17 : Hospital 2

2.1K 170 6
                                    

"JISUNG ANDWAE!!!"

Mark melakukan CPR lagi, monitor sudah menunjukan bahwa detak jantung Jisung sudah tidak terdeteksi, tapi Mark masih tetap melakukan CPR.

"Jebal"

"Hyung mohon, kembalilah"

"Jebal Jisung"

Mark tidak bisa menahan airmatanya.

"Dok..." Seorang suster memanggil, menyadarkan Mark kalau Jisung sudah tiada.

Perlahan Mark melepaskan tangannya, menghentikan aktivitasnya.

Dia menunduk mengepalkan tangannya, menangis.

Menyesali dirinya sendiri karena tidak bisa menyelamatkan Jisung.

Ketika Mark sedang diselimuti penyesalan, tiba-tiba monitor menunjukkan detak jantung Jisung kembali. Mark membelalakan matanya.

"Dok, detak jantungnya kembali" 

"Pasangkan masker oksigen, lakukan EKG dan segera bawa dia ke ruang ICU" Mark memberi instruksi.

"Gomawo, karena kamu sudah bertahan" Mark membelai rambut Jisung dan mengikutinya ke ruang ICU.

Mark sekarang sedang memandangi Jisung, melihat Jisung yang terbaring lemah, dia tampat pucat seperti mayat, jika saja monitor tidak memperlihatkan detak jantung jisung, mungkin orang-orang akan mengira kalau Jisung telah tiada.

Mark mengingat ngingat apakah dia melewatkan sesuatu, kenapa dia tidak tahu kalau Jisung sakit? Kenapa ini terjadi tiba-tiba? Bahkan tadi dia masih mendengar suara Jisung, dan dia terdengar baik-baik saja.

Tiba-tiba Mark teringat sesuatu, dia harus memberi tahu Jaemin. Mark mengambil handphone Jisung. Sesaat dia kebingungan karena dia tidak tahu passwordnya apa, Mark mencoba tanggal lahir Jisung, tapi itu gagal.

Dia kemudian mencoba tanggal lahirnya, berhasil.

"Anak ini, kenapa dia menggunakan paswword menggunakan tanggal lahirku?" Mark tersenyum, dia menyadari kalau Jisung sangat menyayanginya dan tidak pernah melupakannya, Mark merasa bersalah.

"Jidongie" Mark melndengar suara Jaemin di sebrang telpon.

"Ini aku" jawab Mark.

"Mark?"

"Ada apa? Jisung dimana?" tanya Jaemin.

"Jisung..." Mark tidak tahu harus mengatakan apa, dia merasa sedikit takut.

"Ada apa Mark?"
Mark terdiam, tidak menjawab.

"Mark?" Jaemin kembali memanggil Mark.

Hening.

"Sial!" Jaemin menutup telponnya, dia menaydari ada yang salah dengan Jisung. Jaemin bergegas, dia akan segera kembali ke Seoul. 

Jaemin menghubungi Jeno.

"Jeno"

"Wae" Jawab Jeno.

"Datanglah ke Rumah Sakit tempat Mark bekerja"

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu" Jawab Jaemin.

"Maksudmu?" Jeno menjadi kebingungan.

"Mark menelponku, aku rasa sesuatu terjadi pada Jisung, pergilah dan cari tahu apa yang terjadi, aku akan segera kembali ke Seoul"
"Arraseo" Jawab Jeno,

Panggilan pun berakhir.

Jeno pun bergegas pergi ke Rumah Sakit, dia sudah mendengar sedikit tentang Mark dari Jisung.

Dear Dream | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang