Jisung, Jaemin dan Renjun sedang sarapan pagi bersama.
"Hyung kenapa pagi-pagi begini sudah rapih? apa Hyung akan pergi kuliah?" Tanya Jisung.
"Aniya, Hyung akan pergi ke sekolahmu"
Deg.
Jisung tiba-tiba membeku.
Bayangan-bayangan ketika dia dibully tiba-tiba terlintas dipikirannya, bagaimana dia dipukul disiksa benar-benar seperti film yang diputar dilayar, semuanya terlihat jelas.
Jisung menjatuhkan sumpit yang sedang dia pegang.
"Jisungie, wae geurae?" Tanya Renjun khawatir.
Jisung tiba-tiba merasa sesak, dia tidak bisa bernapas. Perasaan takut benar-benar menyelimutinya.
"Hhhaah" Jisung berusaha bernapas, tapi begitu sesak.
"Jisung!! kamu kenapa?" Jaemin khawatir.
Airmata mengalir, Jisung memukul dadanya, berharap rasa sesak itu pergi, tapi sia-sia. Dia benar-benar merasa sesak, dadanya terasa terhimpit.
Jisung menangis.
Menyadari itu semua, Renjun cepat memeluk Jisung.
"Gwaenchana" Renjun mengusap punggung Jisung berharap itu bisa memberikannya ketenangan.
"Semua baik-baik saja, kamu aman disini" Lirih Renjun.
Jisung masih tetap menangis. Perlahan napasnya mulai teratur.
"Kamu tidak perlu khawatir, kamu tidak akan terluka lagi Hyung janji, kami akan melindungimu"
Akhirnya Jisung menjadi tenang.
Jaemin dan Renjun tidak menyangka Jisung telah terluka sejauh ini, trauma ini mungkin tidak akan cepat sembuh.
Setelah memastikan Jisung baik-baik saja Jaemin kemudian berpamitan, sementara Renjun menjaga Jisung.
"Renjun, jika ada apa-apa hubungi aku"
Renjun mengangguk.
~~~
Jaemin sedang berada di ruang kepala sekolah.
"Selamat Pagi" Seseorang terdengar menyapanya.
"Selamat pagi, perkenalkan saya Jaemin, wali dari Jisung"
"Ah, iya, silahkan duduk Jaemin-ssi"
"Langsung saja, saya akan menuntut sekolah ini" Kata Jaemin.
"Tunggu dulu, bisakah kita berbicara baik-baik?"
"Anda meminta saya berbicara baik-baik? Apakah anda tahu apa yang terjadi dengan adik saya?"
"DIA HAMPIR KEHILANGAN NYAWANYA!!!" Jaemin menghela napasnya berusaha mengontrol emosinya.
"Kita akan selesaikan ini baik-baik"
"Tidak perlu!! saya tidak ingin membuang waktu saya, saya akan memindahkan adik saya, untuk selanjutnya silahkan berbicara dengan pengacara saya, dan jika ada hal lain yang perlu dibicarakan silahkan hubungi saya" Jaemin meninggalkan kartu namanya di atas meja.
Di kartu nama itu tertulis.
Na Jaemin.
CEO J Corp.
Kepala sekolah itu kaget bukan main, pasalnya perusahaan Jaemin bukanlah perusahaan sembarangan, itu merupakan salah satu perusahaan terbesar. Kepala Sekolah tersebut mengusap wajahnya gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream | Park Jisung
FanfictionApakah aku bahkan boleh memimpikan masa depan yang indah? Aku ingin mati saja.