The Blood [HeeRina] END S1

CHAPTER 17. MAIN PALACE 2

"Saya akan menjodohkan kamu dengan putri dari keluarga Grand Duke, putri minji" ucap sang raja serius. Mendengar itu heeseung pun menatap tajam raja. " Yang mulia bilang tidak akan ikut campur dalam kehidupan pribadi saya selama saya hidup dengan baik. Tapi, tiba-tiba apa ini? Menikah? " ucap heeseung kesal.

" Saya hanya ingin kamu punya pendamping, lagipula dalam umurmu sekarang sudah seharusnya kamu menikah. " ujar sang raja kembali. " Tidak perlu, saya sudah cukup sengsara dengan kehidupan saya saat ini. Jangan menambah kesengsaraan saya lagi yang mulia." balas heeseung.

" Terserah bagaimana pendapatmu... tapi, saya sudah mengirim surat lamaran ke istana Grand Duke. " jelas sang raja. Heeseung semakin dibuat naik pitam oleh keputusan sepihak raja. Malas meladeni sang raja, heeseung pun berbalik hendak pergi. 

 "Datanglah ke pesta pelantikan Putra Mahkota. " timpal sang raja ketika melihat heeseung sudah berbalik hendak pergi. Heeseung sudah malas memperdulikan perkataan raja dan langsung pergi keluar. Begitu keluar heeseung di sambut oleh permaisuri yang sedang tersenyum kemenangan.

' Ahh begitu... jadi pernikahan ini adalah rencana lain permaisuri untuk menyingkirkannya,' pikir heeseung. Tidak begitu peduli dengan keberadaan permaisuri heeseung langsung teleportasi kembali ke istananya. Melihat heeseung yang menghilang begitu saja, raut wajah permaisuri langsung berubah masam. Bisa-bisanya anak itu menghilang tanpa hormat padanya, "benar-benar anak yang tidak berpendidikan" ujar permaisuri lalu menyelonong masuk keruangan sang raja.

"Yang mulia" sapa permaisuri dengan anggun. Raja hanya melirik sebentar ke arah permaisuri lalu melanjutkan kerjaannya. "bagaimana soal pernikahan pangeran heeseung? " tanya permaisuri setelah duduk di sofa yang tersedia di samping raja. Mendengar pertanyaan permaisuri sang raja mengalihkan pandangannya menatap permaisuri lalu berucap.

" Bukankah dari awal kamu sudah bisa menebak jawaban dari pangeran heeseung?Aku masih tidak mengerti menapa kamu sangat bersikeras menikahkan heeseung dengan putri minji. Apa kamu yakin alasannya hanya agar heeseung punya pendamping? "

" Hmm, begitu... jadi pangeran heeseung menolak ya. " ujar permaisuri. " Tapi, mau bagaimana lagi kita sudah mengirim surat lamaran dan Grand Duke juga sudah menerima lamarannya. Sebenarnya alasan lain saya meminta yang mulia untuk menikahkan pangeran heeseung dengan putri minji adalah karena saya tidak bisa membiarkan keluarga Grand duke berada di ambang kebangkrutannya kan? bagaimana pun mereka tetap keluarga jauh saya. Dan mengingat keluarga itu juga sudah banyak berjasa pada kerajaan. " lanjut permaisuri. " itu karena kesalahan mereka yang terlalu rakus." timpal sang raja tidak terima. 

Bagaimana pun sang raja ingin anak dari wanita yang sangat dicintainya itu dapat menikah dengan wanita yang dicintainya. Sehingga dia tidak akan sengsara seperti yang di alami sang raja. Tapi yang di katakan permaisuri ada benarnya, ketika keluarga grand duke mengalami kebangkrutan, ekonomi kerajaan menjadi sedikit terhambat karena pengaruh keluarga grand duke terhadap perekonomian lumayan besar.

" Jangan terlalu benci terhadap satu kesalahan hingga yang mulia melupakan seribu jasanya. Kita hanya perlu mendukungnya sedikit dan saya yakin setelah itu mereka akan kembali bangun. Tapi, kita tidak bisa melakukannya secara gratis bisa-bisa itu akan membuat bangsawan lain protes. Karena itu, jika kita menikahkan putri minji dengan pangeran heeseung kita jadi punya alasan sebagai keluarga untuk mendukung mereka." jelas permaisuri panjang lebar dengan senyuman secantik mungkin. 

Mendengar penjelasan permaisuri, Raja hanya dapat memijit dahinya yang berdenyut. Melihat sang raja mulai goyah, permaisuri mengusap punggung sang raja lalu kembali berucap, " Saya yakin pangeran heeseung pasti akan menyukai putri minji meskipun sedikit bodoh tapi putri minji adalah gadis yang cantik. Jadi, yang mulia jangan khawatir. Sebagai ibu tiri pangeran heeseung biar saya yang mengurus soal perjodohan itu."