37 - Nyonya Stewart

293 23 0
                                    

Empat tahun kemudian ....

"Semoga kau tidak menyesali keputusanmu." Ethan bergumam pelan sembari menatap nanar langit biru cerah di atas sana.

Vampir tampan itu saat ini tengah berada di balkon dari ruang kerjanya. Ia berdiri sembari menyandarkan tubuh ke trali besi yang menjadi penghalang batas balkon lantai tiga Mansionnya tersebut.

"Aku harap kau bahagia dengan keputusanmu," gumamnya lagi.

Ethan meremat gemas telapak tangan dan jemarinya yang bertaut antara satu dengan yang lainnya. Ia kemudian menundukan pandangan sembari membuang napas kasar.

"Tentu saja aku tidak menyesalinya, dan aku sangat bahagia dengan itu."

Sedikit terhenyak, tubuh Ethan agak terlonjak bukan hanya karena ia mendengar seseorang menimpali perkataannya, tapi juga karena saat ini ia merasakan ada seseorang yang memeluk dirinya dari arah belakang.

"Kau mengagetkanku." Membuang napas kasar, Ethan memutar tubuh, menghadap seseorang yang tengah memeluk dirinya, lantas tersenyum senang. "Sejak kapan kau ada di sini, Nyonya Setawrt?"

Wanita cantik yang ia panggil Nyonya Stewart itu tersenyum senang sembari mengernyitkan hidung. "Sejak awal. Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

Ethan mengusap lembut puncak kepala wanita cantik di hadapan yang menjadi lawan bicaranya itu. "Tidak ada. Hanya sedang suntuk saja, jadi aku mencari udara segar di sini."

"Apa kau sedang merindukan manusia lemah itu lagi? Gadis cantik bernama Keira Nelson itu?"

Terkekeh kecil sesaat, Ethan kemudian melingkarkan kedua lengannya di area pinggang wanita yang telah meledek gadis kesayangannya itu, memeluknya dengan erat. "Hemmm. Aku sangat ... merindukannya. Aku harap, kau tidak marah."

Si wanita berdecih kesal. "Lupakan dia. Dia sudah tiada."

"Aku tidak bisa. Kau tahu aku sangat mencintainya. Aku tidak bisa melupakannya begitu saja." Ethan mengakhiri perkataannya dengan sebuah senyum simpul.

"Tapi kau sudah memilikiku sekarang. Aku Nyonya Stewart, wanita kesayanganmu. Jadi kau harus melupakannya."

Ethan membuang napas kasar seraya memutar bola matanya jengah. Namun, ia tidak membiarkan senyum di bibir ranumnya memudar. "Berhentilah bergurau. Kau tahu itu tidak akan pernah aku lakukan sampai kapan pun."

"Aku tidak sedang bergurau." Wanita yang menjadi lawan bicara Ethan menatap Ethan dengan tatapan tajam. "Kau sudah memilikiku, Nyonya Keira Stewart ... jadi lupakan gadis lemah bernama Keira Nelson itu," imbuhnya.

Ethan terkekeh kecil, kemudian mencubit gemas ujung hidung Keira. "Aku lebih mencintai manusia lemah bernama Keira Nelson itu, daripada Nyonya Stewart ini," gumamnya, menggoda.

Keira tersenyum dengan pipinya yang merona. Ia tersipu. "Hentikan itu. Jangan buat aku menyesal karena telah memilih untuk tetap tinggal di sampingmu dan menepati janjiku padamu."

Mempererat pelukan pada tubuh sang istri, Ethan membuat tubuh mereka saling bertekanan, memastikan tidak ada barang seincipun jarak yang memisahkan. "Kau yang memulai segalanya."

Keira berdecih pelan. "Baiklah. Maaf. Kau puas?"

Tersenyum senang, Ethan mengecup sayang puncak kepala sang istri. "Bukan hanya puas, aku juga bahagia, karena akhirnya ... aku bisa memilikimu seutuhnya."

"Eummm, Ethan?"

"Hemmm?"

Keira melirik Ethan sekilas, syarat betul akan keraguan. "Kenapa kau tidak melepaskanku saja? Membiarkanku pergi untuk selamanya empat tahun yang lalu. Maksudku ... kau secinta itu padaku, sampai kau hanya menginginkanku saja untuk menjadi teman hidupmu?"

Through Your Veins | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang