>> The Truth

26 12 0
                                    

"Bisakah kita bicara sebentar?"

Jaemin langsung berhenti memakan makanannya ketika Beomgyu datang menghampirinya dengan wajah datar dan mengajaknya bicara.

Jaemin heran dengan tingkah Beomgyu. Kenapa tiba-tiba sekali? Padahal kemarin ketika Jaemin menyapanya, dia tidak membalas sapaan Jaemin.

"Baiklah." Jawab Jaemin.

Dan disinilah mereka sekarang. Nampaknya rooftop menjadi tempat pilihan mereka untuk berbincang karena disini tidak ada siapa pun selain mereka berdua.

Merasa tidak ada sedikit pun gelagat Beomgyu untuk membuka pembicaraan, akhirnya Jaemin membuka suara duluan.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Beomgyu yang tadinya berdiri diam sambil menatap langit cerah, langsung berbalik menghadap sang lawan bicara.

"Tidak banyak kok. Aku hanya ingin bertanya ... apa Hyerin benar disuruh membersihkan gudang kemarin?" Tanya Beomgyu.

Jaemin diam. Dia masih mencerna pertanyaan Beomgyu. Hyerin? Membersihkan gudang? Yang benar saja. Tapi sesaat kemudian dia tersadar kemana arah pembicaraan ini.

"Tentu saja tidak. Siswa baik dan pintar sepertinya tidak mungkin melakukan hal buruk sampai-sampai dia dihukum."

Perkataan Jaemin barusan bukannya membuat rasa penasaran Beomgyu berkurang tapi dia malah semakin ingin tahu kebenarannya. Jaemin seolah membaca pikiran Beomgyu, lelaki itu maju beberapa langkah agar lebih dekat dengan Beomgyu.

"Kau ingin tahu kebenarannya kan?" Tanya Jaemin sambil melempar senyum tipis. Melihat itu membuat rasa penasaran Beomgyu semakin memuncak.

"Aku akan jelaskan. Jangan memotong sebelum aku selesai." Ucap Jaemin lagi. Dia berucap demikian karena dia sudah tahu apa yang akan terjadi pada dirinya jika Beomgyu tahu yang sebenarnya.

"Sebenarnya aku yang membawanya ke gudang. Aku ingin membicarakan sesuatu dengannya disana. Percakapan ini aku rasa sensitif baginya jadi aku memilih tempat tertutup. Kau tahu apa yang aku katakan padanya?"

Beomgyu tidak membuka mulut untuk menjawab tapi dia melempar tatapan penuh tanda tanya sebagai gantinya.

"Aku menyatakan perasaanku padanya. Aku juga mengatakan apakah dia mau jadi pacarku?"

Rasa penasaran Beomgyu seketika berubah menjadi amarah yang mengguncang dadanya. Beomgyu berusaha tetap tenang.

"Kau tahu apa jawaban Hyerin? Dia menolak. Dia tidak menerimaku. Saat mendengar jawabannya aku merasa marah. Aku juga tidak tahu kenapa, tapi aku rasanya tidak suka dia mengucapkan kalimat penolakkan. Setelah itu Hyerin berniat pergi dari sana tapi aku menghadangnya. Aku bisa melihat dengan jelas dari matanya dia seperti orang yang ketakutan dan beberapa saat kemudian dia pingsan."

"Aku berniat meninggalkannya saja tapi aku tidak tega. Karena aku masih ingin bicara dengannya, jadi aku mengikatnya. Ketika dia sadar aku bicara lagi dengannya. Aku mengajukan pertanyaan yang sama dan Hyerin juga memberikan jawaban yang sama. Saat itu amarah merasukiku, hingga aku menamparnya ...."

Terlihat sekali wajah Beomgyu yang memerah karena menahan emosi yang luar biasa. Tangannya terkepal kuat seolah siap menonjok Jaemin.

"Setelah itu kami masih saling bertengkar hingga akhirnya kalimat-kalimat Hyerin yang semakin banyak aku dengar itu membuatku sadar bahwa aku salah. Aku telah menyakitinya. Dan aku sadar ini bukan cinta. Saat itu aku merutuki diriku sendiri. Aku pun meminta maaf pada Hyerin walau aku tahu aku tidak pantas mendapat maaf darinya. Tapi diluar dugaanku, dia justru memaafkanku. Aku semakin merasa bersalah. Aku terkejut saat Hyerin bilang alasan dia menolakku adalah karena dia sudah punya pacar. Aku baru tahu saat itu."

[✔]I Don't Know Who Loves Me {Choi Beomgyu}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang