19

193 53 192
                                    

Yang Penting Hepi - Jamal Mirdad

******

Malam minggu adalah malam yang panjang. Mengutip dari penggalan lirik sebuah lagu lawas, katanya sih malam minggu malam yang asyik untuk pacaran. Namun sayangnya hal itu tak berlaku untuk Gendis Sekar Arum. Pasalnya saat ini ia masih jomblo alias gak punya pacar. But it's ok. Bagi Gendis si easy going, tak masalah jika dirinya menyandang status yang bagi beberapa remaja lain itu seperti kutukan.

Pikirnya, gak punya pacar gak kiamat kok. Apalagi ia sadar betul saat ini ia masih menyandang status sebagai seorang pelajar. Seperti kata nyokapnya yang setiap hari berteriak di telinganya bahwa prioritas utamanya adalah SEKOLAH DAN BELAJAR. Jadi kalau pun saat ini ia masih single, gak ada juga yang akan mencibirnya perawan tua.

Meskipun gak munafik juga, sebagai seorang remaja yang berdarah muda, terkadang ia kerap kali menghayal memposisikan dirinya menjadi tokoh utama wanita di film-film remaja favoritnya yang berhasil meracuni otaknya.

Misalnya saja menghayal menjadi sosok Cinta, tokoh utama di film AADC yang punya pacar super ganteng dan cool seperti Rangga. Atau karakter Tita di film Eiffel I'm In Love yang di masa remajanya punya tunangan yang nyebelin tapi super gemesin seperti Adit. Terkadang terlintas di pikirannya, kapan ya sosok Rangga atau Adit hadir di kehidupan nyatanya? Lalu setan baik dalam dirinya pun menjawab, sabar Ndis, tunggu saja waktunya tiba. Sebentar lagi mungkin.

Dan di malam itu, untuk mengisi kekosongan hati dan waktunya, seperti biasa Gendis mengistirahatkan tubuhnya di tempat tidur, ditemani dengan suara radio yang sudah siap menina-bobokannya. Setelah kemarin malam ia melewatkan acara radio kesayangannya, malam ini ia akan menebus rasa bersalah yang sempat absen dari acara Teman Curhat. Acara radio yang setia menemani malam-malam sepinya.

Malam itu beberapa tembang pun mengalun syahdu dan menjalar ke telinganya. Suara renyah Dennis sang penyiar radio juga beberapa kali menyapa, saat membacakan kartu-kartu atensi yang telah dikirim oleh para teman setia radio Gaga FM khususnya acara Teman Curhat.

Namun sayangnya untuk malam itu Gendis tidak menunggu kartu atensinya dibacakan oleh Dennis. Pasalnya hari ini ia memang tidak mengirimkan kartu atensi. Jadi fokusnya malam itu ia hanya ingin rilex mendengarkan lagu-lagu yang diputar. Syukur-syukur ada yang menyentilnya lewat kiriman salam di radio. Coffee Prince, mungkin?

Dan benar saja. Setelah beberapa lagu mengudara, kini suara Dennis terdengar menyapanya.

"Halo-halo sahabat Teman Curhat, Dennis mau bacain satu kartu atensi nih dari seseorang yang mau kirim salam buat Sugar Girl." ujar Dennis di balik kursi siarannya.

Mendengar hal tersebut, Gendis pun bangkit dari tidurnya, dan secepat kilat mengambil posisi duduk tepat di depan radio tapenya.

"Ada Coffee Prince yang kirim salam buat Sugar Girl. Katanya yang rajin sekolahnya ya, dan teruslah mengudara dengan ceria. Karena ceriamu adalah salah satu alasanku dapat tersenyum bahagia." lanjut Dennis bercuap-cuap.

Di detik berikutnya, Gendis pun nyengir kuda. Hatinya kembali dihiasi bunga-bunga. Kiriman salam dari Coffee Prince berhasil membuat rasa percaya dirinya meningkat. Walaupun statusnya saat ini masih jomblo, tapi setidaknya masih ada seseorang yang mengirimkan ucapan manis untuknya, dan berhasil menyelamatkan dirinya dari istilah malam minggu kelabu.

Tiga Puluh Satu Hari (with Ketos)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang