Setelah memeriksa Jisung, Mark akhinya keluar, wajahnya tampak lesu.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Jaemin.
"Kita sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, kondisinya semakin memburuk"
Jaemin mengusap wajahnya frustasi, mencari donor jantung tidak semudah itu, belum lagi harus mencari yang benar-benar cocok.
"Apa yang harus aku lakukan?" Lirih Jaemin.
Mark hanya terdiam, dia tidak tahu harus mengatakan apa, satu satunya jalan hanya transplantasi jantung. Dia merasa gagal menjadi dokter jika tidak bisa menyelamatkan Jisung.
"Jisung sementara harus di rawat, kita akan memantau kesehatannya disini"
Jaemin mengangguk setuju.
~~~
"Jisungie, kamu harus bertahan" Jaemin menggenggam tangan Jisung yang masih belum sadar."Lihatlah, kamu memiliki keluarga yang kamu inginkan"
"Takdir mungkin bermain-main denganmu selama ini, bahkan menyembunyikan rahasia kalau ternyata kita bersaudara" Jaemin mulai menitikan airmatanya.
"Tapi Hyung senang kalau ternyata kamu adalah adik kandung Hyung dan Jeno Hyung"
"Kamu harus bertahan untuk kita, jangan pernah menyerah, jebal" Jaemin sudah tidak bisa lagi menahan airmatanya, dia menangis. Jeno menepuk pundak Jaemin mencoba untuk menenangkannya.
Renjun pun yang sudah mengetahui semuanya tidak bisa menahan tangis menyaksikan apa yang ada di depannya, kenapa rasanya hidup tidak adil untuk Jisung. Dia tidah pernah merasakan kasih sayang orang tua sejak kecil dan kenyataan bahwa orang tuanya tidak menginginkan Jisung, membuat rasa sakit yang dirasakan Jisung benar-benar terasa sakit pula untuk Renjun.
Meskipun dia tidak memiliki hubungan darah seperti Jaemin dan Jeno, bagi Renjun, Jisung sudah seperti adiknya sendiri.
~~~
Setelah mendapat kabar kalau Jisung kembali di rawat di Rumah Sakit, Chenle datang mengunjunginya."Jie..." Lirih Chenle.
"Aku bilang kamu harus rajin olahraga"
"Lihatlah sekarang, ini karena kamu sangat malas berolahraga" Chenle terkekeh tapi airmata tanpa sadar mengalir dari kedua matanya.
"Kamu harus bertahan, aku tidak ingin kamu menyerah" Ucap Chenle.
Jisung masih belum sadarkan diri sudah dua hari Jisung terbaring tak sadarkan diri. Mark masih memantau perkembangan Jisung, sesekali Haechan pun datang menjenguk Jisung.
Semua orang kini mengkhawatirkan Jisung, doa doa telah dirapalkan berharap terbang menembus langit dan terkabul. Doa mereka sama dan satu. Ingin Jisung sembuh.
Jaemin bahkan tidak pernah meninggalkan Jisung. Begitupun dengan Jeno dan Renjun. Mereka kompak menjaga Jisung.
~~~
Jeno melihat mata Jisung perlahan terbuka."Jie..." Panggil Jeno.
"Kamu bisa mendengar Hyung?"
Jaemin segera memanggil Mark. Tidak lama Mark datang dan memeriksa Jisung.
"Jie ada yang sakit?" Tanya Mark.
Jisung hanya menggeleng lemah.
"Kondisinya stabil, dia sudah melewati masa kritisnya, tapi kita tetap tidak boleh lengah, kamu tahu apa yang aku maksud" Ucap Mark kepada Jaemin.
Jaemin mengangguk mengerti.
~~~
Sudah tiga hari sejak Jisung sadar, sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik, Jisung bahkan sering merengek minta pulang, tapi kali ini Jaemin dengan tegas menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream | Park Jisung
FanfictionApakah aku bahkan boleh memimpikan masa depan yang indah? Aku ingin mati saja.