04 - Bukan Manusia

414 41 0
                                    

"K-kau- Apa?!" Keira bertanya dengan nada suara yang sedikit meninggi seraya membangkitkan diri dengan pergerakan yang cukup cepat.

Ethan menengadahkan pandangan, membiarkan manik jelaganya menatap pupil mata Keira yang gemetar, balas menatap dirinya.

Ethan tersenyum. "Aku bisa menjadi apa pun untukmu."

Keira menggeleng tak habis pikir. "K-kau! Kau pasti sudah hilang ikal."

"Hampir." Ethan tersenyum lagi dengan polosnya, menunjukan bunny smile'nya yang meggemaskan. "Tapi tidak akan terjadi, karena aku sudah menemukanmu," imbuhnya.

"Tidak waras!"

Ethan mengernyitkan kening. "Itu juga hampir kualami."

Keira menggeleng lagi, tidak percaya. "Gila!"

Sungguh, sikap yang Ethan tunjukkan kali ini di hadapan Keira, sukses membuat Keira melupakan tujuan utamanya angkat suara dan menanyakan sesuatu yang berhasil mengganggu benaknya sebelumnya.

Kenyataan bahwa ia melihat dan merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan pria tampan di hadapannya itu, tak serta merta mendesak Keira untuk mencari tahu, jika Ethan tidak menunjukan bahwa dirinya bersikap serius kali ini.

Menggoda, atau mungkin mempermainkan dirinya, itulah yang Keira lihat dari bagaimana cara Ethan menanggapi pertanyaannya.

Terutama saat senyum konyol sekaligus menggemaskan mencuat di bibir indah Ethan. Senyum yang berhasil membuat Keira hampir kehilangan seluruh fokusnya.

"A-aku pergi," tandas Keira, memecah keheningan yang terjadi di sana seraya memutar tubuh dan bersiap untuk mengambil langkah.

Namun, Ethan bergerak cepat untuk menahan pergerakannya dengan cara meraih pergelangan tangan gadis itu dan menggenggamnya. "Pergi ke mana?"

Keira menundukan pandangan, menatap pergelangan tangannya yang saat itu tengah digenggam oleh Ethan, sesaat.

Sebelum akhirnya gadis cantik itu menengadahkan pandangan, mempertemukan manik hazel indahnya dengan manik jelaga Ethan. "P-pulang?"

Ethan tersenyum simpul, entah untuk keberapa kalinya malam ini. "Kau pulang bersamaku," katanya, sembari memiringkan kepala sesaat. "Kau lupa? Jika sekarang kau sudah menjadi milikku?"

Kenyataan berhasil kembali memukul keras Keira secara mental, membuatnya tersadar ... apa alasan utama sebenarnya Ethan ada di sana.

Keira menggertakkan deretan gigi rapinya sembari mengeratkan rahang dan menatap Ethan dengan tatapan tajam, menyalang ... penuh kemarahan.

"Hey. Kau tenanglah. Kau tidak perlu marah karena bibimu telah menjadikanmu jaminan untuk membayar seluruh hutang-hutangnya padaku," tandas Ethan seolah tahu pasti apa yang saat ini sedang Keira rasakan.

Keira terkekeh sinis setelah mendengar perkataan Ethan. 'Konyol. Dia memintaku tenang di saat aku tahu, bahwa bibiku sendiri telah menjualku layaknya sebuah barang?'

"Kau bukan barang."

Kedua mata Keira membola, menatap Ethan dengan keterkejutan luar biasa. 'A-apa dia baru saja menjawab pertanyaanku?'

Ethan membuang napas kasar seraya menundukan pandangannya sesaat. Kemudian, ia tidak mengatakan apa pun setelahnya.

'Benar. Tidak mungkin pria gila ini bisa mendengar suara batinku, bukan?'

Keira tersenyum simpul sembari menggeleng samar. Ia menatap Ethan dengan pupil matanya yang gemetar, menunjukan kesenduan.

Ethan tiba-tiba terkekeh dan menyisir surai hitamnya ke belakang, menggunakan jemari tangannya yang jenjang. "Aku bukan pria gila, kau tahu?"

Through Your Veins | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang