CHAPTER 26. CONFESSION

788 101 6
                                    

11.50 am

Heeseung baru saja kembali ke istana setelah menjernihkan pikirannya. Heeseung merasa bersalah karena telah mengatakan hal yang tidak masuk akal kepada karina tadi. Padahal dia tahu, karina pun sedang berusaha mencari cara untuk pulang. Heeseung menjadi gegabah semenjak Jake menyadari keberadaan karina. Jika karina dibiarkan tinggal lebih lama Cepat atau lambat para penghuni kastil lain pasti akan menyadari keberadaan karina sama seperti jake. Oleh karena itu karina harus segera pulang ke dunianya sebelum hal itu terjadi padanya.

Brakk

Suara pecahan terdengar dari kamar karina. Heeseung pun mendongak lalu mendapati jendela kamar karina habis pecah. Heeseung lengah seharusnya dia tidak pergi keluar kastil dan sekarang karina diserang oleh penyusup. Dengan cemas heeseung langsung berteleportasi ke kamar karina.

Begitu tiba heeseung melihat karina yang terpojok disudut dengan gemetar. Hal itu membuat heeseung marah, tanpa pikir panjang heeseung langsung menendang penyusup yang hendak menerkam karina itu hingga terpental ke dinding. 

Manik biru heeseung bertemu dengan manik hitam karina yang gemetar ketakutan. 

Ketika karina hendak membuka mulutnya, Heeseung terlebih dahulu berujar. "Tutup matamu! Jangan buka hingga aku memanggilmu." titah heeseung dengan sorot mata yang tajam menatap penyusup yang sudah kembali berdiri. Tanpa bicara karina langsung menutup erat mata dan juga telinganya. Setelah memastikan karina menutup matanya, heeseung pun mengeluarkan taringnya.

"Rawrrr!!!" penyusup itu menyerang heeseung secara membabi buta. Namun, dengan mudah heeseung menghindar serangan itu. Lalu...

Hap! 

Heeseung menghentikan pergerakan penyusup itu dengan mencekik kuat lehernya. Saat itu juga heeseung langsung berteleportasi membawa penyusup itu keluar kastil. Dan sekarang mereka berada di gang sempit dan gelap. Tanpa banyak berpikir heeseung langsung menusuk-nusuk seluruh tubuh penyusup itu dengan kuku-kukunya yang tajam. Dengan kejam dan tanpa ampun. 

                  ><><><

Setelah sekitar 2 menit heeseung pun berhenti. Dan tubuh penyusup itu sudah hancur tak menyisakan satu organ pun. Kemudian dengan pakaian yang bersimbah darah, heeseung kembali ke istananya. Lebih tepatnya ke kamar karina. Begitu sampai, heeseung mendapati karina yang masih terduduk di sudut ruangan sambil menutup mata dan telinganya dengan gemeteran.

Dengan perasaan campur aduk, heeseung mendekati karina lalu berjongkok dihadapannya. "Karina." panggil heeseung lembut. Tak mendapat respon dari karina, Heeseung pun Kemudian mengelus lembut rambut karina. 

Perlahan karina pun membuka matanya. Begitu mendapat tatapan lembut dari heeseung. Karina langsung menerkam heeseung dengan pelukan erat, sehingga membuat heeseung terjungkal kebelakang. Untungnya dengan sigap heeseung menahan tubuh mereka dengan sebelah tangannya, kemudian tangan yang satunya memeluk pinggang karina. 

                             ><><><

Setelah sekitar 10 menit, heeseung bisa merasakan tubuh karina yang bergetar perlahan kembali normal. Lalu heeseung memundurkan wajahnya untuk melihat wajah karina. Sekarang wajah karina tampak berantakan dengan mata yang sembab dan goresan luka di pipi karina. 

Darah?!

Begitu melihat darah yang mengering dipipi karina, membuat heeseung tiba-tiba haus. Segera heeseung mengalihkan pandangannya kearah lain. Padahal tadi heeseung sama sekali tidak terpengaruh dengan darah karina, karena terlalu emosi dengan penyusup. Tapi ketika keadaan tenang, heeseung merasa indranya menjadi lebih tajam terhadap darah karina.

"Aku menyukaimu." 

Perhatian heeseung teralihkan oleh pengakuan karina yang tiba-tiba. Heeseung masih terdiam dengan membelalakkan matanya seraya menatap mata karina yang tulus. 

"Tidak peduli berapa kali aku memikirkannya. Ketika kamu mengusirku untuk pulang kedunia ku, aku merasa sedih bukan karena takut gagal dengan penelitianku tapi..." gantung karina. "Tapi, karena aku takut tidak bisa bertemu dengan mu lagi."

Ketika heeseung hendak membuka mulutnya, heeseung semakin membelalakkan matanya ketika sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya. Dan ternyata karina sudah menciumnya dengan lembut dan singkat. Lalu karina menyandarkan dahinya di pundak heeseung, lalu berujar.

"Aku... pasti akan pulang dengan sendirinya. Oleh karena itu, jangan mengusirku seperti tadi! Itu sangat... menyakitkan." 

setelah pengakuan itu karina tertidur lelap di pelukan heeseung. Namun heeseung masih mematung di tempat. 'Kenapa karina jadi menyukainya?'

Tiba-tiba heeseung merasa lapar, tanpa disadari gigi taringnya muncul dengan sendirinya. Kemudian heeseung menatap lekat leher jenjang karina. Perlahan mendekatkan taringnya ke leher karina, lalu...

Happ

Heeseung dengan segala kesadarannya yang tersisa langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya. 'Hampir saja dirinya menggigit karina.'

Sebelum kesadarannya benar-benar hilang kontrol, heeseung langsung menggendong karina membawa karina ke kasur lalu membaringkannya perlahan sambil menyelimuti tubuh karina. Setelah itu heeseung langsung menghilang lalu kembali dengan secangkir darah di tangannya. 

Heeseung kembali tersadar setelah meminum segelas darah. Dirinya terduduk disofa dengan pandangan yang tidak lepas dari sosok yang sedang tertidur lelap di kasur. Heeseung menyentuh bibirnya seraya mengingat kejadian karina yang menciumnya, lalu menghela nafas kasar. 

The Blood [HeeRina] END S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang