05 - Penyakit Keira

459 39 0
                                    

Ethan sudah tiba di kediamannya. Bukan rumah, malainkan sebuah mansion yang luar biasa megah bak sebuah istana dan dipenuhi dengan kesan mewah.

Saat ini, Ethan sedang bersama Keira, di sebuah kamar yang terlihat didominasi oleh warna pastel, perpaduan antara cream dan baby pink yang cantik.

Seolah sudah sedari jauh-jauh hari, Ethan menyiapkan kamar tersebut untuk seseorang, hingga pada saat kamar itu akan ditempati, ia hanya tinggal menyuruh asisten rumah tangganya untuk sedikit merapikannya.

Ethan duduk di tepian tempat tidur dengan pandangan tertunduk, menatap gadis cantik yang ada di sampingnya, tengah tertidur pulas.

Bibir tipis Ethan merenggang, mengulas senyum hangat kala ujung jemari tangan jenjangnya ia gunakan untuk mengusap anak rambut yang menutupi kening gadis cantik di sampingnya itu. "Semakin cantik," gumamnya.

Ethan kemudian membungkukan setengah tubuhnya dan mendaratkan sebuah kecupan manis di kening Keira seraya memejamkan pelupuk matanya sesaat.

Senyuman itu kembali terpatri, kala manik jelaga Ethan gemetar, bergerak acak, menatap wajah cantik Keira dalam jarak yang begitu dekat. "Ada banyak hal yang harus aku cari tahu tentangmu."

Ethan mengusap lembut puncak kepala Keira, penuh kasih. "Untuk sekarang, tidurlah dengan pulas. Aku harus pergi menemui Gerald."

Ethan kembali mendaratkan kecupan lembut penuh arti di kening Keira, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menegakkan posisi duduknya.

Menatap wajah cantik Keira dengan tatapan sendu beberapa saat, lalu membangkitkan diri dari duduknya dan berniat untuk pergi meninggalkan gadis itu di sana, agar bisa beristirahat.

Ethan mengambil langkah dan bergerak dengan sangat hati-hati, sembari sesekali melirik ke arah Keira, hanya untuk memastikan bahwa tidur gadisnya itu sama sekali tidak terganggu.

Ethan tersenyum manis untuk terakhir kalinya kala ia sudah membuka pintu dan berdiri di luar, bersiap untuk menutup pintu kamar yang Keira tempati itu rapat-rapat.

Begitu dirinya berbalik, mendapati ada beberapa ajudan yang berjaga di depan salah satu pintu yang terletak di ujung koridor, raut wajah Ethan yang semula menunjukan kelembutan, seketika berubah tiga ratus enam puluh derajat, menjadi begitu dingin, beraura gelap dan mengintimidasi.

Duality yang begitu sempurna, hingga tidak ada satupun yang mungkin bisa percaya, bahwa sebenarnya ... Vampir tampan itu memiliki sikap lembut, kecuali Gerald.

Kenyataan bahwa Ethan memang sering kali bersikap lembut, bertingkah konyol dan seringkali merengek, hanyalah di hadapan Gerald, jika sedang di kediaman mereka.

Dari sekian banyaknya orang yang ia pekerjakan di mansion megahnya itu, hanya Gerald saja yang tahu, jika Ethan memiliki sisi lain, selain sisi dingin dan mengintimidasi.

Ethan tidak ingin membuang banyak waktu. Ia bergegas, berjalan menuju rumah yang dijuluki sebagai Black House, untuk menemui Gerald di sana.

Semua ajudan yang ia lewati membungkuk hormat, sementara ia ... hanya berjalan saja tanpa memperdulikan apa pun yang terjadi di sekitarnya.

Hanya melangkah, semua pintu yang akan ia lewati, sudah ada yang membukakan. Ia hanya perlu fokus pada tujuan.

"Jadi ... siapa gadis yang kau bawa itu? Kenapa kau langsung setuju begitu saja pada penawaran Stella saat kau melihat dia?"

Gerald mencerca Ethan dengan pertanyaan yang sedari tadi memang sudah mengganggu benaknya, manakala ia melihat Ethan, memasuki pintu utama dari rumah yang dijuluki Black House tersebut.

Through Your Veins | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang