4 : All Night Long

2.7K 208 6
                                    

Sudah satu bulan Jisung tinggal di tempat barunya, orang tuanya sepertinya memang tidak berniat mencarinya. Jisung pun tidak ingin orang tuanya mencarinya, kembali ke rumah itu sama saja mengulang luka yang menyakitkan, dan satu hal yang Jisung syukuri, Haruto ternyata pindah ke Jepang. Apakah ini kebetulan? Semuanya benar-benar berjalan dengan sempurna. Jisung sampai takut, apakah dia boleh merasa bahagia seperti ini?

Jisung menatap langit malam, melihat bintang, membiarkan angin malam untuk kesekian kalinya memeluk tubuhnya. Dia tidak merasa kesepian lagi ada Jaemin Hyung yang selalu menyiapkan makanan untuknya, ada Renjun Hyung yang selalu memperlakukannya seperti adiknya sediri dan Jeno Hyung, dia sedikit kaku, tapi Jisung bisa merasakan kalau Jeno menyayanginya.

"Jisung?" Jisung mendengar suara Renjun dari belakang tubuhnya, dia menoleh dan tersenyum.

"Sedang apa kamu disini?" tanya Renjun.

"Hanya....menatap langit malam Hyung" jawab Jisung.

Renjung duduk di sebelah Jisung, mereka kini duduk berdua di rooftop, memandang langit.

"Hyung"

"Hmm" 

"Apakah aku boleh merasa bahagia seperti ini?" tanya Jisung.

"Memangnya kenapa?" tanya Renjun.

"Hanya saja, akhir-akhir ini aku merasa baik-baik saja"

"Bukankah itu bagus?" Renjun menatap Jisung.

"Ya, sebelumnya aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini, hingga saat aku merasakan kebahagiaan ini, aku bertanya-tanya apakah boleh aku bahagia seperti ini?"

"Tentu saja kamu berhak bahagia Jisungie" Renjun mengelus kepala Jisung, dia bisa merasakan betapa berat hidup yang telah dilalui Jisung sampai dia bahkan merasa tidak berhak bahagia.

"Aku bahkan takut, jika aku terlalu bahagia, kesedihan akan segera datang dan menarikku kembali"

"Maka Hyung akan ada disampingmu" Renjun tersenyum.

"Hyung tahu? aku bahkan tidak memliki teman, tidak ada satupun"

"Sekarang kamu memiliki Hyung dan Jemin Hyung dan siapa temanmu yang bekerja di kedai itu? Bukankah katamu dia juga menyenangkan?" 

"Ah, Jeno Hyung? Iya, dia sebenarnya sangat baik dan perhatian, dia benar-benar memperlakukanku dengan baik"

"Hyung, aku merindukan orang tuaku"

"Bukankah kamu membenci mereka?" Tanya Renjun.

"Bukan, orang tuaku yang sesungguhnya, yang bahkan tidak pernah aku tahu seperti apa wajahnya dan aku merindukan Mark Hyung"

"Mark?" Renjun baru kali ini mendengar nama Mark, siapa dia? Jisung tidak pernah menceritakannya.

"Iya, dia Hyungku" jawab Jisung.

Jisung kemudian menceritakan masa-masa saat dia tinggal di panti asuhan, dia dan Mark hidup bersama, Mark benar-benar menjaganya dengan baik sampai suatu saat terjadi bencana di desanya dan dia terpisah dengan Mark.

"Aku berharap dia masih hidup"

Renjun mendengarkan semua cerita Jisung, dia kemudian menarik Jisung kedalam pelukannya.

"Kamu selalu memiliki Hyung, Hyung adalah anak tunggal, Jaemin juga, jadi kita sangat bahagia memiliki adik sepertimu, kamu seperti adik kita sendiri"

"terimakasih Hyun" tanpa sadar air mata mengalir.

Mereka kemudian menghabiskan waktu dengan hanya menatap langit, tidak saling bicara, membiarkan keheningan menyelimuti mereka, meskipun pikiran mereka terus berisik tapi tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka, membiarkan keheningan ini menelan semua rasa sakit yang telah mereka tumpahkan, tidak menyisakan sedikit pun, sehingga hanya ada kebahagiaan saja yang tersisa.

Dear Dream | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang