"Tidak!" Jisung menyilangkan tangannya.
"Hyung tidak menerima penolakan!" Jaemin bersikukuh.
Pagi itu Jaemin dan Jisung sedang berdebat.
Tentu saja hal sepele.
Jisung tidak ingin diantar dan Jaemin tetap ingin mengantar jemput Jisung ke sekolah.
Jisung sudah sembuh total.
"Hyuuuung" Jisung merengek.
"Pleaseeee" Dia menangkupkan tangannya memohon.
"Akuu baik-baik saja dan sudah sangat sehat, teman-teman sekolahku juga jauh lebih baik, aku bahkan memiliki teman sekarang" Jisung memelas.
"Sudahlah Jaemin, kita percaya sama Jisung" Renjun mencoba menengahi.
"Tapi---"
"Hyung" Jisung meraih tangan Jaemin.
"Aku janji akan baik-baik saja, aku janji akan mengabari apapun, Hyung kan sudah membelikanku handphone" Jisung menunjukkan handphonenya sambil tersenyum.
Jaemin menghela napas.
"Baiklah"
Jisung tersenyum riang, dia memeluk Jaemin.
"Gomawo Hyung"
~~~
"JISUUUNG!" Seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Aish, kamcagiya!" Jisung mengelus dadanya karena kaget.
"Jangan mengagetkanku seperti itu, aku bisa terkena serangan jantung tau!" Jisung mendengus.
"Mian mian" Ucap Chenle.
Mereka pun pergi ke kelas bersama-sama. Kehidupan sekolah Jisung jauh lebih baik. Dia memiliki banyak teman. Bahkan dia berteman baik dengan Chenle. Apakah Jisung bisa menyebutnya sahabat?
Mereka sering menghabiskan waktu bersama, dimana ada Jisung disana ada Chenle. Meskipun sifat mereka benar benar berbeda, bisa dibilang Chenle itu social butterfly dia selalu menyapa setiap orang yang dia temui, dan anehnya mereka pun mengenal Chenle. Kapan Chenle berkenalan dengan mereka?
Sementara Jisung meskipun dia kini telah memiliki banyak teman, tapi kehidupannya masih begitu-begitu saja, dia masih sedikit tertutup. Tidak suka kebisingan, lebih menyukai tempat yang sepi, hanya saja sekarang selalu ada Chenle yang membuat kebisingan. Anehnya, Jisung merasa baik-baik saja dengan itu semua.
"Hari ini kamu ada latihan basket?" Tanya Jisung.
"Iya" Jawab Chenle singkat.
Jisung beranjak dari kursinya.
"Ya, mau kemana?" Tanya Chenle.
"Toilet" Jawab Jisung.
"Aku ikut!"
Jisung menatap Chenle tajam."Awas ya jangan berani beraninya kamu ikut!"
"Huh" Chenle mendengus.
Jisung buru-buru pergi ke toilet.
BRUK.
"Ah, mian" Jisung membungkukkan badannya.
"Haechan Hyung"
"Mian Hyung, aku tidak sengaja""Tidak apa-apa" Haechan sedikit kaku.
Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa, dia tidak membenci Jisung, tapi dia juga tidak bisa akrab dengannya. Dia merasa canggung.
Haechan kemudian berlalu meninggalkan Jisung. Jisung menghela napas, sebenarnya dia ingin akrab dengan Haechan, tapi dia tidak tahu bagaimana memulainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream | Park Jisung
FanfictionApakah aku bahkan boleh memimpikan masa depan yang indah? Aku ingin mati saja.