? Atau udah sebulan ya? Pokoknya bagi yang nungguin makasih banget ya...

I MISS YOU

I LOVE YOU

AND THANK YOU

So... Happy reading!!!

.

.

.

Tidak terasa sudah hampir 3 jam karina menunggu kedatangan heeseung sehingga makanan yang di masaknya sudah dingin tetapi heeseung masih belum juga datang. Akhirnya karina menyerah dan makan sendirian, bohong kalau karina tidak merasa kecewa tapi seketika karina tersadar bahwa dia bukan siapa-siapa untuk heeseung menuruti keinginan tidak jelasnya. Setelah makan karina memutuskan istirahat di kamar dan akhirnya tertidur hingga tak terasa sudah sore.


><><><


"Kamu ingin pergi?"

Heeseung pun berbalik ke sumber suara, dia menemukan sosok karina berdiri didepan pintu. Karina berjalan mendekat ke arah heeseung.

"Aku akan menghadiri pesta di istana utama." jawab heeseung lalu berbalik kembali fokus ke pantulan dirinya di cermin. Karina melihat heeseung sedikit kesusahan dengan pakaiannya.

"Biar ku bantu." ujar karina.

"Tidak perlu." balas heeseung tanpa menoleh. Tapi karina tidak mau kalah, begitu tiba dibelakang heeseung karina langsung memutar tubuh heeseung dengan menarik kedua sisi lengan heeseung untuk menghadap kearahnya. Heeseung sedikit tersentak dengan tindakan karina, namun membiarkan karina yang dengan telaten merapikan pakaiannya mulai dari memasangkan dasi hingga membantu memasang atribut-atribut lainnya.

Sunyi...

"Pesta apa?" tanya karina memecahkan keheningan. sedangkan tangannya masih sibuk merapikan pakaian heeseung

"Pelantikan Pangeran kedua sebagai Putra Mahkota." jawab heeseung tanpa mengalihkan pandangannya pada karina.

"Apa pestanya lama?" tanya karina lagi, kali ini karina menatap netra biru heeseung.

"Yah kurasa." singkat heeseung lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Jadi..." karina menundukkan kepalanya. "aku akan makan sendiri lagi seperti tadi pagi?"

"Iya." jawab heeseung sambil menatap sosok karina yang tertunduk. Mendengar jawaban singkat heeseung, karina mencengkram erat ujung dasi heeseung kemudian menghela nafas pelan lalu melepas cengkramannya dan mundur beberapa langkah. Kepalanya terangkat hingga netranya menatap sosok heeseung yang tampak gagah sekaligus menawan dengan setelannya. Karina tersenyum kecil,

'lihatlah sosok tampan dihadapannya ini, wanita mana yang tidak akan jatuh hati padanya. Karina sadar bahwa dia hanyalah salah satu dari banyaknya wanita yang akan mengagumi sosok heeseung di pesta nantinya.'

Tanpa mengucap sepatah katapun karina langsung berbalik meninggalkan ruangan dan heeseung. Sedangkan heeseung hanya menatap dengan datar kepergian karina. Heeseung juga melihat senyuman kecewa sebelum karina berbalik meninggalkannya.


><><><


Begitu tiba di kamar, karina langsung terduduk bersandar pada pintu sambil menatap sedih pantulan cahaya matahari terbenam yang masuk melalui jendela.

"Apa ciuman itu sangat buruk baginya?"

"Apa dia sangat membencinya?"

"Apa dia akan membenciku?" guman karina berulang-ulang.

Begitu pantulan cahaya menghilang, karina mengalihkan pandangannya ke arah pintu ruangan, dimana semua ini bermula. Lalu karina tersadar akan sesuatu, karina bergegas berdiri lalu berjalan mendekat ke lemari dan membukanya. Di dalam lemari itu tersimpan kamera yang sudah dicharge dengan charge hasil buatannya dengan jungwon. Karina mengambil dan membawa kamera itu ke kasur kemudian menekan-nekan tombol untuk menghidupkannya, hingga muncul cahaya dari layar dengan refleks karina memejamkan matanya.

Begitu membuka mata, yang karina lihat ada ruang asing yang mewah hingga pintu terbuka dan muncul sosok pria gagah dengan pakaian dan atribut lengkap dengan mahkota di kepalanya. Pria itu tersenyum lalu berjalan mendekat kearah karina.

'Siapa pria itu? tidak! aku harus lari dulu. T-tapi, kenapa aku tidak bisa bergerak. Tidak! pria itu semakin dekat.'

Tangan pria itu terulur.

'Apa dia akan membunuhku?' batin karina. Namun pria itu menembus tubuh karina begitu saja seperti tidak melihat karina. Lalu karina mengikuti arah langkah pria itu. Di depan jendela berdiri sosok wanita anggun yang sedang mengandung kecil.

"Aku merindukanmu." ujar pria itu lalu memeluk erat tubuh wanita itu. Sang wanita yang dipeluk hanya tersenyum manis lalu membalas pelukan sang pria. Namun setelah beberapa saat Karina kaget karena wanita itu tiba-tiba menatap kearahnya kemudian tersenyum.

'Apa dia melihatku?' batin karina.

The Blood [HeeRina] END S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang