27 - Pecahnya Tangisan Keira

163 28 0
                                    

Tentu apa yang Keira katakan, sukses membuat senyum yang masih terpatri di bibir penuh Calvin, seketika memudar. Ia menatap Keira dengan tatapan kecewa, bersamaan dengan wajahnya yang menunjukan bahwa dirinya benar-benar terluka.

Reaksi yang Calvin tunjukan tersebut, sukses menggiring sebuah senyum senang dari kepuasan, terpatri dengan sempurna di bibir milik Ethan.

Keira yang saat itu masih menatap Calvin pun, terkekeh dengan lugunya. "Kak Calvin, aku hanya bercanda. Jangan marah. Jika Ethan bersikap arogan dan kasar padamu, maka katakan saja padaku. Aku akan memukul pantatnya dengan sebuah sapu, sampai dia bersedia minta maaf padamu, okay?"

Keira mengedipkan pelupuk mata sebalah kirinya sambil tersenyum dengan begitu manisnya.

Melihat bibir Calvin kembali merenggang, mematrikan senyuman ... Ethan buru-buru menoleh ke arah Keira, menatap gadis itu dengan matanya yang melotot, tidak percaya.

Merasakan ada sepasang mata yang menyorot ke arahnya, Keira memutuskan untuk menoleh ke arah Ethan. "Apa?"

Ethan terkekeh sinis sekilas, tanpa mengalihkan pandanganya dari wajah cantik Keira. "Apa kau gadis yang sama, dengan gadis yang beberapa saat yang lalu terbaring lemah dan tidak sadarkan diri di sini?"

Kening Keira mengernyit samar. Ia kemudian mengangkat telapak tangan sebelah kanannya yang saat itu masih berada dalam genggaman tangan Ethan. "Butuh bukti lain, jika aku masih gadis yang sama?"

Calvin tersenyum puas. Meskipun ini bukan kali pertamanya melihat Ethan mati kutu di hadapan Keira, tapi tetap saja ... sensasinya masih saja sama. Sama-sama menyenangkan.

Ethan berdehem singkat. "Baiklah. Lupakan soal itu. Sekarang jawab pertanyaanku. Apa yang sebelumnya ingin kau katakan? Apa kau membutuhkan sesuatu?"

Mulut Keira sedikit menganga. "Ah benar. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Apa yang tadi Gerald lakukan di ruang bawah tanah pada bibi'ku?"

Calvin yang mengerti apa maksud dari pertanyaan yang Keira katakan, membulatkan matanya. Raut wajahnya terlihat begitu terkejut. 'Hey! Apa kau membiarkan Keira pergi ke ruangan bawah tanah ... tempat kau menyimpan sandra-sandramu?' ia bertanya pada Ethan melalui suara batinnya.

Ethan yang sempat tertegun mendengar pertanyaan yang sebelumnya Keira katakan pun, akhirnya memberi respon sebuah gelengan kepala pada pertanyaan yang Calvin sampaikan, tanpa sedikitpun mengalihkan atensinya dari Keira.

"Apa kau melihat segalanya?"

Keira membuang napas kasar. "Tampan tapi bodoh," hardiknya. Gadis cantik itu kemudian tersenyum. "Aku tidak akan bertanya padamu, jika aku melihatnya. Aku hanya mendengarnya. Aku mendengar bi Stella kesakitan dan meminta pertolongan, lalu-"

Gadis itu menjeda perkataannya seraya meluruskan pandangan, memutuskan kontak mata antara dirinya dan Ethan. Ia kemudian membiarkan benaknya bekerja lebih keras, memikirkan apa saja yang telah ia dengar sesaat sebelum dirinya benar-benar kehilangan kesadaran.

"K-karena aku tahu, j-jika Ethan saat ini memiliki gelang milik K-Keira. Ak-"

"Gelang i-itu adalah gelang pemberian neneknya Keira, dulu. Pemberian ibu dari k-kakak iparku."

Sebagian kecil dari apa yang ia dengar sebelumnya, berhasil Keira ingat, meskipun hanya sama-samar, karena saat itu ... dirinya benar-benar berada dalam kondisi hampir kehilangan kesadaran.

Keira dengan cepat menoleh ke arah Ethan, setelah samar-samar benaknya berhasil mengingat inti perkataan yang ingin sekali ia tanyakan saat ini pada Ethan.

"Bibi'ku bilang, kau memiliki gelang milikku. Gelang yang dulu nenekku berikan pada ibuku. Apa itu benar?" Keira menggeleng samar. "Aku sama sekali tidak perduli apa yang sudah terjadi pada bi Stella, jika pun Gerald membunuhnya, aku sama sekali tidak perduli, karena dia memang pantas mendapatkan ganjaran dari setiap apa yang telah ia lakukan."

Through Your Veins | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang