16

233 64 180
                                    

To Love Somebody - Bee Gees

*****

"Nulis apaan sih lo Ndis?" tanya Nissa yang berdiri sembari menyandarkan bokong di tepian meja, dengan tangan bersedekap. Matanya tak luput mengamati Gendis yang duduk di sebelahnya, yang terlihat sibuk menulis sesuatu pada sebuah sticky notes.

"New Gendis Sekar Arum to do list." jawab Gendis dengan senyum percaya diri seraya menaik turunkan kedua alisnya.

"Hahh??" mulut Nissa terbuka dengan dahi yang mengerut. Mencoba mencerna ucapan Gendis. Setelah mengambil jeda beberapa detik, ia lantas menurunkan tangan yang ia lipat di depan dada, lalu segera mencondongkan badan dan melemparkan pandangan ke atas meja guna mencari jawaban atas rasa penasarannya.

New Gendis to do list:

1. Jadi anak rajin
2. Gak boleh telat
3. Gak boleh bolos
4. Sabaaaarrr
5. Selalu semangat

Beberapa detik Nissa menghabiskan waktu untuk membaca tulisan tangan Gendis. Selanjutnya ia kembali menatap wajah Gendis dengan satu alis yang terangkat seolah menggambarkan rasa tak percaya sekaligus bertanya-tanya. Pasalnya untuk pertama kali ia mendapati tingkah sang sahabat yang berbeda dari biasanya.

Sedangkan Gendis semakin mengangkat kepala dan membalasnya dengan tatapan super yakin dengan senyum yang masih terukir.

"Lo kenapa, gue tanya?" suara Nissa saat itu terdengar lebih nyaring dari sebelumnya, membuat Gendis  mendengus pelan menanggapi reaksi Nissa.

"Lo tuh harusnya bilang 'gue dukung lo Ndis, lo pasti bisa, semangat ya!!' gitu lho Nis... Bukannya malah nanya gue kenapa. Ga support banget sih temennya mau berubah jadi orang yang lebih baik." sahut Gendis kali ini dengan ekspresi sebal.

"Kalau dukung sih pasti Ndis. Seneng banget malah. Tapi aneh aja gitu. Gak biasa-biasanya."

Keributan kecil antar dua sahabat itu pun menarik perhatian Lukas yang saat itu tengah berdiri di depan locker sembari menyemprotkan parfum ke badannya. Setelah menyelesaikan kegiatannya ia pun lantas menutup locker dan langsung beranjak menghampiri kedua partner PKLnya tersebut.

"Apaan sih?" Lukas yang sedari tadi mendengar obrolan Gendis dan Nissa langsung membelah posisi keduanya guna ikut melihat catatan Gendis.

Pergerakannya diikuti oleh lirikan mata Gendis yang masih duduk di kursi tepat di sampingnya. Dan yang lebih membuat Gendis gagal fokus adalah aroma parfum Lukas yang berhasil membuat otaknya  memutar memori kejadian tak terduga tadi pagi, saat Lukas tak sengaja memeluknya. Aroma maskulin nan lembut yang sempat membiusnya saat wajahnya berhadapan dengan dada Lukas pagi tadi.

Namun seolah tak ingin lama-lama bernostalgia entah karena malu atau takut candu, Gendis segera mengerjap dan memutus pandangannya terhadap Lukas secara cepat.

"Oh itu," ucap Lukas santai, setelah membaca catatan Gendis. "Bagus lah, temen lo lagi dapet hidayah kayaknya." lanjutnya kali ini seraya melirik Nissa dengan seutas senyum tipis.

Belum juga Nissa menyahut,
kedatangan Parmin yang baru dari toilet kini menarik perhatian mereka.

"Ada apa nih, rame-rame? Lagi ngocok arisan ya?" ujar Parmin yang datang dengan wajah jenakanya dengan satu tangan yang merapihkan ujung jambulnya.

Tiga Puluh Satu Hari (with Ketos)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang