"Paman, apa Paman benar-benar tidak keberatan jika Ethan menikahi seorang manusia?" Dean bertanya pada Nathen yang saat itu duduk saling berhadapan dengannya.
Dean, Nathen, Andrew dan Gerald saat ini sedang berada di ruang keluarga - lantai dua dari Black House, bersebelahan tepat dengan kamar milik Gerald yang tengah ditempati Keira.
Mereka duduk di sana, di sofa yang berjajar, melingkari sebuah coffee table persegi berukuran sedang. Dean dan Andrew duduk berdampingan, sementara Nathen berdampingan dengan Gerald, saling bersebrangan dengan sofa yang Dean dan Andrew duduki.
Nathen terkekeh kecil setelah mendengar apa yang Dean tanyakan saat itu. "Kau sudah menanyakan hal itu lebih dari sepuluh kali, dan jawabannya akan tetap sama, Dean. Aku ingin putraku bahagia."
"Paman bisa mengabaikan vampir pendek ini, jika paman mau," sarkas Andrew seraya melirik sinis ke arah Dean.
"Tapi sungguh, Yang Mulia ... aku pikir, anda akan memaksa Ethan menikahi seorang gadis dari keturunan vampir berdarah murni sepertimu, agar takhta'mu bisa kau alihkan padanya dan juga kerturunannya," tandas Gerald, ikut menimpali.
Nathen tersenyum. Ia menoleh ke arah Gerald. "Aku tidak mungkin membiarkan putra sah ku satu-satunya, ikut merasakan apa yang aku rasakan di masa lalu, karena keputusanku untuk mematuhi apa yang kedua orangtuaku perintahkan, nyatanya membuatku dihantui rasa bersalah hingga sekarang."
Gerald mengernyitkan kening, keheranan. "Maksud, Yang Mulia?"
Nathen tersenyum lembut, sekilas. "Terlalu panjang untuk kuceritakan. Mungkin kau bisa mendengar kisahku lain waktu, Gerald."
***
"Calvin ... Keira akan baik-baik saja, bukan?" Ethan bertanya seraya menengadahkan pandangan, menoleh ke arah Calvin yang saat itu sedang mendudukan dirinya di sofa yang ada di salah satu sudut kamar Gerald.
Sementara Ethan ... dirinya saat ini tengah duduk di tepian tempat tidur, tepat di samping tubuh Keira yang masih berbaring, tak sadarkan diri.
Calvin memutar bola matanya malas. "Ya ampun! Bukankah aku sudah mengatakan padamu berulang kali, jika Keira saat ini memang baik-baik saja? Dean juga mengatakan, bahwa Keira sebelumnya sudah diperiksa oleh ayahmu." Calvin berdesis kesal. "Aku heran, bagaimana bisa kau meragukan kemampuan Raja," imbuhnya sembari menatap Ethan dengan tatapan tak habis pikir.
Ethan menundukan pandangannya, menatap wajah pucat Keira untuk beberapa saat. "Aku hanya khawatir pada Keir, Pak Dokter."
"Tidak. Kau bukan khawatir. Kau itu keras kepala. Dasar vampir idiot!" Nada suara Calvin semakin meninggi di penghujung kalimat.
Sungguh, Calvin sudah benar-benar jengah menghadapi Ethan yang terus menerus menanyakan keadaan Keira pada dirinya semenjak ia terjebak di sana, karena vampir tampan bernama Ethan Stewart itu tidak membiarkan dia pergi ke manapun. Setidaknya ... tidak sampai Keira sadarkan diri dan Ethan percaya, bahwa Keira benar-benar baik-baik saja.
"Calvin, kau berisik sekali," protes Ethan, sedikit memutar balikan fakta.
Ia menoleh lagi ke arah Keira sembari menggenggam salah satu telapak tangan mungil gadis itu, memberikan usapan lembut berkala di sana, di punggung tangan gadisnya, menggunakan ibu jari tangannya yang besar.
Calvin berdesis geram sembari memelototkan kedua matanya. Ia sangat ingin sekali memaki, melontarkan sumpah serapah sebanyak mungkin pada Ethan, karena telah benar-benar menguji kesabaran yang ia miliki.
Vampir yang berpropesi sebagai dokter itu membuang napas kasar seraya melemaskan otot bahunya. "Bagaimana pertemuan dengan ayahmu? Apa berjalan lancar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Through Your Veins | Completed
RomansaEthan Stewart tidak pernah mengira, jika pada malam di mana dirinya sudah membulatkan tekad akan memberi pelajaran berarti terhadap seseorang yang selalu mengingkari janji, ia dipertemukan dengan Keira Nelson yang tidak lain merupakan gadis yang mem...