21

170 34 149
                                    

♡♡♡♡

Confessions of a Teenage Drama Queen adalah salah satu film box office remaja di tahun 2004. Mengusung cerita tentang seorang gadis remaja New York bernama Lola, si drama queen, dengan segala problematikanya.

Ceritanya ringan, dibungkus dengan komedi dan diselipkan kisah cinta ala remaja yang membuat para penonton di bioskop mengutas senyum bahagia. Hal itu juga yang tampak terlihat pada raut wajah Gendis dan Lukas yang malam itu memutuskan untuk menonton film tersebut.

Setelah menimbang-nimbang ajakan Lukas, pada akhirnya Gendis setuju, dengan syarat bahwa dia yang harus memilih film yang akan mereka tonton. Dan film itulah yang pada akhirnya dipilih oleh Gendis, karena menurutnya cocok dengan usia dan genre yang ia suka.

"Popcorn Ndis," Lukas yang duduk di kursi bioskop sebelah Gendis, menyodorkan popcorn ukuran medium kepada Gendis.

Dengan antusias Gendis pun menerima lalu mendekap box popcorn dengan satu tangan, sementara tangan kanannya langsung mencomot popcorn dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Matanya tak putus menatap layar bioskop. Senyum dan tawa sesekali terlintas di bibirnya. Yang tanpa ia sadari mampu menjalar dan menular pada Lukas yang beberapa kali melemparkan pandangan kepadanya. Menikmati setiap jengkal wajah manis nan ceria Gendis di tengah terang dan redupnya cahaya dari layar bioskop yang membuat hatinya menghangat.

Menit demi menit berlalu bersamaan dengan scene demi scene di tengah beragam ekspresi demi ekspresi Gendis dan Lukas menikmati alur cerita film. Dan menjelang akhir film, Gendis harus dihadapkan dengan situasi canggung ketika kissing scene terpampang nyata pada layar bioskop di hadapannya.

Dengan tatapan tak putus pada layar bioskop, ia justru dilanda perasaan dejavu, seperti pernah mengalami adegan itu. Dan yang membuatnya semakin tercekat adalah saat otaknya tanpa permisi memutar kembali kissing scenenya dengan Lukas di dalam mimpinya tempo hari, yang membuatnya terus mematung menatap layar bioskop tanpa berkedip, dengan mulut yang tanpa sadar ia biarkan terbuka begitu saja.

"Biasa aja kali lihatnya." bisikan Lukas tepat di telinga kanannya membuatnya mengerjap, dan menoleh ke sumber suara yang kini hanya berjarak beberapa centi dengan wajahnya. Sungguh membuatnya semakin kikuk sejadi-jadinya.

"Gak usah mupeng gitu." sarkas Lukas melanjutkan kalimat dengan senyum miring yang terukir. Kemudian dengan santai ia menjauhkan wajahnya, mencomot popcorn yang masih dipegangi Gendis, dan memasukkan ke dalam mulut seraya menahan tawa.

Sementara Gendis yang tak terima akan ucapan Lukas, tampak meradang. Tatapan sinis spontan ia lemparkan ke arah Lukas yang tanpa dosa kembali fokus menatap layar bioskop.

"SETAN! Siapa juga yang mupeng? Rese banget sih lo!" pekik Gendis menutupi perasaan salting seraya melemparkan beberapa butir popcorn ke arah wajah Lukas dengan geram.

Namun sialnya popcorn itu tak hanya mengenai wajah Lukas, melainkan juga mengenai wajah cowok disebelah Lukas yang langsung menatap balik Gendis dengan wajah tak santai.

"Maaf Mas, maaf...Gak sengaja." ujar Gendis panik, dengan menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada, yang membuat Lukas hanya bisa mengulum bibir untuk menahan tawa.

*****

"Keren kan film pilihan gue?" ujar Gendis dengan sombong saat keluar dari bioskop bersama Lukas.

Tiga Puluh Satu Hari (with Ketos)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang