Jaemin menggenggam tangan Jisung. Dia tidak ingin melepaskannya, ketakutan benar-benar menyelimutinya sekarang. Melihat tubuh adik kecilnya terbaring lemah tidak sadarkan diri membuat hati Jaemin sakit. Dia telah menghubungi Mark dan Mark sedang menunggu di depan UGD.
"Jaemin" Mark berteriak memanggil Jaemin ketika sebuah ambulance datang.
"Hyung" Lirih Jaemin.
Jaemin sudah tidak bisa berkata-kata tubuhnya bergetar. Padangan Mark beralih ke Jisung yang masih tidak sadarkan diri, dia segera membawa Jisung, kondisinya benar-benar tidak baik.
Jaemin menunggu di depan UGD, disana sudah ada Jeno dan Renjun juga Haechan dan Chenle.
Tidak ada yang berbicara semua diam menunggu, berharap Jisung akan bertahan sekali lagi untuk mereka.
Jaemin mengusap airmatanya, dia tidak bisa berhenti menangis. Hatinya tidak bisa tenang sebelum dia melihat Jisung baik-baik saja.
Tidak lama kemudian Mark keluar.
"Hyung bagaimana keadaannya" Tanya Jaemin.
"Keadannya benar-benar buruk" Mark menundukkan kepalanya, semua orang tahu tidak mudah bagi Mark melihat orang yang dia sayangi berulang kali berjuang untuk hidup. Tidak mudah baginya tetap tenang menangani Jisung disaat dia sendiri merasa takut tak bisa menyelamatkannya.
"Apa maksudmu Hyung?" Jeno bertanya.
"Mari kita berdoa" Hanya itu yang bisa dikatakan Mark.
"Hyung lakukan sesuatu" Jaemin berteriak.
"Aku bukan Tuhan Jaemin!! Faktanya Jisung tak akan bertahan lebih lama tanpa donor jantung!"
"Sekarang kita temui Jisung, dia sebentar lagi mungkin sadar"
Jaemin mengangguk.
"Hapus airmatamu, kamu tidak mungkin menemuinya dengan keadaan seperti ini" Ucap Renjun.
Mereka memasuki kamar Jisung, terlihat Jisung masih tidak sadarkan diri. Wajahnya sangat pucat. Perlahan Jaemin mendekati Jisung.
"Jisungie..."
"Kamu berkata kamu lelah" Jaemin berusaha menahan airmatanya.
"Tapi hyung ingin kamu bertahan"
"Tolong bertahan...Hyung tahu ini terdengar egois, Hyung tahu kamu merasa sakit dan ingin menyerah"
"Tapi tolong bertahanlah Jisungie" Jaemin terisak sudah tidak mampu menahan air matanya.
Semua orang terdiam, mereka sangat paham dengan apa yang dirasakan Jaemin. Diantara mereka Jaemin memang sangat menyayangi Jisung, bukan berarti mereka tidak menyayangi Jisung, tapi Jaemin benar-benar sangat menyayangi Jisung.
"Sudahlah, kita berdoa saja semoga Jisung akan bertahan" Jeno mencoba menengkan Jaemin.
~~~
Sudah sehari Jisung berada si rumah sakit, tapi dia tidak menunjukan tanda-tanda akan bangun, Jaemin tidak pernah sebentar pun meninggalkan Jisung, dia terus berada di samping Jisung."Hyung" tiba-tiba Jaemin mendengar suara Jisung memanggilnya.
"Jie..."
"Gomawo" Jaemin tidak bisa berhenti bersyukur karena akhirnya dia melihat Jisung membuka matanya.
"Mianhae" ucap jisung lirih, air mata mengalir melalui sudut matanya.
"Aniya, kamu tidak perlu minta maaf, sebentar Hyung akan panggilkan Mark"
Tidak lama Mark datang, dia memeriksa kondisi Jisung.
"Kamu anak yang kuat, Hyung harap kamu tidak berhenti berjuang Jie" Mark mengusap surai hitam Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream | Park Jisung
FanfictionApakah aku bahkan boleh memimpikan masa depan yang indah? Aku ingin mati saja.