Jisung mengerjapkan matanya, cahaya matahari menerpa wajahnya, membuatnya terbangun. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Dia melihat pantulan wajahnya di cermin.
"Ya Park Jisung!! dosa apa yang kau lakukan di masa lalu sehingga hidupmu seperti ini?" ucap Jisung kepada dirinya sendiri.
"Menyedihkan" Air mata menetes membasahi pipinya.
Tok tok. Terdengar suara ketukan pintu. Itu pasti Jaemin.
"Aegi, apakah kamu sudah bangun?" Terdengar suara Jaemin dari luar.
"Sudah Hyung" Jisung segera menghapus airmatanya.
"Keluarlah, kita makan bersama"
"N-ne Hyung"
Mereka sudah berkumpul di meja makan, Jisung tidak banyak bicara, dia hanya diam sambil memakan makanannya."Kamu kenapa?" Renjun bertanya sambil mengusap kepala Jisung.
"Eh?" Jisung tersadar.
"Kamu sedikit pendiam dan wajahmu pucat, kamu sakit?"
"Tidak Hyung, aku hanya malas saja" Jisung terkekeh.
"Hyung...."
"Wae?" jawab Renjun.
"Bolehkan aku tidak ke sekolah?" tanya Jisung.
"Kenapa?" Jaemin balik bertanya.
"Hanya saja aku tidak mood pergi ke sekolah" Jisung mengerucutkan bibirnya.
"Aigoo, kamu harus semangat ke sekolah, jangan malas ya?" Jaemin membelai rambut Jisung.
Jisung menghela napas. Sebenarnya dia tidak malas, dia hanya takut akan bertemu dengan teman-temannya. Apa boleh buat? dia tetap harus pergi ke sekolah. Tidak ada alasan.
"Aku akan bersiap-siap pergi ke sekolah Hyung, bye, terimakasih makanannya" Jisung pun pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap.
"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Renjun.
"Wae?"
"Entahlah, dia sedikit pendiam dan terlihat tidak bersemangat"
"Mungkin dia hanya sedang badmood saja, kamu tau? pubertas?" Jaemin terkekeh.
"Aku harap begitu" Renjun merasa ada yang berbeda dari Jisung.
Jisung menaiki bus, dia memilih tempat duduk di belakang dekat dengan kaca, dia menyandarkan kepalanya kepada kaca bus, menatap jalanan yang dia lewati, sesekali menghela napas berat.
Sesampainya di sekolah, Jisung melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah. Hatinya berdebar-debar, dia takut akan bertemu Hyunjin.
"Hai Jisung" terdengar suara memanggilnya.
Deg.
Itu Hyunjin.
Jisung menghentikan langkahnya. Benar saja itu Hyunjin. Rasanya Jisung ingin berlari dan menghindar, tapi kakinya seolah tak bisa digerakkan.
Keringat mengalir melewati pelipisnya, tubuhnya bergetar takut.
"Kenapa Jisung-ah? Kamu takut?" Tanya Hyunjin. Jisung hanya terdiam.
"Tenang saja, aku tak akan bermain-main denganmu sekarang, aku akan membiarkan pagimu sedikit damai" Hyunjin terkekeh. Kemudian dia bersama teman-temannya pergi meninggalkan Jisung.
Jisung tersungkur, kakinya tiba-tiba terasa lemah, dia seolah tidak bisa berdiri, napasnya pun terasa sesak, sehingga dia memukul dadanya berharap dia bisa bernapas dengan baik.
"Jisung, kamu kenapa?" tiba-tiba seseorang datang menghampirinya. Jisung mengdongak matanya sedikit berkaca-kaca.
"Aku tidak apa-apa ssaem" Ternyata itu adalah wali kelas Jisung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream | Park Jisung
FanfictionApakah aku bahkan boleh memimpikan masa depan yang indah? Aku ingin mati saja.