Jisung perlahan membuka matanya, dia menyesuaikan pandangannya dengan cahaya. Menyadari itu Jaemin membelai kepala Jisung.
"Jie, kamu bisa mendengar Hyung?" Tanya Jaemin.
"Hyung" Lirih Jisung.
Jaemin segera menekan tombol disamping ranjang Jisung. Tidak lama kemudian Mark datang memeriksanya.
"Syukurlah, nampaknya jantung baru itu bisa beradaptasi di tubuh Jisung, tapi kita tetap harus memantaunya, Jisung tidak boleh stress dan memacu aktivitas jantungnya secara berlebihan"
"Syukurlah" Jawab Jaemin.
"Aegi apa yang kamu rasakan, ada yang sakit?"
Jisung hanya menggeleng, tidak ada yang sakit dia hanya merasa tidak bertenaga.
"Arraseo, istirahatlah" Mark membelai rambut Jisung.
Perlahan Jisung kembali menutup matanya.
~~~
Keadaan Jisung sudah membaik, Mark bahkan sudah mengizinkannya pulang, Jisung benar-benar bahagia, dia sudah bosan berada di runah sakit."Aegi, pelan-pelan jangan berlarian seperti itu, kamu tidak boleh kecapean" Teriak Jaemin ketika melihat Jisung berlari memasuki rumah ketika turun dari mobil.
"Nee Hyung" Jisung tidak menghiraukan apa kata Jaemin, dia terlalu senang.
Jisung duduk di sofa dia menyalakan tv, dia benar-benar merindukan suasana rumah, meskipun di rumag sakit ada tv juga tapi rasanya berbeda kan menonton tv dengan selang infus dan menonton tv sambil bersantai, Jisung menyukainya. Jaemin tersenyun melihat Jisung.
"Kamu bahagia?" Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Jaemin.
"Sangat bahagia Hyung" Ucap Jaemin.
"Hyung juga bahagia, dia adalah adik kita"
"Ngomong-ngomong Renjun kemana?" Tanya Jaemin.
"Ah dia pergi ke kampus, katanya dosennya tiba-tiba ingin bertemu"
Jaemin mengangguk mengerti.
"Aegi, kamu sedang nonton apa?"
"Apa saja" Jawab Jisung tersenyum, wajahnya yang sedang tersenyum seperti itu membuat Jaemin gemas, dia kemudian mencubit pipi Jisung.
"Aigoo kiyowoooo"
"Hyuuung, sakit" Jisung mengusap pipinya. Jaemin hanya tertawa melihat tingkah adiknya.
"Jeno Hyung" Panggil Jisung.
"Wae??"
"Kesiniiii" Jisung meminta Jeno untuk bergabung bersamanya.
"Ada apa jie?" Jeno memposisikan dirinya untuk duduk disamping Jisung.
"Ani, aku hanya ingin dekat dengan Hyung" Jisung menyandarkan kepalanya di bahu Jeno.
"Terus Hyung bagaimana?" Jaemin memasang muka cemberut.
"Hyung juga kesini" Jisung merentangkan tangannya.
"Hyung, gomawo"
"Terimakasih karena selalu ada disampingku"
"Aniya, Hyung yang berterimakasih, karena kamu sudah bertahan" Ucap Jaemin.
"Hyung tidak tahu apa yang akan terjadi jika Hyung kehilanganmu, Hyung bisa mati"
"Waee~~ hyung tidak boleh mati, bahkan jika aku mati" Jisung menjadi murung.
"Sudahlah, kenapa kalian membicarakan kematian, Jisung juga sudah sembuh kan?" Jawab Jeno.
"Mark Hyung bilang aku masih dalam pantauan selama satu minggu ke depan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream | Park Jisung
Fiksi PenggemarApakah aku bahkan boleh memimpikan masa depan yang indah? Aku ingin mati saja.