CHAPTER 32. BROTHERS MEETING

727 87 5
                                    

Alunan musik dan suara bisik para tamu sangat mengganggu bagi heeseung yang tidak pernah datang ke pesta. Apalagi sejak kehadiran heeseung di umumkan para bangsawan tidak berhenti-hentinya membicarakan bahkan mengejek heeseung namun berbanding terbalik dengan para lady yang tidak henti-hentinya berdecak kagum dan terpesona pada ketampanan sosok pangeran yang tidak pernah menunjukkan diri untuk vampir lain. Bahkan ada yang sekedar menyapa hingga ada yang berusaha menggoda heeseung.

'Benar-benar menjijikkan' muak heeseung.

"Pangeran Min Ni-ki telah tiba" Umum salah satu ksatri, membuat heeseung langsung menoleh kearah pintu besar yang sedang dibuka oleh para ksatria kemudian menampilkan sosok yang sudah 3 tahun tidak heeseung lihat, sekarang adiknya yang dulu kecil dan imut telah menjadi sosok yang gagah dan berwibawa. Entah ini sudah yang keberapa kalinya para lady dibuat kagum tergila-gila pada para pangeran yang hadir kali ini.

Pangeran Ni-ki melangkahkan kaki dengan gagahnya menghadap sang raja kemudian membungkukkan kepalanya dan menyapa kecil sang raja, lalu menoleh kearah tempat heeseung berdiri dan berjalan mendekat hingga tiba dihadapan heeseung.

Ni-ki tersenyum miring "Kali ini aku menang hyung"

"Kamu tumbuh dengan baik," itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut heeseung semenjak tiba di pesta. Deep voice kedua pangeran itu membuat para lady hampir pingsan, 'Benar-benar luar biasa' bisik para lady. Kedua pangeran dengan tinggi yang hanya berbeda 1 cm itu saling tersenyum miring dengan tatapan tajam satu sama lain.

"Sampai kapan kalian akan tebar pesona seperti itu?"

Kedua pangeran itu serempak menoleh ke samping dan jungwon sudah berdiri di samping antara mereka. Lalu ni-ki menghadap jungwon kemudian tersenyum miring,

"Hyung... apa kamu memendek?" ejek ni-ki karena dirinya harus menoleh kebawah sedikit untuk menatap jungwon.

Jungwon pun terpancing dengan satu kalimat yang diucapkan ni-ki, lalu merangkul kuat leher ni-ki membuat sang pemiliknya kesakitan. "Apa kamu ke akademi hanya untuk belajar mengejek ha?! Sepertinya 3 tahun membuatmu lupa bahwa kamu belum pernah mengalahkanku sekalipun dalam bertarung. Lagi pula aku tidak sependek itu!" kesal jungwon tanpa melepaskan ni-ki.

"Heeseung hy-hyung tolong aku." ujar ni-ki masih berusaha melepaskan rengkulan jungwon. Lalu sebagai bantuan heeseung hanya memukul-mukul pelan lengan jungwon.

Para bangsawan hanya menatap heran dengan keakraban ketiga pangeran yang sedang bertengkar atau bercanda itu? Termasuk Jake yang sedang duduk di singgasana hanya menatap ketiga saudaranya itu dengan datar.

"Lihatlah mereka itu, bisa-bisanya bertingkah tidak sopan didepan para bangsawan. Benar-benar tidak tahu malu. Ya kan Putra mahkota?" ucap permaisuri dengan nada mengejek, "Putra mahkota?" tegur sang permaisuri, lalu jake hanya tersenyum kecil dan bergumam"Sejak dulu sampai sekarang ni-ki masih belum bisa mengalahkan jungwon dalam hal kekuatan?"

Melihat jake yang terkekeh dengan tatapan iri menatap ketiga pangeran itu membuat permaisuri menatap dingin jake. Hingga jake sadar kalau ibunya sedang menatap tidak suka padanya, lalu dengan cepat Jake mengubah raut wajahnya kembali datar dan menatap kearah lain kemudian tanpa sengaja matanya menangkap pelayan yang bersikap aneh. Ketika jake hendak berdiri dirinya ditahan oleh permaisuri. Hanya dengan tatapan permaisuri saat ini jake tahu kalau sang ibu sedang dalam suasana yang buruk, bukan pilihan yang baik untuk melawannya. Akhirnya jake menyerah lalu kembali duduk dan memutuskan mengamati pelayan tadi, namun ketika jake menoleh lagi pelayan itu sudah tidak ada di tempatnya tadi.



><><><



Disaat para bangsawan berdansa, heeseung mengajak ni-ki keluar dari pesta hingga sampailah mereka di taman istana utama.

Krek krek krek

Ni-ki memutar-mutar lehernya yang terasa sakit akibat ulah jungwon tadi, "wah... jungwon hyung benar-benar menggunakan kekuatannya. Kupikir kepalaku akan putus tadi."

"Kamu benar-benar tidak berubah, caramu menyapa benar-benar buruk." ucap heesung.

"Aku tidak ingin mendengar itu dari hyung yang tidak lebih baik dariku dalam hal menyapa." balas ni-ki masih sambil duduk di rerumputan. "jadi, ada apa hyung mengajakku kesini?"

"Aku... butuh bantuanmu" ujar heeseung lalu mendudukkan diri disamping ni-ki.

"Eoh? bantuan? Hyung?" bingung ni-ki sambil menunjuk heeseung.

"Aku..." Heeseung menggantung kalimatnya lalu beralih menatap bulan, "bertemu seorang wanita seperti ibuku."





Pangeran keempat, Min Ni-ki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pangeran keempat, Min Ni-ki


The Blood [HeeRina] END S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang