27 : Hilang

2.1K 149 12
                                        

Kondisi Jisung berangsur membaik, meskipun sebenarnya tidak bisa dikatakan baik, tapi setidaknya Jisung sudah bisa berjalan-jalan di Rumah Sakit jika dia bosan, Jaemin tidak mengizinkannya pulang, Jaemin pikir akan lebih baik jika Jisung di rawat di rumah sakit saja, jika terjadi sesuatu seperti kambuh atau Jisung yang tiba-tiba pingsan Jisung bisa segera ditangani.

Jisung saat itu sedang berjalan-jalan di taman Rumah Sakit, dia sudah akrab dengan beberapa perawat dan pasien yang ada disana, terkadang Jisung mengobrol untuk membunuh rasa bosannya. Jisung juga meminta Jaemin, Jeno dan Renjun hanya sesekali saja menengoknya karena dia tidak ingin merepotkan Hyungnya.

Setelah menghabiskan waktu cukup lama di taman, Jisung memutuskan untuk kembali ke kamarnya, Jaemin memilihkan kamar dengan fasilitas terbaik di Rumah Sakit ini sehingga Jisung bisa merasakan suasana rumah.

"Kamu tidak bisa seperti ini terus Jaemin"

Jisung mendengar seseorang sedang berbicara di dalam kamarnya membuatnya mengurungkan niat untuk memasuki kamar.

"Eomma tidak bisa menerima kehadiran Jisung, itu akan menyebabkan skandal untuk perusahaanmu dan perusahaan ayahmu di Jepang"

"Aku tidak peduli" Jawab Jaemin dingin.

"Baiklah, jika kamu tetap bersikeras, Eomma juga akan kembali menghapus Jeno dari daftar keluarga kita"

"MWO?"

"Jangan gila Eomma!!" Sadarlah!! Kenapa Eomma lebih memilih harta dibandingkan anak-anak Eomma??"

"Geurae!! Eomma memang gila harta, puas?? Eomma benci kembali lagi ke kehidupan kita dulu dimana orang-orang memandang kita rendah!"

"Tapi eomma tidak bisa melakukan ini kepada Jisung!!" Jaemin berteriak.

"Kenapa? Eomma bahkan tidak pernah menginginkannya, kenapa Eomma harus mengakuinya sebagai anak? Lebih baik anak itu mati saja, dia merepotkanmu!"

"EOMMA!!"

"ANAK ITU HANYA MEREPOTKANMU JAEMIN!!"

Jisung sudah tidak bisa lagi mendengar itu semua, dengan pikiran yang kacau dia pergi.

"Aku harus pergi" Lirih Jisung.

"Eomma benar, aku hanya merepotkan Hyung" Airmata menetes membanjiri pipinya.

Jisung berjalan keluat meninggalkan Rumah Sakit, dia tidak tau harus pergi kemana, dia tidak mungkin kembali pergi ke rumah Mark. Jaemin akan sangat mudah menemukannya.

Jisung hanya berjalan tanpa arah, pikirannya kosong, dia tidak bisa memikirkan apapun, rasa sakit ditubuhnya, rasa sakit di hatinya semuanya bersatu.

Jaemin menunggu Jisung di kamarnya, perawat tadi memberitahunya kalau Jisung sedang berjalan-jalan di taman.

Sudah satu jam Jaemin menunggu, tapi Jisung belum juga datang, akhirnya Jaemin memutuskan untuk menemui Jisung di taman, dia membawa makanan kesukaan Jisung yang tadi dia beli di jalan.

Jaemin mengedarkan pandangannya, mencari Jisung, tapi dia tidak menemukan Jisung. Jaemin berpikir kemana perginya Jisung dia kemudian membuka handphonenya hendak memanggil Jisung tapi handphonenya tidak aktif. Jaemin tiba-tiba merasa resah, dia mencoba menghubungi Mark tapi Jisung tidak bersamanya.

"Jaemin!" Mark berlari menghampiri Jaemin.

"Hyung, Jisung tidak ada! Dia tidak ada di kamarmya, perawat mengatakan Jisung sedang berjalan-jalan di taman, tapi aku tidak menemukannya, aku juga sudah menghununginya tapi nomornya tidak aktif" Jaemin terdengar sangat khawatir.

Setelah mengabari Jeno, Jaemin mengambil mobilnya untuk mencari Jisung, Jeno pun mencari Jisung. Mark tidak bisa meninggalkan rumah sakit karena masih ada pasien yang harus dia periksa, dia menyuruh Haechan menunggu di rumah berjaga jika Jisung datang lagi seperti waktu itu.

Dear Dream | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang