15 : Alone

2.1K 175 10
                                        

"Hyuuung, benarkah?" Jisung sedang merengek. Pasalnya Renjun akan pergi ke Jilin kampung halamannya di Chinna. dia bahkan akan cuti kuliah, ayahnya sakit dan tidak ada yang merawatnya.

"Hyung pasti kembali" Jawab Renjun.

"Tapi bagaimana kalau aku merindukanmu?" Jisung mulai berkaca-kaca.

"kamu kan sudah punya handphone, kamu bisa menghubungi Hyung"

Jisung terdiam, sebenarnya dia tidak ingin Renjun pergi, tapi apa boleh buat Renjun harus merawat ayahnya yang sedang sakit.

Jisung akhirnya menganggukan kepalanya, Renjun memeluk Jisung dan berpamitan. 

"Hyung harus janji untuk kembali" Lirih Jisung.

"Arra, Hyung pasti kembali" Renjun tersenyum.

~~~

Jisung tampak lesu, dia tidak bersemangat, Jisung sebenarnya masih sedih karena kepergian Renjun, itu cukup membuat moodnya buruk seharian ini.

"Sudahlah Jisung, kamu kan masih bisa menghubungi Hyungmu" Chenle berusaha menghibur Jisung.

"Bagaimana kalau sepulang sekolah kita bermain?"

"Aniya, aku harus bekerja" Jawab Jisung lemas.

"Kamu kan bisa izin dulu, ini penting loh, demi mengembalikan semangat Park Jisung" Ujar Chenle menggebu-gebu.

"Jangan berlebihan Chenle"

"Soalnya dari tadi kerjaan kamu hanya diam dan melamun saja" Jawab Chenle.

Jisung menghela napas, memang seharian ini Jisung jadi tidak bersemangat apapun, salahkan moodnya.

Sementara itu Jaemin sedang gelisah, dia benar-benar resah, tiba-tiba dia harus pergi ke Busan, dan itu memakan waktu selama tiga minggu, bagaimana bisa dia meninggalkan Jisung selama itu, dia pun tidak tahu bagaimana mengatakannya kepada Jisung, Jisung pasti masih sedih karena kepergian Renjun, sekarang dia harus pergi meninggalkannya juga. Jaemin benar-benar bingung, tapi perusahaannya sedang mengalami masalah dan itu cukup serius.

Jaemin takut Jisung akan merasa ditinggalkan.

Jaemin mengacak rambutnya, dia merasa frustasi.

Akhirnya Jaemin memutuskan untuk menjemput Jisung nanti di sekolah dan akan mencoba mengatakannya. Semoga Jisung bisa mengerti. Jaemin yakin Jisung pasti akan mengerti, tapi Jaemin yang tidak tenang meninggalkan Jisung.

~~~

"Hyuuuuung" Jisung memanggil Jaemin. 

"Ada apa? Ko tumben Hyung menjemput Jisung?" Tanya Jisung.

"Ani, ada yang ingin Hyung katakan, masuklah kita pulang dulu"

"tapi Hyung aku harus ke kedai"

"Jisungie, dengarkan Hyung" Jaemin memasang muka serius membuat Jisung sedikit khawatir.

"Hyung harus segera pergi ke Busan, perusahaan Hyung dalam masalah"

"Kenapa harus ke Busan Hyung?" Tanya Jisung.

"Ceritanya panjang, dan ini akan memakan waktu cukup lama"

Jisung menundukkan kepalanya, dia merasa sedih. Tapi dia tidak ingin memberatkan Jaemin.

"Aku mengerti" 

"Aku tidak apa-apa Hyung, sungguh"

"Pergilah, itu lebih penting, aku bisa menjaga diriku baik-baik" Jisung berusaha menyunggingkan senyumnya.

Jaemin tahu Jisung hanya berusaha menutupi kesedihannya.

"Jisungie" terdengar suara memanggil Jisung. Jisung melirik ke belakang melihat siapa yang memanggilnya, ternyata itu Mark, terlihat di belakangnya ada Haechan, mungkin Mark akan menjemput Haechan.

Dear Dream | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang